04. Beauty and a beat

7 3 0
                                    

Show you off, tonight I wanna show you off.

Bait pertama lirik lagu lolos keluar dari bibir sang penyanyi membuat nafas Aurel tercekat dan seketika berhenti menghirup udara. Pasokan oksigen Aurel tiba tiba menipis. Batinnya bersuara,

"Suara itu ..."

Aurel sedikit memutar tubuhnya menghadap ke samping. Kini matanya mengakses seseorang yang sedang memejamkan mata sembari memetik senar per senar pada gitar dan terduduk manis dikursi khusus vokalis.

What you got, a billion could've never bought.
We gonna party like it's 3012 tonight.
I want to show you all the finer things in life.
So just forget about the world, be young tonight.
I'm coming for ya, I'm coming for ya.

Cause all I need is a beauty and a beat.
Who can make my life complete.
It's all 'bout you, when the music makes you move.
Baby do it like you do.
Cause you're.

Body rock, girl, I can feel your body rock.
Take a bow, you're on the hottest ticket now.
We gonna party like it's 3012 tonight.
I wanna show you all the finer things in life.
So just forget about the world, be young tonight.
I'm coming for ya, I'm coming for ya.

In time, ink lines, bitches couldn't get on my incline.
World tour, it's mine, ten little letters and a big sign.
Justin bieber, you know I'mma hit 'em with the ether.
Buns out, weiner, but I gotta keep an eye out for Selener.
Beauty, beauty and the beast.

Beauty from the east, beautiful confessions of the priest.
Beast, beauty from the streets, we don't get deceased.
Every time Beauty on the beats.

Body rock, girl, I wanna feel your body rock.
(Yeah, yeah, yeah, Let's go, Let's go)

Jadi, suara merdu dicafe setahun yang lalu adalah suaranya? Sungguh sesuatu yang tak pernah Aurel duga dan bayangkan. Sebulir air mata haru bercampur bahagia turun menyusuri pipi manisnya saat Aurel memejamkan kedua kelopak matanya.

Elusan halus di pipinya membuat Aurel kembali membuka matanya, Dicky berjongkok didepannya dengan tangan kekarnya yang bertengger dipipi Aurel, menghapus serta menghilangkan jejak air mata Aurel.

"Kenapa nangis?"

Aurel menggelengkan kepalanya kemudian membenamkan wajahnya dicerukan leher Dicky. Membiarkan air sebening embun membasahi kaos sang kakak.

"Kita pulang ya?"

Aurel kembali menggelengkan kepalanya. "Aurel pengen pudding mangga."

Mendengar jawaban Aurel, Dicky mencubit pelan lengan sang adik. Sungguh, adeknya ini benar benar meresahkan, menangis secara tiba-tiba membuat hati Dicky ketar ketir khawatir dan berpikir yang tidak tidak. Eh ternyata ... ah sudahlah.

"Sakit," eluh Aurel menunduk membuat beberapa anak rambut jatuh menutupi wajahnya sembari meniup-niup lengannya yang sudah sedikit memerah.

Dengan gemas, Dicky meraih lengan Aurel dan mencium lengan sang adik yang baru saja dicubitnya kemudian berkata, "dah, sembuh."

"Heh!" sentak Aurel, tangannya yang bebas menepuk keras pundak sang kakak kemudian matanya melirik Queensa yang sudah terkekeh geli.

"Kenapa? Digituin kan biar sembuh dek."

Aurel memajukan bibirnya. "Yakan nggak gitu juga, yang ada bukannya sembuh malahan Aurel malu!"

Aurel menutup mukanya dengan kedua tangannya membuat Dicky mengerutkan alis heran.

Don't Worry, I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang