Setelah beberapa jam menempuh perjalanan, akhirnya Sungjae dan kedua orang tuannya telah sampai dikediaman mereka di Yongin. Sesampainya di rumah saat Sungjae akan merebahkan tubuhnya di sofa, tiba-tiba saja ada yang memeluknya dari belakang sangat erat.
Beberapa saat Sungjae terdiam mematung ditempat, menerka nerka siapakah gerangan yang tiba-tiba saja memeluknya dari belakang. Karena dirumah hanya diisi oleh kedua orang tuannya saja. Kalau kakaknya menurut Sungjae tidak mungkin, karena setaunya kakak satu-satunya itu sedang berada diluar negeri. Jika neneknya pun itu sangat mustahil, karena jika dilihat dari tangan yang memeluk Sungjae tidak terlihat kalau itu adalah tangan seorang nenek melainkan seorang gadis.
"Sungjae-ya bogoshipeoseo," gumam gadis yang memeluk Sungjae.
Sungjae mendengarnya hanya terdiam mengingat-ingat siapa pemilik suara tak asing bagi Sungjae. Sembari mengingatnya, Sungjae juga menatap kedua orang tuanya yang tersenyum melihat kedua anak muda didepannya dengan pandangan bertanya.
Merasa tidak menemukan jawaban dari kedua orang tuanya, Sungjae segera berbalik untuk melihat siapakah yang memeluknya dari belakang. Setelah berbalik betapa terkejutnya Sungjae yang melihat seorang gadis yang sudah lama sangat ia rindukan. Tanpa menunggu waktu lama lagi, Sungjae segera memeluknya erat dan juga dibalas tak kalah erat oleh gadis itu.
"Noona bogoshipeo... jinjja bogoshipeoseo," ucap Sungjae dengan suara serak menahan tangisnya, betapa rindunya Sungjae dengan gadis itu.
"Nado.. nado bogoshipeoseo. Aigoo.. adikku sudah dewasa sekarang, kau terlihat sangat gagah dan tampan," balas gadis itu yang ternyata adalah kakak perempuan satu-satunya Sungjae.
"Kapan noona datang?" tanya Sungjae, karena setaunya kakaknya ini berada di luar negeri dan akan pulang akhir tahun nanti.
"Dua hari lalu noona sampai Korea. Noona secepatnya menyelesaikan pekerjaan disana yang seharusnya selesai minggu depan, agar noona bisa menyambut kepulangan dongsaeng kesayangan noona ini dari militer," jelasnya pada Sungjae.
"Oh iya, noona punya hadiah untukmu. Tunggu sebentar," lanjutnya meninggalkan Sungjae diruang sendirian karena orang tuanya sudah pergi dari ruang tamu meninggalkan putra-putrinya melepas rindu.
Sambil menunggu noona nya, Sungjae mendudukkan tubuhnya disofa dan melihat-lihat interior rumahnya yang sama sekali tidak berubah dari beberapa tahun lalu. Banyak sekali kenangan yang tersimpan dirumah tempatnya dibesarkan itu.
Tak lama, noona nya keluar kamar dengan sebuah kotak ditangannya.
"Sungjae-ya, ini untukmu. Noona harap kau suka," ucapnya tersenyum dan memberikan hadiahnya yang dipersiapkan untuk adiknya itu.
"Bukalah," lanjutnya.
Menerima hadiah dari noona nya, Sungjae segera membuka bungkusan kotak itu. Setelah terbuka semua, Sungjae tertegun dengan isi dari kotak itu seperti mengingkatkan pada kenangan dimasa lalunya.
Untuk menutupi rasa terkejutnya, Sungjae tertawa dan mengeluarkan hadiah tersebut dari kotaknya.
"Wahh noona.. ini bagus sekali. Tapi, ini kailnya pake tangan kanan," seru Sungjae "Tapi terimakasih banyak noona, aku punya dua benda seperti ini dari dua orang berharga juga hehehe," lanjutnya.
"Ooh mianhae.. noona kira kau memancing dengan tangan kanan," ucap noona merasa bersalah "Oh, kau bilang tadi dua benda dari dua orang berharga? Siapa yang kau maksud? Noona dan siapa? Cepat katakan pada noona," lanjutnya mencerca pertanyaan pada Sungjae yang merasa janggal dengan pernyataan adiknya.
Sungjae yang menyadari apa yang telah tidak sadar ia katakan, kembali tertegun mendengar pertanyaan noona nya.
"Huh? aku tadi memang mengatakan apa?" ucap Sungjae malah kembali bertanya pada noona nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAND BY ME || BTOB
FanfictionKetika kau terjebak dengan rasa yang sulit untuk diungkapkan. #3 in Sungjae (30 Mei 2022) #1 in Peniel (2 Juli 2022) #7 in Cube (31 Juli 2022) #1 in Changsub (12 Juli 2022) #1 in Hyunsik (22 Agustus 2022) #5 in Ilhoon (19 September 2022)