Dua orang pria itu berjalan penuh dengan tanda tanya yang memenuhi pikirannya atas apa yang baru saja mereka dengar. Berhenti tepat di hadapan kedua wanita yang mendengarkan penjelasan dari dokter beberapa saat lalu. Sedangkan kedua wanita itu berusaha mengalihkan pandangannya.
"Apa yang baru saja kami dengar itu benar?" tanya pria bernama Eunkwang itu lirih.
"Aku bertanya pada kalian, Irene-na, Wendy-ah?" lanjut Eunkwang kembali bertanya dan dijawab anggukan oleh keduanya.
Minhyuk yang datang bersama Eunkwang dengan sigap meraih tubuh Wendy yang tiba-tiba hampir tumbang.
"Duduklah," ujar Minhyuk menuntun Wendy pada kursi yang tak jauh dari mereka.
Irene melirik Wendy sebentar setelannya ia berjalan memasuki ruang rawat Seulgi.
"Eonnie, kendalikan dirimu," ujar Wendy menatap Irene sendu, namun Irene hanya menatapnya sekilas dan melanjutkan langkahnya.
Irene berjalan pelan menuju brankar Seulgi dimana sang empu belum sadar dari pingsannya. Irene menggeser kursi untuk lebih dekat lagi dengan Seulgi, meraih tangan wanita yang sudah seperti adiknya itu dan menggenggamnya lembut.
Tatapannya beralih pada perut Seulgi yang terlihat sedikit membuncit. Irene juga merasa bahwa kini Seulgi memiliki tubuh yang lebih berisi dari sebelumnya. Bagaimana mereka tidak menyadarinya? Apa karena Seulgi selalu memakai pakaian dengan ukuran besar, maka dari itu tidak ada yang menyadari perubahan pada tubuh Seulgi. Yang mereka tahu, beberapa waktu terakhir Seulgi sering mengeluhkan bahwa dirinya cepat merasa lelah.
Namun yang menjadi pertanyaan Irene kini adalah, siapa ayah dari anak dalam kandungan Seulgi? Apakah Seulgi telah menikah? Jika Seulgi menikah, ia pasti akan memberitahu para membernya. Dan Irene yakin bahwa Seulgi tidak akan melakukannya tanpa adanya ikatan pernikahan.
Ditengah banyak pertanyaan yang menumpuk di kepala Irene, tiba-tiba merasakan suatu gerakan dari tangan Seulgi. Dengan segera ia menatap wajah Seulgi yang menunjukkan bahwa wanita itu akan siuman. Dan dugaan Irene benar, Seulgi telah siuman dan ia berniat untuk memanggil dokter namun tangannya ditahan oleh Seulgi.
Irene menatap Seulgi dengan raut datarnya yang sering ia tunjukkan. Seulgi berusaha untuk bangun dari tidurnya, dengan cepat Irene menahan lengan Seulgi bermaksud untuk tetap berbaring namun mengatur brankar Seulgi agar sedikit lebih tinggi untuk bersandar.
"Mianhae eonni, jinjja mianhae," ujar Seulgi lirih dan mengusap air matanya yang keluar begitu saja.
"Selama itu kau menyembunyikan hal ini dari kami, Seulgi-ya," lirih Irene sendu tanpa menjawab permintaan maaf Seulgi.
"Ingin marah, tapi untuk apa juga aku marah? Kau sudah bukan remaja lagi, kau tahu mana yang benar dan mana yang salah. Tapi jujur saja aku tidak habis pikir, kenapa kau melakukan ini. Apa kau sudah menikah?" lanjut Irene mengeluarkan isi kepalanya dan berusaha untuk tidak membuat Seulgi tertekan.
Mendengar ucapan yang keluar dari Irene, bukannya menjawab Seulgi hanya menangis menundukkan kepalanya. Ingin sekali Seulgi mengatakan yang sebenarnya pada kakaknya itu, tapi apalah daya ia sudah berjanji untuk tidak mengatakan apapun sebelum pria yang dicintainya itu menyetujuinya.
Bukan bermaksud membuat sang pria terlihat jahat, tetapi itulah kesepakatan keduanya sejak hubungan mereka dimulai.
"Aku tidak bisa mengatakannya eonnie. Mianhae," jawab Seulgi tambah menundukkan kepalanya.
"Tidak bisa mengatakan apa?" celetuk Wendy yang tiba-tiba berada di belakang Irene, entah sejak kapan ia masuk ruang rawat Seulgi.
"Apakah pria itu tidak mau bertanggung jawab?" tanya Eunkwang pelan tak ingin Seulgi tersinggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAND BY ME || BTOB
FanfictionKetika kau terjebak dengan rasa yang sulit untuk diungkapkan. #3 in Sungjae (30 Mei 2022) #1 in Peniel (2 Juli 2022) #7 in Cube (31 Juli 2022) #1 in Changsub (12 Juli 2022) #1 in Hyunsik (22 Agustus 2022) #5 in Ilhoon (19 September 2022)