Karina dengan pakaian serba hitam dan maskernya, menatap museum yang sangat gelap dan sepi."Kemarin gue liat ada alat sensor yang ngarah ke tempat Chip. Alatnya pasti aktif pas malem atau pas museum lagi tutup gini." Jelas Giselle sembari memasang sarung tangannya.
Karina menghela nafas, "ada yang mencoba buat jadi pintar ternyata."
Giselle tertawa menanggapi ucapan Karina, karena menurutnya sepintar-pintarnya para penjaga museum memasang alat keamanan entah itu terlihat atau tidak, tetap tidak akan lepas dari mata elang milik Giselle.
"Ayo," ucap Karina lalu memasang tudungnya, membuat dirinya terlihat sedikit tak kasat mata berkat bantuan alat yang diciptakan olehnya sendiri.
Hebat bukan?
Giselle dan Karina sama-sama berpencar, kali ini Giselle kembali yang akan mengambil chip tersebut. Sementara Karina akan memasang sesuatu supaya jejak mereka tidak membekas sedikit pun disini.
Gadis itupun mengambil laptopnya untuk memeriksa CCTV lewat alat nyamuk yang kemarin dia kirimkan kesini. Karina melihat keadaan sekitar, matanya membulat ketika melihat salah satu penjaga disana sedang berpatroli.
"Sel, ada penjaga yang lagi patroli, dia jalan ke arah lo." Ucap Karina lewat airpodsnya.
Giselle reflek menoleh, benar saja ada seorang penjaga. Gadis itu dengan cepat bersembunyi diantara celah dinding yang ada.
Penjaga itu berkeliling melewati chip tersebut, hampir saja senter yang dibawa olehnya menunjuk ke arah tempat Giselle bersembunyi. Setelah beberapa menit, penjaga itupun pergi menyisakan Giselle yang bernafas lega.
"Hampir aja," gumam gadis itu.
"Lo bawa alatnya, kan?" Tanya Karina yang tengah memeriksa pergerakan Giselle.
"Bawa,"
"Syukur, gue kira lo gak bawa. Gue ngabisin waktu semaleman buat bikin itu."
Giselle tertawa kecil, lalu memakai sebuah kaca mata yang dimaksud oleh Karina tadi. Ini bukan sekadar kaca mata, kaca mata ini bisa mendeteksi keamanan tak kasat mata yang biasa ditaruh ditempat seperti museum.
Bahkan sekarang Giselle dapat melihat alat sensor merah yang jika dikenai sedikit saja akan membunyikan alarm keamanan.
"Lo udah nutupin CCTV-nya kan, Rin?"
"Ofc, udah."
Giselle mengambil nafas panjang, meregangkan otot-otot badannya seraya berkata, "let's go!"
Gadis itu melompat menghindari alat sensor tersebut, bergerak dengan cepat seperti sedang melakukan senam ritmik yang biasa ia lakukan.
Ketika telah melewati alat sensor tersebut, Giselle tersenyum senang. "Too easy."
Di seberang sana Karina tengah mencoba untuk membobol kunci yang menyimpan chip tersebut, chip itu disimpan disalah satu kotak kaca dengan kunci digital.
"Udah gue buka kuncinya, lo hati-hati ngambilnya. Di atas kotak itu juga ada laser hijau yang bisa deteksi gerakan mata dari chip itu."
"Terus, gue harus gimana?" Tanya Giselle
"Pake eye-spray yang gue kasih ke lo, spray ke laser itu dan efeknya bakal berlangsung buat beberapa menit."
"Okey."
Sesuai yang diberitahu oleh Karina, giselle menyemprotkan eye-spray tersebut. Eye-spray ini bertujuan untuk menutupi gerakan yang dibisa dilihat oleh mata, dengan begini tanagan Giselle tidak akan terlihat.
Gadis itu mengambil chip tersebut hati-hati, matanya melirik kesana-kemari, takut jika mendadak ada penjaga patroli yang datang.
Tak lama Giselle bernafas lega setelah mengambil chip tersebut, gadis itu pun meltakan sebuah chip palsu berbentuk hologram agar tidak ada yang sadar jika chip tersebut telah ddicuri.
"Mission clear!"
Karina tersenyum mendengar Giselle, "oke. Ayo keluar, pastiin hati-hati, ada beberapa penjaga yang lagi jalan dipilar."
"Lo juga, Rin. Gue denger suara langkah kaki disana."
"Eh?" Karina reflek berdiri dan tak sengaja menyenggol salah satu lukisan sampai lukisan tersebut jatuh membuat atensi penjaga yang ada disana tertoleh ke arahnya.
"PENCURI!!" Teriak penjaga tersebut membuat penjaga lainnya berlari ke arah tersebut.
"Sial," umpat Karina lalu berlari dari sana dengan cepat.
"Berhenti!" Seru salah satu penjaga.
"Lo keluar duluan!" Seru Karina pada Giselle.
"Lah terus lo gimana anjir?!" Tanya Giselle panik.
"Gue gakpapa, lo tungguin aja diluar deket stasiun. Gue cuma sebentar."
Karina dengan cepat mematikan airpodsnya, sementara Giselle disebrang sana mau tak mau langsung keluar ketika melihat tidak ada penjaga sama sekali.
Karina sendiri tengah berlari seraya menembak para penjaga tersebut. Dia menembak menggunakan pistol yang akan membuat orang tersebut pingsan, tidak mati.
Sampai gadis itu bahkan tidak sadar jika dia menabrak salah satu kotak kaca besar berisi laser sampai kaca tersebut pecah dan mengenai telinganya, membuat telinganya berdarah.
Karena itu pula, Karina menyemprotkan spray biasa yang membuat tempat tersebut penuh dengan kebulan asap dan berlari dari sana melewati kaca yang sengaja ia pecahkan.
Ini salah satu rencana lari terbaik menurutnya.
Sesampainya dia dibawah, gadis itu memegang telinganya yang masih berdarah. "Sial, gara-gara kaca itu."
Karina pun segera berjalan dengan cepat ke arah dekat stasiun, tempat dimana Giselle berada. Ya setidaknya misinya berhasil walau harus ketahuan oleh penjaga museum.
Dan Karina yakin dia meninggalkan salah satu jejak, entah itu apa, dia lupa.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm The Stealer! [✓]
FanfictionPuncaknya ketika semua orang dihebohkan oleh berita menghilangnya Belrixa Diamond secara misterius kemarin malam, tanpa jejak bahkan tanpa adanya kejanggalan sedikitpun. Beberapa orang percaya bahwa Berlian tersebut dicuri oleh seseorang, tapi ada...