10] Cek Sistem

204 45 0
                                    


"Kita kesini buat liat-liat sistem keamanannya juga kan, Rin?" Tanya Giselle yang diangguki oleh Karina.

"Kan biasanya juga kayak gitu," balas Karina.

Karina mengaktifkan salah satu alat CCTVnya, 3 buah nyamuk yang dia kirim untuk mengecek berapa banyak dan dimana saja sistem keamanan berada.

"Lo liat-liat aja dulu, nanti kita kumpul lagi disini. Gue mau ngecek chipnya." Giselle mengangguk lalu pergi.

.

Karina tersenyum samar, gadis itu kini sudah berada ditempat chip itu disimpan. Sama halnya seperti beberapa barang berharga lainnya di museum, chip ini juga sudah ditonton oleh jutaan orang.

Tapi anehnya tidak ada yang mengambil chip berharga itu, aneh sekali bukan?

"Mungkin mereka pikir ini cuma chip biasa, tapi siapa sangka kalo Professor itu bikin suatu sistem luar biasa di chip itu. Dan itu yang gue butuhin."

Beberapa menit kemudian, Karina mengecek layar handphonenya. Melihat bagaimana para nyamuk CCTVnya mendapat informasi.

"Hm, kayaknya sistem keamanan cuma ada 5 disini. Berarti kalo chip ini hilang, gak bakal jadi masalah besar, kan?" Monolog Karina.

.

"Kayaknya orang-orang disini lebih tertarik sama buat liat lukisan panorama terindah disini," ucap Giselle seraya memperhatikan orang-orang.

Senyuk terulas dibibirnya, "chip itu bakal berguna banget buat kita."

Gadis itu pun berjalan mengelilingi tempat lain, matanya menelisik sesuatu yang aneh ketika berjalan.

Seperti sebuah alat sensor yang mengarah ke tempat Chip.

"Haha, kayaknya sih emang dulu ada yang pengen ngambil chip ini."

.

.

"Gue mau ke taman, mau ngadem disana. Mau ikut?" Giselle menggeleng, begitu pula dengan Amanda.

"Gue mau nyamperin Revan," balas Amanda.

"Gue mau ke perpustakaan." Jawab Giselle

"Oh yaudah, gue duluan ya, see."

Hari yang cukup bagus menurut Karina, cuacanya tak terlalu terik dan panas. Terlebih lagi hari ini juga dia akan melakukan rencana mencurinya bersama Giselle setelah begadang 4 jam untuk memikirkan strategi.

Karina meminum ice coffee-nya, berharap supaya kopi itu bisa menahan rasa kantuknya. Gadis itu membaca buku dengan wajah serius sampai tak menyadari jika Jeffan berada disampingnya.

"Kayaknya lo kutu buku banget ya," sahut Jeffan. Karina melirik malas lalu berdehem.

"Ngapain?" Tanya Karina.

"Gue mau ngajakin lo jalan—

"Gue gak bisa," potong Karina.

Jeffan mengulum bibirnya, "kalo hari Sabtu?" Karina menimang-nimang, "bisa."

Dalam hati Jeffan bersorak ria, senang akhirnya dia bisa mendapat kesempatan jalan bersama Karina.

Sejujurnya, Jeffan lumayan tertarik dengan Karina. Dan sekarang pemuda itu mencoba ingin mendekati ratu kampus yang terdengar cuek dan menyebalkan.

Tapi seperti menjadikan Karina pacarnya bukan masalah besar, sejauh yang dia tau, Karina tidak mempunyai fans fanatik, kebanyakan pasti secret admirer.

"Gue mau nanya sesuatu, boleh?" Tanya Karina.

"Tanya apa?"

"Lo ngapain seminggu ini deket-deket sama gue?"

Jeffan mengatupkan bibirnya, pemuda itu terdiam sejenak. Sementara Karina menatap Jeffan dengan tatapan bertanya.

"Y-ya kan gue mau temenan sama lo, masa iya gak deket-deket." Jawab Jeffan.

Karina ber'oh'ria, lalu kembali melanjutkan kegiatan membacanya.

Jeffan hanya mengangguk asal, kemudian matanya menatap wajah serius Karina. Sampai akhirnya dia salah fokus pada anting yang digunakan Karina.

"Lo suka pake aksesoris, ya?" Tanya Jeffan tiba-tiba membuat Karina agak sedikit bingung. "O-oh, gak juga sih."

"Lo cantik kalo pake aksesoris kayak anting gitu."

Jika kebanyakan perempuan dipuji akan tersipu malu, lain halnya dengan Karina yang malah bingung.
"Oh iya, makasih." Balas Karina seadanya.

"K-Kak Jeffan!" Panggil seorang perempuan yang datang menghampiri mereka.

"Ada apa, ya?"

Gadis itu mengulum bibirnya, "i-ini buat Kakak, aku bikin sendiri loh, enak kok!" Gadis itu memberikan sekotak cookies pada Jeffan.

Jeffan sendiri bingung harus menerima apa tidak, pemuda itu melirik Karina yang sama sekali tidak bergeming ataupun tertarik ketika seorang adik tingkat mereka datang.

"M-makasih, pasti capek ya bikinnya?" Ujar Jeffan seraya menerima cookies tersebut.

"Eh enggak kok, itu aku sekalian buatnya pas lagi bantuin Mamah, semoga suka ya Kak!" Jeffan mengangguk dan tersenyum.

Gadis tersebut pun pamit pergi, menyisakan hal aneh yang Jeffan rasa pada dirinya.

"Jangan kasih ke orang lain, udah dibikinin malah dikasih ke orang lain, gak sopan." Celetuk Karina yang seolah tahu apa yang akan Jeffan lakukan pada cookies tersebut.

Jeffan menghela nafas, "gue suka cookies, banget. Tapi kalo dikasihnya sebanyak ini ya mana kuat makan sendirian."

"Kalo gitu bagi ke gue sini," tukas Karina lalu mengambil beberapa cookies dari Jeffan.

Karina memakan cookies tersebut sedikit, ingin mencoba menyicipi rasanya terlebih dahulu. "Enak kok, kalo emang lo gak bisa makan semuanya, kasih ke gue aja setengah."

Jeffan seketika langsung menggeleng keras, "gak! Enak aja, ini kan buat gue."

"Yaudah," balas Karina.

Padahal tadi Jeffan sendiri sudah ingin berniat memberikan cookies tersebut pada Revan, tapi mendengar hasil testimoni dari Karina mengubah pikiran pemuda tersebut.

I'm The Stealer! [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang