1] Bukan Mahasiswa Biasa

716 87 2
                                    

5 Months Ago..

Jakarta, 27 Maret 2046

"Oh jadi elo yang ngerusakin laptop gue?! Lo apain laptop gue sampe retak gak nyala gini, hah?!"

"T-tadi gak sengaja kebanting.."

"Cuih, gak usah bohong lo! Pasti lo sengaja kan pengen ngerusakin laptop gue sampe retak gak nyala gini biar gue telat ngumpulin tugas dari dosen killer gue?!"

"E-enggak.."

Kalau kalian berfikir sedang terjadi drama diantara kedua orang mahasiswi cantik itu, kalian memang benar.

"Gue gak mau tau, pokoknya lo ganti laptop gue dan kerjain ul—

"CUT!!" 

Potong seseorang dengan keras, "aktingnya aneh anjir! Ganti naskah aja! Drama kayak gini mah udah lawas gue tonton mulu tiap tahun."

Kedua orang yang sedari tadi terus bermain peran pun menghela nafas gusar, sementara beberapa orang lainnya yang memang ada disana, memijit kepala pusing.

"Gak ada waktu buat ganti naskah lagi Farah, pentasnya minggu depan."

"Ya tapi ini drama monoton banget! Kita tuh bikin drama apa nayangin ulang drama sih?! Masa itu mulu topiknya!"

"Ya terus mau gimana? Lo mau buatin ulang naskahnya?"

"Ya mau aja, tapi nanti diterima kagak? Naskah gue kan ditolak mulu!"

Satu mahasiswi yang sedari tadi terdiam melihat pertengkaran teman-temannya, beranjak dari duduknya lalu menyodorkan sesuatu pada temannya yang lain.

"Pake naskah ini aja," ucapnya.

Temannya itu menerima pemberiannya dengan mata bingung, tangannya bergerak membuka isi naskah tersebut dan mulai membaca.

Beberapa menit kemudian matanya melotot tak percaya pada teman yang memberinya naskah tersebut.

"Lo yang nulis?" Si empu mengangguk

"Bukannya lo anak hukum?"

"Ya terus kenapa kalo gue anak hukum? Lo pikir gue gak bisa nulis naskah? Udah pake itu aja, bener kata Farah kita gak mungkin nanyangin ulang drama terus."

Setelah selesai berkata tersebut, sosok itu pergi meninggalkan ruang teater tempat latihan tadi.

Matanya melirik ke arah arloji, jam 13.08 masih ada waktu untuk makan siang sebentar.

Kakinya melangkah ke kantin fakultas kedokteran yang tak jauh dari sana, matanya mengedar mencari satu orang temannya yang ternyata sedang makan sandwich tak jauh dari tempatnya berdiri.

"Gue kira lo nongkrong di Kantin fakultas hukum," ucap orang tersebut pada temannya.

"Gue abis dari tempatnya Pian, nganterin fotocopy sekalian aja mampir kesini. Latihannya udah?"

Sosok itu menggeleng, "ribut soal naskah mulu. Akhirnya gue kasih naskah gue deh."

"Terus? Disetujuin?" Sosok tersebut mengangguk

"Dramanya minggu depan, gue gak mau semuanya kacau gitu aja."

Temannya itu mengangguk-angguk, "nyiapin acaranya hampir setahun tapi acaranya sendiri cuman sehari, anjim banget."

Sosok itu tertawa keras mendengarnya, memang benar yang dikatakan temannya itu.

"Mau gimana lagi, tapi tetep aja banyak mahasiswa-mahasiswi yang tertarik berat sama acara ini."

"Btw, hari ini lanjut rencana?" Tanya temannya.

"Gue sih ayo-ayo aja, gedungnya bakal kurang pengawasan di bagian luar karena auto-security nya rusak."

"Apa yang bakal diambil?"

Sosok tersebut tersenyum miring, "menurut lo apa?"

Temannya tampak berfikir sejenak, "DNA-chip?"

Sosok tersebut mengangguk, "itu bagus, tapi.. ada yang lebih berharga yang harus kita ambil di Science Library Glory."

I'm The Stealer! [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang