27] Last For Me

408 44 3
                                    

Karina datang ke jembatan itu dengan perasaan membuncah dihatinya, siapa yang akan tahu dia masih akan punya hari besok atau tidak?

Dia pikir hanya akan ada Jeffan, Revan dan beberapa polisi saja. Tapi nyatanya ada banyak sekali orang yang datang. Bahkan dia juga melihat Giselle dan Amanda di belakang kedua pemuda itu.

Revan menodongkan pistolnya, "ini hari terakhir lo, Rin, bawa apa yang gue minta kan?"

Karina menatap datar pistol yang diarahkan padanya, dan mengeluarkan sebuah kotak berisi berlian itu dari balik jaketnya. "Maksud lo ini?"

Seketika semua polisi dan agen keamanan disana menodongkan pistol ke arahnya, salah satunya berteriak pada Karina. "Serahkan berlian itu pada kami!"

Karina tersenyum miring, "sebelum itu, gue punya beberapa pertanyaan."

"Dari semua ini, lo yang ngambil flashdisk gue dan ngasih ke Jeffan, kan?" Tanya Karina pada Giselle. Si empu mengangguk tanpa sepatah kata pun membuat senyum Karina semakin mengembang.

"Gue kira selama ini cuma Amanda yang muka dua, tapi ternyata lo juga." Karina tertawa sarkas.

Amanda cukup merasa tersinggung dengan ucapan Karina, lagi pula memang kenapa kalau dia bermuka dua? Dia kan hanya mencoba menemukan siapa pencuri berlian itu, apakah salah?

Jeffan yang sedari tadi hanya diam di belakang Revan pun berjalan menghampiri Karina. Matanya menatap tajam gadis itu, tak ada lagi tatapan lembut dan ceria. "Bisa kasih berliannya sekarang?"

Karina terkekeh kecil, "lo tau? Setelah gue pikir-pikir, kalau pun gue ngasih berlian ini ke lo, gue gak akan rugi, sama sekali."

"Are you sure? Bukannya lo bilang lo butuh berlian itu buat project rahasia lo?" Tanya Jeffan.

"Tadinya begitu, tapi sekarang enggak. Gak ada gunanya lagi buat nyimpen berlian ini karena gue udah terlanjur gak bisa kabur sekarang. Lo juga pasti udah dapet flashdisk itu dari Giselle, tapi masih ada satu hal lagi yang lo perluin."

Karina menyodorkan sebuah chip, "disini, semua data-data barang berharga yang gue pake buat project rahasia gue. Tapi ada satu syarat."

"Apa?"

"Bebasin Giselle. Gue tau lo cuma asal ngomong waktu ngeiyain permintaan dia, jadi gue minta sama lo buat bebasin Giselle. Karena yang sebenernya bersalah disini itu gue, bukan dia."

Jeffan terdiam menatap Karina, dia jadi bimbang, tapi perkataan gadis itu benar. Akhirnya dia memilih menyerah, "oke, setuju."

Karina tersenyum senang dan memberikan chip tersebut dan kotak berisi Berlixa Diamond itu seraya berkata. "Ini bakal jadi yang terakhir buat gue, Jeff." 

Setelah itu Jeffan berbalik ke tempatnya, sementara Karina menghampiri Giselle yang berada di arah lainnya, senyumnya tak sirna. Tangannya menepuk puncak kepala sahabatnya, "selamat. Lo udah berhasil egois buat kali ini."

Perasaan Giselle menjadi aneh mendengarnya, apa benar dia sudah egois?

"Kayak yang gue bilang ke lo, kita gak akan jalan masing-masing, dan lo mau jalan sendirian itu artinya lo harus numbalin satu orang diantara kita."

"Karina—?" nafas Giselle tercekat.

Pupil mata Amanda membulat, dia baru sadar dengan apa yang di maksud oleh Karina sekarang. Dilihatnya sahabatnya itu, Amanda menjadi bimbang.

"Ini yang terakhir buat gue," ucap Karina pelan.

Selanjutnya, gadis itu melompat ke arah tebing membuat Giselle terkejut. "Karina!!" Teriak Giselle lalu menahan tangan sahabatnya agar tidak jatuh.

Teriakan gadis itu membuat semua orang terkejut melihatnya.

Bahkan Jeffan dan Revan terkejut setengah mati melihatnya, keduanya langsung berlari sekencang mungkin, jarak mereka berdua dengan Karina dan Giselle sangat jauh. Amanda yang berdiri tak jauh dari sana pun juga berlari.

Si empu menatap kaget Giselle, "lo ngapain?! Lepasin gue!" Seru Karina.

"Gila lo?! Gak bakal gue lepasin! Gue gak akan biarin lo mati!"

"Kalau pun gue gak mati, apa lagi yang mau gue lakuin disini hah?! Semuanya udah hancur berantakan!" Balas Karina.

"Tapi lo gak harus sampe begini, Rin! Gue sadar gue egois, maaf, tapi gue gak mau kehilangan lo!" Seru Giselle sambil menangis.

"Giselle! Lepasin! Bahaya!" Seru Revan seraya berlari.

Giselle tak ingin melepasnya, tapi pegangan tangannya pada Karina agak melemah karena ia sudah tak kuat lagi menahannya.

"Sorry, Sel, tapi gue gak bisa. Lagian mau gue ada atau enggak, ada Amanda yang bakal gantiin posisi gue," ucap Karina pelan.

Tiba-tiba saja pegangan tangan itu terlepas karena Amanda menarik tangan Giselle dengan cepat, membuat Karina berhasil terjun ke bawah dengan bebas.

"Karina!!" Seru Jeffan dengan raut wajahnya yang kacau. Matanya mulai berair melihat bagaimana gadis itu jatuh ke bawah.

Ia terlambat.

Revan berdiri mematung melihatnya, tatapan matanya seketika kosong melihat kejadian tersebut. Sementara Amanda meneguk ludahnya kasar, dia seperti sudah membunuh Karina karena menarik pegangan tangan Giselle tadi.

Giselle sudah jatuh bersimpuh di tanah, mulai menangis kencang meneriakkan nama sahabatnya. "KARINA!!!"

Ini mungkin yang terakhir untuk Karina, gadis itu sudah pergi. Selamanya.

——*——

Some stories sometimes continue even though the main player dies

I'm The Stealer! [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang