Baik Karina ataupun Giselle, mereka berdua sama-sama tertawa canggung dengan perasaan gelisah bercampur takut.
"Kita gak mungkin kayak gitu," ucap Karina.
"Saya harap juga begitu, kami udah capek menangani kasus pencurian dari universitas kalian dan siapa sangka kalau mereka ngirim mahasiswa mereka lagi." Kedua gadis itu hanya mengangguk asal.
Setelah beberapa menit melalui proses akhirnya mereka dapat masuk ke dalam akses ketiga, dan ini saat yang paling ditunggu-tunggu.
Arah untuk ke akses keempat sebenarnya lumayan lama karena jaraknya memang sangat jauh dari pada akses lainnya.
Disela-sela perjalanan, salah satu penjaga yang berjaga dibelakang tersebut membuka pembicaraan.
"Kalian yakin gak mau mencuri sel itu?" Tanya penjaga tersebut.
"Kenapa kami harus mencuri sel itu? Itu gak akan bikin keuntungan buat kami, bukan?" Ujar Karina.
"Hm, heran. Untung atau enggak, sel itu tetep berharga. Cuma beberapa orang yang tahu adanya sel itu dan itu sebabnya mereka nyoba buat mencuri sel itu."
"Terus?"
"Kamu bener-bener gak tertarik dengan sel itu, huh?"
Karina menghela nafas, "bukan urusan Anda, Pak tua."
Penjaga itu berdecak, "kalau nanti ada keributan besar didalam lab, saya yakin kalau kalian penyebabnya, anak muda."
Karina memilih untuk mengabaikan omongan penjaga tersebut, lagipula jika dia tertarik atau tidak pada sel tersebut apa hubungannya dengan penjaga tersebut?
Kecuali jika penjaga tersebut ingin membantunya mencuri sel berharga tersebut.
Sesampainya di depan pintu akses keempat, Karina dan Giselle bertemu 4 orang dengan jas formalnya yang menatap mereka dengan tatapan tajam.
"Selamat sore, Tuan," ucap salah satu profesor.
"Jadi kalian akan memasuki ruang lab, untuk uji coba tes?"
Profesor tersebut mengangguk, "benar."
"Dan apa kalian juga membawa anak magang tersebut?" Profesor tersebut sekali lagi mengangguk.
Karina dan Giselle menatap balik ke arah orang yang mereka dengar disebut tuan tadi.
"Ketuaan buat jadi petinggi atasan disini," batin Giselle.
"Saya harap kalian tidak mengulang kejadian yang sama seperti yang dilakukan oleh kakak tingkat kalian, karena kalau kalian benar-benar melakukannya, saya bersumpah untuk tidak menerima mahasiswa dari universitas kalian lagi."
Karina tersenyum licik mendengarnya, "akan kami pastikan hal itu tidak terjadi, Tuan."
Atasan itu mengangguk lalu menyuruh penjaga khusus untuk membuka pintu akses keempat.
Pintu tersebut juga pintu masuk ke lab, itu sebabnya penjagaannya sangat ketat, tapi jika sudah seperti ini penjagaannya bukan berarti Karina dan Giselle akan menyerah untuk mencuri sel tersebut.
Mereka semua masuk ke dalam lab tersebut, Giselle menelisik seluruh bagian ruangan diam-diam. Mengamatinya baik-baik jika siapa tau saja mereka membutuhan informasi yang bergua dari lab ini.
Sementara Karina, matanya tak lepas dari tabung kaca yang berisi sebuah sel khusus berwarna biru, bagian tabung kaca tersebut juga sepertinya dilindungi oleh perisai dan alat keamanan tak kasat mata.
Jadi kemungkinan saja jika mereka salah mengambil, alarm keamanan pasti akan berbunyi keras.
"Sel ini sudah hampir sempurna, tapi kami memikirkan resiko yang mungkin akan ditimbulkan oleh sel tersebut jika tidak melakukan proses peng-upgradean, karena jika tidak sel ini akan menjadi tak terkendali jika sudah dipasangkan ke sebuah alat teknologi."
"Begitu, kah?"
"Iya, jadi kami berniat untuk meng-upgrade sel tersebut dahulu sebelum nantiny kita pasangkan ke alat yang sudah disiapkan sebelumnya."
Atasan tersebut mengangguk-angguk, "jika itu lebih baik maka silahkan dilakukan, saya harap hasilnya tidak mengecewakan nantinya."
Profesor tersebu tersenyum kecil, "pasti."
"Ngomong-ngomong bolehkah kami mengambil sel tersebut untuk bahan teliti sebentar, karena kami kekurangan data untuk hasil perkembangan sel tersebut."
Atasan tersebut mengangguk, "tentu."
Atasan tersebut menekan sebuah tombol dan mengetikkan sesuatu di dekat tempat sel tersebut.
"Ini, saya harap kalian menelitinya dengan baik."
Profesor tersebut tersenyum dan mengangguk lalu hendak mengambil tabung kaca berisi sel itu sebelum pergerakkannya terhentikan.
"Bukankah seharusnya hasil data sel tersebut sudah lengkap dari kemarin?" Tanya Giselle.
Atasan tersebut mengerutkan keningnya, "apa maksud Anda?"
"Maksud saya kenapa para profesor kekurangan data dari sel tersebut? Bukankah mereka meneliti dan memeriksa perkembangan sel tersebut lebih dari 37x perhari?"
Atasan tersebut terperangah, "jujur saya tidak mengerti apa maksud anda, tapi sekali lagi saya peringatkan bahwa perkataan anda tadi tidak sopan, Nona."
"Sudah jelas mereka memiliki hasil data yang lengkap, Tuan, anda atasannya bukan? Seharusnya anda pasti juga tahu data perkembangan sel tersebut seperti apa," jelas Karina.
Semua yang ada disitu terdiam, mereka bahkan bingung kenapa dua gadis magang itu bersikap sedemikian.
"Anda terlalu rumit ternyata dalam membuat sebuah rencana, saya tidak tahu apa tujuan anda sebenarnya, tapi saya yakin anda pasti mengincar sel tersebut untuk dicuri bukan?" Lanjut Karina.
Atasan tersebut tampak terkejut, "Anda menuduh saya?"
"Menurut, Tuan? Dari yang saya tahu, Anda selama ini mengirim mahasiswa dari kampus kami untuk mencuri sel tersebut namun selalu gagal karena penjaga-penjaga sialan yang menjaga tempat ini."
"Anda bahkan tidak segan untuk menyuruh salah satu pengawal anda untuk menyamar menjadi profesor, how can?" Tanya Giselle.
"Saya pikir seharusnya Anda membuat rencana yang sedikit lebih mudah dari keliatannya, saya yakin itu pasti berhasil." Ucap Karina.
"PENJAGA!"
Karina dan Giselle dikerubungi oleh para penjaga yang sekarang mengangkat senjata mereka ke arah kedua gadis itu.
Karina malah tersenyum remeh, "Anda tahu kalau seluruh penjaga disini tak ada apa-apanya bagi kami."
DOR!
Sebuah suara tembakan berasal dari Karina sendiri, gadis itu menembak salah satu penjaga yang berada di dekat atasan tersebut.
"Mereka bahkan langsung tumbang cuma karena ditembak," ucap Karina.
"TANGKAP KEDUA GADIS ITU!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm The Stealer! [✓]
Fiksi PenggemarPuncaknya ketika semua orang dihebohkan oleh berita menghilangnya Belrixa Diamond secara misterius kemarin malam, tanpa jejak bahkan tanpa adanya kejanggalan sedikitpun. Beberapa orang percaya bahwa Berlian tersebut dicuri oleh seseorang, tapi ada...