8 - Detak Jantung

43 5 10
                                    

(Suara sirine mobil polisi)

(Pria dengan rambut indigo): "Sialan kau Zandik! Menjadikan aku umpan dan kabur setelah berhasil mencuri pasokan serum corruption produksi Sumeru."

Rambut indigo berkibar diterpa angin, wajahnya memerah karena berusaha mengatur napas. Tas berisi jantung buatan itu terasa seperti beban dunia. Di kejauhan, sosok menjulang dengan rambut putih keperakan dan kulit cokelat keemasan. Anjing pelacak di sisinya mengendus-endus udara, siap menyambar mangsanya. Akademiya Sumeru, dengan segala pengawasannya, menjadi labirin yang tak berujung.

Di ambang gedung pencakar langit, ia menatap ke bawah dengan pandangan kosong. Setiap pilihan bagaikan jurang yang siap menelan. Melompat berarti mengakhiri penderitaan, namun juga berisiko mengakhiri hidupnya. Suara langkah kaki yang mendekat semakin jelas, membuyarkan lamunannya. Dengan berat hati, ia menyerah pada kenyataan. Tangannya terangkat, melambangkan kepasrahan.

(Pria dengan rambut putih): "Angkat tangan dan jangan begerak! Pangeran Kunikuzushi anda kami tangkap atas terlibat dalam tindakan pencurian Serum Corruption! Semua yang anda lakukan dan katakan akan digunakan dalam pengadilan tinggi Celestial UNG."

Kediaman Keluarga Kamisato, 15 Desember 2021, Pukul 05.00

Thoma terdiam sejenak, matanya terpaku pada layar televisi. Berita penangkapan Pangeran Kunikuzushi oleh Brigadir Jenderal Cyno membuatnya terkejut. Tanpa banyak bicara, ia menarik Dainsleif yang baru saja ingin menikmati sarapan telur dadar dan nasi hangat untuk ikut menyaksikan peristiwa penting ini.

Thoma: "Paman! Lihat beritanya paman!"

Dainsleif: "Oh demi Archon... dia tertangkap dan akan diadili oleh Iudex Neuvillette? Kalau begini semua masalah tidak akan selesai."

Albedo: "Doktor bagaimana dengan kantor cabang Sumeru apa mereka sudah berhasil membujuk Nona Nahida?"

Dainsleif: "Nak kalau sudah mau diadili berarti proses penyeledikan sudah berjalan. Kalau ini sampai ke Iudex Neuvillette maka sudah pasti Pangeran tidak akan diizinkan keluar atau kita minta bantuan."

Sebuah jalan keluar tampak di hadapan mereka, namun nasib seolah mempermainkan. Rintangan baru menghadang, membuat mereka semakin terperangkap dalam lingkaran permasalahan. Dainsleif merenung dalam. Satu-satunya harapan kini tertuju pada Nona Nahida, pemimpin Sumeru yang bijaksana. Masalah yang menimpa Pangeran Kunikuzushi telah menjadi isu internasional, menuntut solusi yang lebih besar dari sekadar upaya individu.

Sementara itu di Penjara Sumeru, Bilik Tahanan Tingkat Keamanan Tertinggi.

Cahaya redup menembus celah-celah jeruji besi, menerangi wajah pucat Pangeran Kunikuzushi. Terkurung dalam jeruji besi, Pangeran Kunikuzushi merasakan napasnya semakin sesak. Bayangan ruang pengadilan menghantui pikirannya, bagai mimpi buruk yang tak kunjung sirna. Nasibnya sudah ditentukan: mati sebelum diadili atau mati karena penyakit. Dengan sisa-sisa tenaga, ia merenggangkan tangan, berusaha meraih seteguk air untuk meredakan dahaga dan meminum obatnya.

(Bluk!)

Botol air yang berisi harapannya terhempas ke lantai, pecah menjadi serpihan. Dengan sisa-sisa tenaga, ia berusaha bangkit dari ranjang yang terasa seperti kuburan. Tubuhnya memberontak, menolak setiap perintah. Namun, naluri bertahan hidup mendorongnya untuk terus mencoba. Akhirnya, ia terjatuh kembali, namun kali ini tepat di samping botol yang pecah.

(Kraaang!)

Jeruji besi berderit, menandai dimulainya babak baru. Bayangan samar seorang gadis dengan rambut keperakan dan sentuhan hijau menari di retina mata yang semakin kabur. Suara-suara asing memenuhi ruangan, namun hanya satu suara yang terdengar jelas—suara lembut yang menjanjikan harapan. Tubuhnya yang lemah tak mampu lagi mengenali wajah-wajah di balik jeruji, namun ia merasakan sentuhan lembut yang membawanya keluar dari kegelapan.

Mind Diver Team: Kau, Waktu dan RealitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang