Kediaman Keluarga Kamisato, 31 Desember 2021, Pukul 23.40
Kediaman keluarga Kamisato menjadi tuan rumah bagi pertemuan penting yang dihadiri oleh para tokoh berpengaruh, termasuk seluruh anggota Mind Diver Team, Jenderal Sara, dan Juga Wande
Dainsleif: "Hei, selamat ulang tahun ya, maaf saya kemarin sedang sibuk mengurus penyelidikan."
(Pria di ujung telepon): "Tidak apa-apa Dain, terimakasih atas ucapannya. Kau mengirimkan hadiah kimono khas Inazuma yah?"
Dainsleif: "Ayolah itu kubeli dengan bantuan Nona Kamisato."
(Pria di ujung telepon): "Dain, jangan lupa untuk langsung menghubungi saya dan tim saya ketika kamu sudah menemukan pelakunya."
Dainsleif: "Tenang saja Jenderal Zhongli, saya janji akan langsung menghubungi anda ketika menemukan si pelaku."
(Bip!)
Setelah mengakhiri percakapan melalui telepon, Dainsleif kembali bergabung dengan rekan-rekannya. Semestinya, momen ini menjadi perayaan menyambut tahun baru, namun tuntutan tugas investigasi menuntut mereka untuk tetap fokus pada pekerjaan.
Dainsleif: "Anda yakin bisa melakukan ini?"
Wanderer: "Ya, akan kucoba, uhuk!--"
Baizhu: "Apa anda yakin? Anda sebaiknya tidak boleh terlalu lelah karena jantung anda masih mencoba beradaptasi dengan tubuh anda."
Wanderer: "Uhuk!-- Cih, jangan khawatir aku akan langsung berhenti jika aku yakin sudah tidak sanggup."
Nahida menyodorkan beberapa foto yang telah di sediakan Jenderal Sara dan tunangannya.Sara: "Yang Mulia, saya telah menyediakan daftar nama dan foto para prajurit yang meninggal dalam perang sipil yang bisa saya dapatkan. Itto, kamu dan Thoma aman-aman di gerbang kan?"
Itto: "Aman ayang~"
Sara: "Yang Mulia, tolong jangan memaksakan diri."
Kazuha: "Memangnya kalau Kak Albedo tidak bisa lihat yah memori dari foto-foto ini?"
Albedo: "Tidak bisa Zu, kalau aku lihat memori fotonya mungkin yang aku bisa lihat hanya orang yang mengambil foto para prajurit ini atau kejadian ketika foto ini diambil."
Dainsleif: "Makanya kita beruntung pangeran mau membantu kita menggali informasi masa lalu dari orang-orang ini."
(Sreeet)
Albedo mengambilkan foto pertama dan melihat foto tersebut.Wanderer: "Hanya seorang prajurit biasa yang mati karena tertembak. Punya dua anak dan seorang istri."
(Sreeet)
Albedo menunjukkan foto ketiga.Wanderer: "Usia 18 tahun mati karena penyergapan oleh tentara Watatsumi."
(Sreeet)
Albedo menunjukkan foto ke dua puluh.Wanderer: "Tertembak saat mengawas-- Hngggh... Argh!"
Rasa lelah mulai menjalar ke seluruh tubuhnya, dan nyeri samar-samar kembali terasa di area dadanya.Dainsleif: "Kita hentikan sekarang--"
Wanderer: "Hnnggg! Jangan!-- Satu!-- argh! Satu foto lagi."
Baizhu: "Tidak bisa kondisi anda akan dalam bahaya kalau anda memaksakan sekali lagi."
Wanderer: "Hnggg... Satu kali lagi saja--"
Dainsleif: "Baik satu kali lagi"Albedo menganggukkan kepala sebagai tanda persetujuan, lalu menunjuk pada foto bernomor dua puluh satu. Pandangannya tertuju pada wajah prajurit dalam foto tersebut yang telah dicoret dengan tanda silang. Noda darah kering yang membandel menjadi bukti nyata dari peristiwa tragis yang telah terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mind Diver Team: Kau, Waktu dan Realita
FanfictionDi alam semesta paralel, di mana ilmu pengetahuan berpadu dengan kekuatan mistik, terjalin kisah epik "Mind Diver Team". Seri perdana ini, bagai sebuah mimpi buruk yang menjadi kenyataan, mengundang pembaca untuk menjelajahi dimensi gelap dari dunia...