Due : Una Visita

156 5 0
                                    

M

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

M

ilan, Italia. 2018


Michella berada di dalam mobilnya bersama sang supir. Paolo.


"Paolo, bisa kau percepat," bukan pertanyaan melainkan pernyataan.

"Baik, Nona."

Mobil mewah itu melaju di jalanan yang cukup lengang. Mata Michella tidak berhenti memperhatikan gedung-gedung yang menjulang tinggi. Sedang satu mobil lagi di belakang mengikuti dengan kecepatan yang setara. Mereka bertugas untuk menjaga sang nona.

"Berhenti di toko kue itu."

Paolo mengangguk. Mengikuti perintah nonanya. Paolo memberhentikan mobilnya di depan sebuah toko kue yang cukup terkenal di kalangan elite Italia.

Michella keluar setelah salah seorang pengawal membukakan pintu mobil bagian belakangnya.

Kacamata hitam dari Channel bertengger di hidungnya yang bagai perosotan anak-anak. Mantel yang elegan dari merk ternama pula. Tas yang tersampir di bahunya juga merupakan tas keluaran terbaru dari brand ternama. Mata para wanita yang melihatnya terpana. Iri mulai merasuki jiwa rakyat jelata mereka.

Michella menghela nafas. Dirinya terbiasa menjadi sorotan seperti ini. Hanya saja terkadang ia merasa risih akan hal itu.

Langkahnya memasuki toko kue dan menarik perhatian beberapa pengunjung.

Di lihat dari pakaian dan cara berjalannya, sudah pasti dia seorang anak konglomerat. Dia terlahir di keluarga elite.

"Aku ingin chocolate cake, cheese cake dan red velvet varian terbaru."

"Baik, nona. Tunggu sebentar," si pelayan toko mengangguk hormat.

Setelah beberapa menit menunggu, pesanan Michella datang. Sang pengawal dengan sigap mengambil alih bawaan sang nona.

Michella mengeluarkan black card dari dalam dompetnya. Si pelayan toko menelan salivanya. Mimpi apa dia semalam hingga bisa memegang kartu limited ini. Memegangnya saja sudah membuatnya berdebar, bagaimana jika ia memilikinya sendiri.

Sedangkan Michella mendengkus pelan kala melihat rakyat jelata itu terperangah setelah melihat black card nya.

Setelah selesai melakukan transaksi. Michella melangkah keluar di ikuti pengawalnya.

Satu pengawal sudah bersiap membuka pintu mobil kala Michella sudah keluar dari toko. Michella masuk ke dalam mobil. Sedangkan pengawal yang membawa pesanannya berjalan ke arah bagasi guna menyimpan pesanan Michella.

Kedua mobil mulai berjalan kembali ke jalur. Sedangkan Michella yang sudah melepas kacamatanya mengeluarkan ponselnya dari tasnya.

Ia menghela nafas. Tidak ada pesan dan tidak ada panggilan dari lelaki itu.

K A M U F L A S E (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang