Quattordici : Il Ritorno di Michelle

31 1 0
                                    

Milan, Italia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Milan, Italia.

Michella berkali-kali mengembuskan napasnya ketika ia nyaris sampai di perumahan elit di Milan. Bahkan saat sampai, Michella kembali mengembuskan napas jengah dan berdecak kesal. Terlebih, saat mata Michella menemukan sosok Diego yang hanya dengan melihatnya saja sudah membuat Michella kesal.

"Akhirnya kau kembali. Aku benar-benar merindukanmu, Ella," kata Diego dengan senyumnya yang merekah bahagia. Terlampau senang dengan kedatangan adik kesayangannya itu.

Michella melemparkan koper berukuran sedang yang ia bawa kepelukan Diego saat pria itu merentangkan tangannya meminta untuk dipeluk.

"Ella! Kau membuatku terkejut!" Diego berseru keras. Membuat Michella memutar bola matanya mendengar itu.

"Enyah kau! Aku tidak ingin melihatmu!" Seru Michella yang langsung melangkah masuk ke dalam rumah besarnya. Ralat. Rumah besar milik orang tua angkatnya.

Saat di dalam, Michella disambut hangat oleh ibunya. "Sayang kau sudah kembali? Bagaimana perjalananmu? Kau baik-baik saja di sana?"

Michella tersenyum mendengar pertanyaan itu. "Baik, Bu. Semuanya berjalan dengan lancar."

Alessia tersenyum mendengar itu, lantas memeluk Michella sebagai tanda jika dirinya merindukan putrinya itu. Michella membalas pelukan dari Alessia. Membuat Diego yang menyusul berseru tak terima.

"Hei! Kenapa hanya Ibu yang kau peluk?! Kenapa aku tidak?!" Serunya dengan koper yang masih berada di tangannya.

Michella mendengkus halus dan melepaskan pelukan ibunya. Alessia menuntun Michella untuk duduk dan tak lama dari itu seorang pelayan datang dengan nampan yang berada di tangannya.

Diego menghempaskan tubuhnya ke sofa, mendudukkan dirinya di samping Michella yang kini menatapnya kesal.

"Jangan memberikan tatapan seperti itu, Ella. Kau terlihat tua," kata Diego santai.

Dan Michella semakin menatap Diego kesal. Ia kembali mendengkus, dan Alessia hanya menggelengkan kepala melihatnya. Mengabaikan Diego, Michella mengedarkan pandangannya ke segala arah.

"Di mana Ayah?" Tanya Michella.

"Ayah masih berada di kantornya, mungkin setengah jam lagi dia akan pulang," Alessia menjawab membuat Michella mengangguk mengerti.

Michella menatap Diego yang kini memejamkan matanya sambil berdecak. "Apa kau benar-benar tidak merindukanku, Ella? Kenapa kau hanya menanyakan Ayah? Kenapa tidak denganku?"

Dan sungguh, kecemburuan Diego membuat Michella ingin memutilasinya. Mungkin, jika dirinya sedang tidak berperan menjadi anak baik. Ia akan memilih untuk membuat Diego berteriak meminta ampun setelah jari-jarinya berhasil ia patahkan.

Sayangnya, itu tidak bisa ia lakukan. Untuk saat ini, ia masih membutuhkan keluarga ini untuk bertahan hidup. Karena jika ia keluar dari keluarga ini, ia tidak bisa membalas perlakuan orang-orang yang sudah membuatnya terluka.

"Baby Ella apa kau lapar?" Tanya Alessia.

Michella mengangguk menanggapi Alessia dan masih mengabaikan Diego yang kini mengumpat kesal.

"Baiklah, ayo kita makan. Kebetulan hari ini Ibu yang memasak," Alessia berdiri dan mengajak Michella untuk mengikutinya ke ruang makan dan meninggalkan Diego di tempat.

"Hah! Sepertinya aku tidak dianggap di keluarga ini," Diego mengeluh lemah menatap kepergian dua wanita berbeda usia itu.

Tidak ada rasa cemburu di hati Diego pada Michella. Sekalipun Michella bukanlah saudara sedarahnya. Tetapi, ia tulus menyayangi adik kecilnya itu. Rasa simpatinya pada Michella membuatnya menjadi kakak yang protektif. Tidak ingin terjadi hal-hal buruk pada Michella.

Cukup masa lalu Michella saja yang menyulitkan hidupnya. Karena untuk sekarang, Michella tidak akan merasakan hal demikian. Terlebih, tidak ada perbandingan antara dirinya dengan Michella dari kedua orang tuanya. Bahkan, setelah Michella resmi tinggal di rumah ini, tidak ada yang mengungkit dari mana Michella berada. Dan Michella sudah ditetapkan sebagai putri dari keluarga Achilleo.

Diego mengembuskan napas. Senyumnya mengembang dan kepalanya menggeleng pelan, merasa senang dengan kepulangan Michella hari ini. Ya, walaupun entah apa masalahnya, Michella selalu tak suka dengannya.

Putra pertama dari keluarga Achilleo itu berdiri. Menyusul kepergian ibu dan adik perempuannya. Namun, langkah Diego terhenti kala mendengar suara langkah kaki dari arah pintu masuk. Membuatnya menunggu sebentar dan tak lama muncul kepala keluarga Achilleo. Lanzo Achilleo.

"Ah, putraku, apakah Ella sudah datang?" Tanyanya langsung.

Diego menganggukkan kepala, "Ella sudah dieksploitasi Ibu dan sekarang dibawa ke ruang makan untuk disuap."

Lanzo tertawa mendengarnya. Kemudian, langkahnya yang semakin dekat dengan Diego membuatnya dengan mudah menjangkau pundak Diego dan menepuknya dua kali.

"Biarkan saja. Ibumu itu sudah sangat merindukan putrinya," ujarnya.

Kali ini, Lanzo merangkul pundak Diego dan mengajaknya pergi ke ruang makan.

Sesampainya Lanzo dan Diego di ruang makan, mata mereka melihat Michella dan Alessia yang tengah menata makanan dibantu pelayan yang memang tengah bertugas.

Selesai dengan itu, mereka duduk dikursi masing-masing. Lanzo menatap Michella yang kini tengah berseteru pelan dengan Diego yang terus saja mencari-cari perhatian Michella.

"Ella sayang, bagaimana harimu di Venessia? Apakah menyenangkan?" Tanya Lanzo yang kini menarik perhatian dari Michella dan membuat Diego mendengkus kesal dan menatap ayahnya dengan tatapan tajam.

"Sangat menyenangkan, Ayah. Aku juga mendapat teman baru di sana," jelas Michella yang membuat Lanzo mengangguk senang.

"Bagus. Ayah senang mendengarnya."

Michella tersenyum manis mendengarnya. Dan itu menjadi perbincangan terakhir karena makan siang sudah dimulai.

Jum'at, 2 September 2022

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jum'at, 2 September 2022

Salam Pho🎭

K A M U F L A S E (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang