Dodici : Lode e Regali

30 2 0
                                    

Ca' Dorso, Venesia, Italia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ca' Dorso, Venesia, Italia.

Sesuai dengan perintah pesan yang dikirim Damien. Michella berjalan kearah pintu apartemennya. Membukanya dan menemukan Damien berdiri di sana.

"Kenapa kau ada di sini?!" Michella yang terlampau senang, memeluk Damien erat. Michella merindukan Damien walau belum lama ini mereka bertemu.

Damien membalas pelukkan Michella dan berkata, "aku akan ikut berpesta denganmu. Kau senang?"

"Tentu saja aku senang." Michella mengangguk dalam pelukkannya.

Keduanya masuk setelah Michella melepas pelukkannya. Damien menemukan tiga wanita yang setengah telanjang terikat di tiga kursi yang berbeda.

"Kenapa kau bermain dengan mereka?" Tanya Damien yang langsung duduk di sofa.

"Mereka 'teman'ku, jadi aku mengajaknya berpesta." Jawab Michella dengan nada penekanan di kata 'teman'.

"Ahh, apa mereka mengaku sebagai temanmu?" Damien bertanya, dan Michella mengangguk sebagai jawaban.

"Kapan mereka bangun?"

Michella melihat jam tangannya, "sebentar lagi." Katanya.

"Kau pintar." Puji Damien pada Michella saat melihat apa yang sudah Michella lakukan kepada ketiga wanita itu.

Michella tersipu. Tentu saja. Damien jarang sekali memujinya seperti ini. Lalu, suara lenguhan seseorang terdengar. Membuat Michella dan Damien menoleh ke asal suara. Satu perempuan yang berada di sisi kiri membuka mata terlebih dahulu.

"Nyenyak tidurnya?" Michella bertanya.

Wanita itu menjelaskan pandangannya yang memudar. Hingga Michella kini terlihat berdiri di depannya.

Pening masih mendera kepala wanita yang baru saja membuka matanya itu. Ia menggelengkan kepalanya. Hingga pandangannya kini sudah jelas. Matanya menyorot Michella bertanya.

"Apa yang terjadi?" Tanyanya.

"Tidak ada," jawab Michella.

Lalu, saat wanita itu hendak berdiri, ia kesulitan. Tangannya diikat ke belakang termasuk kakinya yang diikat pada masing-masing penyangga kursi yang terbuat dari kayu itu.

Pandangannya turun ke bawah untuk melihat kakinya. Namun, yang ia temukan adalah kakinya yang telanjang serta diikat. Lalu, pandangannya naik pada bagian tubuh atasnya, dan di sana pun ia hanya menemukan dirinya memakai pakaian dalam.

Matanya kini memandang Michella yang berdiri dengan memandang rendah dirinya.

Michella berjalan mendekat. Sebuah cermin berada di tangannya membuat wanita yang diikat itu berkerut heran. Saat sampai, Michella bertanya dengan nada riang.

"Bagaimana perasaanmu?"

Wanita itu heran, lalu mencoba mengalihkan pandangannya kearah lain. Namun, yang ia temukan justru kembali membuatnya terkejut. Kedua temannya sama seperti dirinya. Berada di posisi terikat dengan tubuh yang setengah telanjang. Namun, yang membuatnya semakin terkejut adalah kondisi temannya yang berada di paling kanan. Rambutnya dipotong sangat tidak rapi. Terlihat mengenaskan. Ia merasa linglung.

K A M U F L A S E (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang