Travel To 1279 Saka

31. Perjalanan 4

Disclaimer :

Beberapa lagu, Image/ Screenshot, Picture, yang terdapat di dalam cerita fiksi ini di ambil dari banyak sumber

dan penulis menambahkannya dalam cerita fiksi ini semata mata sebagai sarana agar pembaca dapat ikut melihat imajinasi penulis

Hak Cipta sepenuhnya milik pemilik aslinya, tanpa bermaksud merugikan pihak manapun.

.
.
.
.
.
.
.

Happy reading

💜💜💜

Ini memang ide gila, aku benci memikirkan aku menjadi seorang munafik karena menggoda pemuda dibawah umur,

bukan salahku ...

Raden Turangga yang tampan itu sangat ngotot memintaku melepas kembenku ...

Payudaraku memang bukan yang terindah, tapi aku masih ingat teraphisku bilang jika aku memiliki bentuk payudara yang diinginkan banyak wanita, bahkan pertama kali datang dia bilang aku melakukan implan payudara,

satu hal saja aku merawat tubuhku termasuk payudara tidak lain adalah sebagai tanda terima kasih ku pada Pencipta yang telah memberiku kesempurnaan, bukan hanya tubuh tapi juga materi,

.

Berhenti sampai di sini membahas perawatan tubuh, sekarang mari lihat pemuda tampan yang wajahnya merah sampai ke telinga itu,

dia seperti tersirep oleh bentuk indah yang terpampang di depannya,

tebak saja ... si posesif kecil ini bilang apa ?

.

"Siapa saja yang sudah pernah melihatnya sebelum aku ?"

Uuuuuuu ... ambigu sekali ...

aku menikmati wajahnya yang mengeras saat kukatakan dengan jujur ...

.

"Maaf Raden ... mmm Ayahanda Raden dua kali menolong bibi ...

Raden masih Ingat kan ? ... tapi sama sekali tidak ada pemikiran lain ..."

.

"Oooh ... pantas saja kalian langsung mau menikah ya !! untung saja batal "

Nah lihatlah si posesif kecilku yang merajuk, dia sangat menggemaskan

.

"Bukan begitu Raden ... tidak ada apa apa di antara kami, pasalnya bibi sedang menunggu seorang anak yang berjanji akan datang di tahun dua ribu dua puluh untuk menikahi bibi ..."

.

Bluzzz ...

.

Turangga Wesi merona hebat, tapi masih menutupi gengsinya dia berbalik dan beranjak pergi,

.