50. Penghinaan

83 19 1
                                    

Disclaimer :

Beberapa lagu, Image/ Screenshot, Picture, yang terdapat di dalam cerita fiksi ini di ambil dari banyak sumber

dan penulis menambahkannya dalam cerita fiksi ini semata mata sebagai sarana agar pembaca dapat ikut melihat imajinasi penulis

Hak Cipta sepenuhnya milik pemilik aslinya, tanpa bermaksud merugikan pihak manapun.

.
.
.
.
.
.
.

Happy reading

💜💜💜

Sudah ku yakini dalam hatiku ... bahwa kehidupan ini memang tak layak bagiku ...

.

Dengan segala perasaan suka cita aku kembali pada ayahanda dan ibunda, tapi yang kudapatkan adalah caci maki karena seenak hati meninggalkan padepokan ...

Dengan segala perasaan suka cita aku kembali pada ayahanda dan ibunda, tapi yang kudapatkan adalah caci maki karena seenak hati meninggalkan padepokan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

"Kau itu cacat Chandrakara ... di kerajaan ini tidak ada yang mau menerima orang cacat dan menyeramkan sepertimu ...

bahkan resi Siwadipa hanya menerimamu karena dia merasa ikut bertanggung jawab ..."

.

"Ampun ayahanda ... hamba harus turun gunung untuk menikahi Dyah Kinasih ... anak dari Gusti Senopati Galih Perbawa ...

setelah menikahinya hamba akan membawanya pergi ..."

.

"Hahaha ... kau pikir manusia sok suci macam mereka mau menikahkan puteri cantiknya pada lelaki dungu berwajah mengerikan seperti mu ?"

.

untuk ribuan kali Chandrakara mencoba menulikan telinganya demi serentetan hina dan caci pedih sang ayah ... sementara ibundanya hanya duduk menangisi kemalangannya ...

.

"Hamba sudah melamarnya dan Gusti Senopati menyetujui, beliau hanya meminta ayahanda datang dan melamar puterinya untuk hamba ...,"

.

"Hmmmh ... aku tidak percaya ...

Semua orang di kerajaan ini tau jika puteri cantik Raden Galih Perbawa sudah di jodohkan dengan Raden Turangga Wesi ... sepupunya sendiri,

Travel To 1279 SakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang