41. Rencana Rahasia

111 30 3
                                    

Disclaimer :

Beberapa lagu, Image/ Screenshot, Picture, yang terdapat di dalam cerita fiksi ini di ambil dari banyak sumber

dan penulis menambahkannya dalam cerita fiksi ini semata mata sebagai sarana agar pembaca dapat ikut melihat imajinasi penulis

Hak Cipta sepenuhnya milik pemilik aslinya, tanpa bermaksud merugikan pihak manapun.

.
.
.
.
.
.
.

Happy reading

💜💜💜


Aku Dasa Jati, yang menunggu kedatangan keponakan pemilik tahta kecil di kadipaten ini,

Sejatinya aku tidak pernah ingin melepaskan tahta ini, akan tetapi semua penasehat menyarankan aku melakukannya, semua karena aku tidak memiliki anak lelaki, hanya dua orang anak gadis yang menunggu untuk di lamar,

Tubuhku mulai bertindak sendiri ketika setelah pertemuan di pendopo kadipaten aku jatuh pingsan,

bodohnya aku ...

Bagaimana menjaga harta benda, kedudukan dan kekuasaanku jika menjaga diriku saja tak mampu.

Setelah kejadian itu para brahmana dan pejabat kadipaten semakin gencar mendorong untuk menjemput si keponakan yang saat ini sudah menjadi prajurit pasukan khusus ...

aku tidak lagi punya kekuatan, dan aku juga bukan seorang penjahat yang rela membunuh para penasehat dan para resi, kerajaan pasti akan turun tangan menyelidiki semua itu,

Jadi akan lebih baik membiarkan keponakanku datang dan membuatnya supaya tidak betah di sini, atau mungkin kedua anak perempuanku bisa lebih bermanfaat dengan menjadi istrinya, dan cucuku yang akan memerintah di kadipaten ini setelahnya ...

Rencana yang tak kubagi pada siapapun termasuk istriku sendiri,

Wanita itu yang membuatku selalu jadi yang kedua disini, andai saja dia tidak melolong menahanku tentu aku akan lebih cepat datang dan menyelamatkan Dewi Nandini ...

Harusnya dia bisa ku nikahi setelah kejadian kakanda meninggal,

lihat saja ... Nandini memiliki dua anak laki laki ...

dasar perempuan bodoh, hanya bisa melahirkan anak perempuan ...

.

.

.

Aku sedikit curiga jika Turangga Wesi adalah anak kakakku ... karena dia terlihat lebih mirip Raden Teja Wiguna ... Senopati itu beberapa kali berkunjung saat berpatroli, dan aku bisa melihat garis wajah yang serupa dengan Raden Turangga ...

tapi ini adalah penilaian awalku ...

dia terlihat dingin dan sangat berhati hati, baik berbicara, menatap, bahkan sekedar mendengar, aku sungguh harus berhati hati ...

dia adalah prajurit, meski sudah mengundurkan diri tapi kemampuannya pasti setara dengan prajurit kotaraja, dan sejauh ini dia terlihat nyaman,

Travel To 1279 SakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang