Bel sudah bunyi sedari tadi, seperti biasanya dan pada umumnya. Walau bel telah berbunyi sedari tadi tapi pengajar tak kunjung datang.
Walhasil kelas menjadi tak terkendali apalagi dengan adanya Devano yang kocak. Pintu kelas sudah tertutup rapat, bahkan jendela kelas pun sudah tertutup dengan gorden.
Kelas yang berada dibelakang membuat cahaya matahari yang menembus hanya remang-remang. Devano dengan teman sekelas lainnya kini sudah berkamuflase menjadi pemain barong sae. Entah helm siapa yang kini dijadikan kepala barong sae oleh Devano. Bermain layaknya pemain profesional dengan menaiki meja yang sudah ia susun menjadi tiga tingkat. Melompat-lompat layaknya barongsae yang lincah padahal lebih mirip monyet yang kesurupan.
Ah kangan lupakan musik yang dijadikan iringan pertunjukan dirinya. Ia meminjam handphone temannya yang memplay dari applikasi merah berjudulkan youtube.
Ilham, sahabatnya nggak habis pikir punya sahabat luar biasa gilanya seperti itu, sementara Abidzar hanya geleng-geleng kepala tak habis pikir juga.
Bukan hanya dengan dua sahabatnya saja, Devano juga emang sudah terkenal kocak diseluruh penjuru StarLight. Yah walau disaat dia serius mukanya yang baby face berubah jadi nyeremin.
Disaat asik-asiknya pertunjukan,,
Krietttt !!! Pintu mengalami pergerakan tanda bahwa ada seseorang yang akan masuk. Devano yang panik masih diatas meja begitu mendengar pintu dibuka tanpa pikir panjang langsung loncat.
Gdubraggggg !!!
"Awhhh....shhhh...."
"Astagfirullah... Devano nggak opo-opo to ? Ngati-ati nanti jatuh." Sarifah dari pintu langsung menghampiri dimana Devano jatuh.
"Uwis jatuh." Sewot Devano.
"Lagian Mas Devano ngpo hlo gowo-gowo helm segala nang jero kelas."
"Lo ngomong opo t ?"
"Lah mas'e iso boso jowo ? Ipah kok gek ae ngerti."
"Tulungi..."
Yah bukannya menolong Sarifah malah asyik ngobrol dengan Devano yang bisa bahasa daerahnya. Gak tau kenapa Devano tiba-tiba aja berbicara bahasa daerah Sarifah. Sementara dua orang itu ngobrol, teman-teman sekelasnya hanya melongo tak mengerti artinya.
----
"Dev sejak kapan lo bisa bahasa si kampungan itu ?"
"Gissel upsss !!"
Begitu Devano mengucapkan satu kata yang tampak dihindari Abidzar, Abidzar pergi begitu saja tanpa permisi. Membuat Devano menjadi serba salah sedang orang didepannya ini sudah memelototinya, Ilham.
"Lo seh."
"Ya kan gue keceplosan Ham. Ah lu mah nyalahin gue mulu. Hehh kok gue malah ditinggalin woi Ham tungguin siapa ini yang bayar ?" Teriak Devano yang melihat Ilham sudah menghilang dibalik tembok
Devano melihat Sarifah dan Aravah yang sedang mengantri distand makanan. Dipanggilnya mereka, mereka pun menghampiri Devano.
"Temenin makan yok !" Katanya
"Hah ?"
"Temenin makan, gak enak makan sendiri. Tuh buat kalian sotonya masih panas belum kesentuh siapa pun kok paling tangannya Mbok Darmi." Devano yang diakhiri kekehan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SARIPAH (P/F) _ Slow Update !
Teen FictionSarifah, Gadis desa yang pintar, lugu, ramah dan selalu ceria. Dia bekerja sebagai pembantu dikota atas saran dari bibinya yang juga jadi pembantu diKota. Seharusnya dia sekarang masih kelas 2 SMA namun karena keterbatasan biayanya dia memilih untuk...