Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh !!
Selamat Membaca ,,, ❣******************
💌 Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu. Dan yang membencimu tidak percaya itu.💌
-Ali Bin Abi Thalib-
🍁🍁🍁
Mentari kembali menyambut dunia. Memberi arti bahwa waktu akan terus berjalan tanpa terhenti barang sedetik pun. Semburat jingga ditimur sana sudah mulai naik.
Seorang gadis sudah siap dengan tas kura-kuranya, menyambut pagi hari dengan senyuman manisnya yang tak pernah luntur dari bibirnya.
"Wah... Semangat sekali hari ini Fah? Udah sarapan belum ?"
"Belum Mbak. Ipah bantuin Mbak dulu deh."
"Lololo... Ifah mending duduk aja yah biar Mbak yang masak. Entar kotor seragamnya." Rose langsung mengambil alih saat Sarifah ingin membantu menata ayam goreng.
"Ya ampun Mbak, Ipah kan la yo pembantu disini sama kek Mbak Rose mosok Mbak kerja, Ipah cuman nonton." Sarifah merajuk karena dirinya yang tak diperbolehkan membantu.
Bukannya kenapa, memang tujuan awal Sarifah datang ke kota menemui Bibiknya kan untuk mencari pekerjaan. Meringankan beban orang tua dengan dirinya menjadi pembantu, kenapa sekarang dirinya malah jadi bak majikan.
Sarifah hanya tak ingin pembantu lain merasa didiskriminasi oleh tuan mereka. Karena hanya dirinya pembantu yang sangat diuntungkan.
"Ehmmm... Pembantu sudah serasa majikan ya. Disekolahkan pula tuh. Ah gue curiga jangan-jangan dia kesini emang ada maksud tertentu." sebuah suara menghentikan percekcokan Sarifah yang bersikukuh ingin membantu Rose.
Belum genap sebulan plankton besar sudah mulai melancarkan aksinya.
Ujian kehidupan memang tak pernah putus, pasti selalu ada orang yang membenci kita. Sekalipun kita berbuat baik orang yang membenci kita pasti akan selalu membenci. Teringat perkataan Ali Bin Abi Thalib.
🌺Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu. Dan yang membencimu tidak percaya itu.🌺
"Emm siapa yah ? Kayak ada suara tapi gak ada rupa. Dahlah Rose cantik mau mengantar ayam ini ke Tuan Tamvan."
Rose sudah sangat hafal betul dari mulut siapa suara itu keluar. Baginya orang seperti itu tak perlu ia layani lagi, karena hanya akan menimbulkan kebahagian mereka sementara kehancuran bagi hati kita. Jadi lebih baik biarkan, biarkan dia bosan dengan sendirinya karena tidak ada balasan.
But Big No tak segampang itu bagi Sarifah yang belum paham tentang seluk beluk orang itu. Ada hati yang terluka dalam dirinya, ada sesak yang tiba-tiba menyerang dadanya. Apa yang baru difikirkannya kini terealisasikan sudah.
"Loh Nduk, belum berangkat. Nak Abi udah nungguin dari tadi lo. Udah sana berangkat, sarapan belum ?" Bik Mala yang baru saja sampai dapur heran melihat ponakan kesayangannya itu belum beranjak.
"Bik Nopo Ipah nggeh salah wonten mriki? Bik Ipah ajeng fokus bantu bibik mawon mboten usah sekolah nggeh. (Bi apa Ipah ya salah ada disini ? Bi Ipah mau fokus bantu bini aja nggak usah sekolah ya.)" tidak menjawab pertanyaan Bi Mala, Sarifah malah menangis didepan Bi Mala.
Bi Mala yang tidak tahu apa-apa bingung kenapa tiba-tiba ponakannya itu menangis dan ingin berhenti sekolah. Bukankah ini kesempatan emas untuk ponakannya itu membuktikan bahwa dirinya yang miskin dan dari desa bisa bersaing dengan anak kota yang kaya raya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SARIPAH (P/F) _ Slow Update !
Ficção AdolescenteSarifah, Gadis desa yang pintar, lugu, ramah dan selalu ceria. Dia bekerja sebagai pembantu dikota atas saran dari bibinya yang juga jadi pembantu diKota. Seharusnya dia sekarang masih kelas 2 SMA namun karena keterbatasan biayanya dia memilih untuk...