Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh!!
Maaf baru up!
***
"... kalau benci ya benci aja gak usah pake keterlaluan, takutnya kalau jadi cinta bingung minta maafnya cuy!"
_Ilham🍂🍂🍂
Olahraga, salah satu yang dibutuhkan manusia untuk mempertahankan daya tubuhnya. Dengan olahraga penyakit dalam tubuh manusia sedikit demi sedikit akan sembuh dengan sendirinya.
Bukan hanya mengobati macam penyakit, untuk melenturkan badan bahkan meninggikan badan. Sama halnya dengan bola basket, olahraga satu ini cukup digemari banyak orang. Permainan ini ditemukan oleh seorang guru olahraga diperguruan tinggi dari Kanada, Dr. James Naismith. Awalnya memang permainan ini belum diterima masyarakat karena menganggap terlalu keras dan tidak cocok untuk dimainkan.
Naismith mulai membuat peraturan dasar dan mulai dimainkan oleh muridnya yang dinamai dengan basket. Dari situ permainan ini menjadi terkenal Di Amerika Serikat dan terus meluas hingga kini dikenal dunia. Berawal dari ketidaksengajaan menjadi terkenal sedunia itu sungguh pencapaian yang tidak terduga.
Back to topic, tak terkecuali anak-anak StarLight juga sangat menggemari olahraga bergengsi ini. Terlihat kini lapangan StarLight sudah penuh dengan lautan manusia yang hanya ingin menonton pertandingan bola basket. Ah bukan-bukan lebih tepatnya hanya menonton Three Most Wanted StarLight bertanding bola basket.
Three Most Wanted StarLight itu memang pernah menjuarai perlombaan basketball tingkat provinsi dengan formasi tetap Abidzar dan Devano sebagai Forward yang bertugas mencetak poin, Akbar dan Damian sebagai Defense yang bertugas menahan/menghalangi musuh, Ilham sebagai playmarker, kunci dari kemenangan tim.
"Fah ke lapangan yuk." Ajak Aravah antusias ketika melihat anak-anak StarLight pada berjalan menuju lapangan.
"Ndak ah males." melihat Sarifah yang tidak berminat membuat, Aravah mendengus kecewa.
"Ih kok gitu seh, liat Three Most Wanted." masih dengan modus memelasnya Aravah mengajak Sarifah.
"La wong tiap hari ketemu kok." jawab santai Sarifah seakan tidak ada beban.
"Maksudnya?" Kini baru Sarifah menyadari apa yang diucapkannya barusan adalah tanpa disadarinya. Keluar begitu saja tanpa dikontrol.
"Eeeee...hhhh itu anu emmm... (Aravah menuding Sarifah tajam menunggu Sarifah melanjutkan bicaranya, sementara yang ditatap malah menggaruk-garuk kepala gugup mencari alasan) kita kan sekelas. Iya la wong sekelas kan tiap hari ketemu toh."
Sarifah tersenyum kikuk setelah mendapatkan alasan yang menurutnya logis. Terbukti Aravah yang kini menganggukkan kepala mengiyakan walau sebenarnya masih ada curiga.
"Tapi gue pengen liat, soalnya mainnya jago banget bisa kan buat kita belajar kalau Pak Sapta nyuruh main basket. Otodidak gitu namanya."
"Belajar? Ndak salah? Pengen mandangin Galang kan hayo ngaku." tuding Sarifah.
Sama seperti ciwi-ciwi StarLight lainnya, Aravah juga menyukai sosok pentolan StarLight. Aravah perempuan normal, hanya saja dia lebih berjuang dalam diam, tidak sefanatik yang diluaran. Sarifah tau itu karena pernah melihat dialat tulisnya banyak terdapat tulisan aksara jawa yang kalau dilatinkan adalah Galang.
Tak perlu memikirkan bagaimana Sarifah bisa tau kalau aksara jawa itu bertuliskan Galang. Ingat saja bahwa Sarifah adalah gadis lugu yang berasal dari jawa. Tidak mungkin Sarifah tidak tau dengan tulisan aksara jawa itu kan. Sementara dulu diSMPnya harus mati-matian tiap pelajaran bahasa lokal maju untuk menuliskan aksara jawa dengan hafalan. Melestarikan tulisan warisan nenek moyang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SARIPAH (P/F) _ Slow Update !
Ficțiune adolescențiSarifah, Gadis desa yang pintar, lugu, ramah dan selalu ceria. Dia bekerja sebagai pembantu dikota atas saran dari bibinya yang juga jadi pembantu diKota. Seharusnya dia sekarang masih kelas 2 SMA namun karena keterbatasan biayanya dia memilih untuk...