Bab 15 Kisah Vera

124 15 7
                                    

"Mengkritik tentang manusia tanpa tau seluruh kisahnya hanya akan menimbulkan fitnah."
*Fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan.

✨✨✨


Bel masuk sudah berdentingan sejak sepuluh menit lalu. Namun kelas belum juga dimulai, sang guru tidak memberi titah apapun dengan keterlambatan ini. Tentu saja siswa-siswi tak memusingkan hal itu, justru berteriak senang karena pembelajaran delay. Sungguh kid jaman now.

"Vah,, Ipah heran sama orang-orang." Ipah yang merasa heran kepada orang-orang.

"Lah kenapa ?" Aravah lebih heran dari Sarifah kalau begitu.

"Emang Vera kenopo to ? Kok kek dikucilin. Gak ono sek peduli gitu." tanya Sarifah penasaran.

Selama bersekolah diStarLight ia memang penasaran dengan Vera, namun ia belum ada waktu yang tepat untuk bertanya tentang itu. Mengingat jadwal StarLight sangat padat dan ia tidak memiliki waktu untuk bertanya itu.

"Oh ya lu kan anak baru belum tau. Jadi gini ,,, eh tapi lu yaqin mau denger tapi gue jamin sih setelah dengar cerita ini lu bakalan ikut jauhin dia." Aravah tampak menimang-nimang untuk bercerita kepada Sarifah. Melihat Sarifah dengan rasa ingin tahunya membuat mau tak mau Aravah bercerita tentang segalanya.

*Flashback on

SMA StarLight sedang dihebohkan dengan siswa yang terjatuh dari lantai 3. Suara sirine ambulan dan mobil polisi beradu satu berhenti tepat dihalaman StarLight.

Para medis segera turun dan membawa korban untuk ditindak lanjuti, sementara polisi sudah memasang garis polisi disekitar kejadian.

Siswa yang berada disekitar lokasi kejadian kemudian dimintai tolong sebagai saksi terjatuhnya salah satu siswa StarLight.

Salah satu saksi seorang siswa menyatakan bahwa sebelum terjatuh sang korban sedang bercekcok dengan sahabat korban. Tepat digedung lantai tiga saksi itu tak lagi melihat dengan jelas namun sedikit blur ia melihat bahwa sang korban didorong oleh sahabat korban sendiri.

Akibat hal tersebut korban mengalami koma seminggu lamanya. Dari pihak keluarga korban tidak menerima kejadian ini dan menginginkan tersangka harus dihukum seberat-beratnya. Setimpal atas perlakuan terhadap sang buah hatinya.

Atas kejadian itu StarLight terguncang hebat, namun hebatnya sekolah tersebut mampu membungkam kejadian tersebut. Karena bukti yang kurang kuat tersangka dinyatakan bebas dari hukum, hal tersebut membuat pihak keluarga korban tidak terima dan memindahkan buah hatinya dari StarLight.

Dari hal tersebut StarLight diperketat atas tindakan kekerasan, bulyan, atau pun asusila. Namun StarLight tetaplah sekolah pada umumnya, yang selalu kecolongan dengan hal yang tidak seharusnya terjadi..

*Flashback off

"Jadi yang ngedorong Vera ?" tanya Sarifah setelah mengerti alur kisah seorang Vera yang dikucilkan.

"Suttt jangan keras-keras, itu baru dugaan. Yang sebenarnya belum ketemu siapa pelakunya sampai sekarang." Aravah mengingatkan agar jangan keras-keras.

"Oke-oke kita bisik-bisik." Bisik Sarifah.

"Jadi orang-orang pada takut sama Vera."

"Karena dia ngedorong itu?" Aravah mengiyakan pertanyaan Sarifah. Sarifah yang mendengar kisah itu tak habis fikir.

Bukti pun menyatakan bahwa pelakunya belum tentu Vera, kenapa siswa StarLight seolah menghakimi.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ashkhjkhgfj...
Jujur mimin bingung dengan kisah alur ini mau dibawa kemana.

Intinya dari semua cerita mimin, mimin hanya berharap untuk pembaca bisa mengambil pesan moral dari semua kisah yang mimin tulis.

Mimin gak mau kalian membuang waktu hanya untuk sekedar membaca cerita mimin tanpa mendapatkan apa-apa.

Jadi sebisa mimin setiap kisah mimin ingin memberi sebuah pesan moral untuk suplay kehidupan kita ke arah pribadi yang baik.
Dan jujur itu ternyata sulit. Mimin masih harus banyak belajar.

Sekian cerita yang mimin tulis dibab ini, kita ketemu lagi dipart selanjutnya. Tapi mimin nggak bisa janji, tergantung otak dan tangan mimin ya...

Ide itu sulit dicari, tapi sekalinya ketemu emang nggak bisa berhenti.

Temanggung, 040921
Salam Manis
@LykhaStory

SARIPAH (P/F) _ Slow Update !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang