Assalamu'alaikum Warrahnatullahi Wabarakatuh !!
Selamat membaca ,,,
***
✨Bertanggung jawab atas kesalahan yang kita perbuat itu harus. Karena nyatanya lari dari kenyataan pun hanya akan menambah kesalahan lainnya.✨
-Sarifah***
Buku adalah jembatan ilmu, jendela dunia dengan syarat tidak malas membaca. Well literasi memang sangat minim dikalangan remaja. Mereka lebih memilih gadget dengan literasi metode baca status orang. Yang hanya akan berakhir pada perasaannya yang terlalu terbawa suasana.
Walau pun terkadang postingan itu tidak menunjuk dirinya, karena percaya dirinya terlalu tinggi membuat kesehatan mentalnya terkikis. Begitulah sifat manusia yang kadang sulit untuk kita tinggalkan. Apalagi dikalangan remaja yang masih labil dan sedang dalam tahap pencarian jati diri.
Sama halnya dengan perpustakaan diStarLight, anak-anak lebih mementingkan perut mereka dibanding otaknya. Memang benar untuk urusan makanan adalah yang pertama, karena menyangkut kondisi tubuh. Namun, tak ada salahnya kan sesekali otak butuh asahan dengan membaca. Seperti halnya Pisau semakin diasah semakin tajam, otak pun begitu semakin sering diasah (membaca) semakin cerdas (banyak wawasan ilmu)
"Fah udah belum?"
"Belum, la gek dicari iki. Bantuin ngapa Ra."
"Iya-iya ini gue bantuin dah."
"Gitu kek dari tadi, mainin hp ae. Hpne gak bakal ngambek kalau gak disentuh sedetik tok."
Sarifah dan Aravah sedang mencari buku untuk bahan diskusi kelompok mereka. Oh tidak lebih tepatnya hanya Sarifah karena sedari tadi Aravah hanya duduk dan bermain gadget, berseluncur dengan fatamorgana dunia maya, katanya mumpung wifi gratis. Baru tau kalau orang takjir juga doyan gratisan.
Selain buku diperpustakaan StarLight juga menyediakan wifi gratis yang dapat diakses oleh warga StarLight. Harap maklum kalau banyak yang datang ke perpustakaan tidak memegang buku melainkan gadget.
Untuk mempersingkat waktu, Sarifah dan Aravah berpencar untuk mencari bahan diskusi mereka. Tak lama kemudian Sarifah melihat buku yang sesuai dengan diskusi kelompok, tentang kimia.
Jam pertama XI IPA 1 memang mendapat tugas dari guru kimia mereka Bu Zah. Mendiskusikan tentang stokiometri dan kelompok Sarifah dapat bagian titrasi asam basa. Sebenarnya dikelompok mereka masih ada nama-nama lainnya, hanya saja mereka terlalu menggampangkan tugas jadilah hanya Sarifah yang bekerja dan Aravah yang diseret paksa oleh Sarifah.
Sarifah ingin mengambil buku itu namun apalah daya tangannya tak sampai. Tubuh Sarifah hanya sekitar 151an cm dan buku itu terletak diatas jangkauan Sarifah. Susah payah Sarifah menjangkau hingga berjinjit pun masih tak bisa. Bahkan yang sekarang ia lakukan lebih konyol lagi. Melompat-lompat hingga menimbulkan bunyi yang berisik.
Masih berusaha dan yap... Lompatan ke tiganya ia dapatkan bukunya, memang tak sia-sia usahanya. Kesenangan itu tak berangsur lama karena buku itu kini terlepas dari genggamannya dan berakhir pada kepala seorang laki-laki.
"Shittt... Siapa?" matanya nyalang mencari orang yang melempar buku itu. Orang-orang yang melihat pun menunduk takut. Ikut merasakan atmosfir mencekam diruangan itu.
Tau akan sang idol StarLight dilempari buku oleh oknum tak bertanggung jawab seketika perpustakaan menjadi ramai. Bukan untuk membaca melainkan menonton sebuah pertunjukan sang idol yang akan membumihanguskan seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SARIPAH (P/F) _ Slow Update !
Roman pour AdolescentsSarifah, Gadis desa yang pintar, lugu, ramah dan selalu ceria. Dia bekerja sebagai pembantu dikota atas saran dari bibinya yang juga jadi pembantu diKota. Seharusnya dia sekarang masih kelas 2 SMA namun karena keterbatasan biayanya dia memilih untuk...