19. Kamar sendiri

265 20 3
                                    

Ketika masuk kedalam sekolah,Jun dan umji malah ikut masuk dan menggandeng tangan Yewon. Layaknya bocah paud yang masuk sekolah kanak-kanak dihari pertama. Yewon hanya bisa pasrah sembari merundukkan kepalanya. Tatapan satu sekolah tertuju pada dirinya. Niat awalnya ingin menyembunyikan identitas nya ini dari satu sekolah. Tapi ternyata sia sia. Kedua Kakeknya sudah mebuat announcement besar besaran di tengah Billboard sekolah bahwa akan ada rapat direksi tentang hak waris karena cucu mereka yang hilang selama 15 tahun sudah kembali. Disana terpampang besar foto Jun Umji dan Yewon diantara keduanya. Tak ayal kemiripan Yewon dengan ayah dan ibunya jadi bahan perbincangan. Yewon bak pinang dibelah dua ketika foto nya dan foto ibunya diletakkan bersamaan.

"Kita ke kantor yayasan dulu ya sayang..."Jun mengusap kepala Yewon lalu mencium nya

Yewon sudah sangat pasrah. Umji juga tak henti-hentinya mencium nya. Wajahnya mungkin sudah penuh dengan jejak bibir ibunya. ayahnya juga menciuminya tapi lebih parah lagi ibunya itu.

Duduk diruang yayasan yang dulunya tak pernah ia tau. Mata Yewon berotasi menatap ke sekeliling. Ada foto dari kakek buyutnya sampai pamannya dan bibinya.

Seseorang masuk dan membawa foto Yewon lalu di pasang di samping foto ibunya.

Apa semua ini nyata??

Yewon merasa terlampau cepat ia menjadi sangat sangat kaya. Ditatapnya ayah dan ibunya yang sibuk berbincang dengan ketua yayasan. Kedua tangannya masing masing digenggam erat ayah dan ibunya. Di sela sela perbincangan itu,umji mencium pipi Yewon.

Pipi Yewon mungkin sudah ada jejak lipstik ibunya itu. benar, pipi gadis itu sudah penuh dengan jejak merah dari bibir ibunya. jun mengusap tangan yewon yang ia genggam lalu mengecup nya sesekali ketika mendengarkan apa yang dijelaskan oleh ketua yayasan.

''begitu kira kira tuan...''

''nama nona yewon sudah masuk dalam daftar ahli waris keluarga sejak dia dalam kandungan. karena nona yewon hilang selama 15 tahun maka nama nona yewon sempat dihilangkan. dan sekarang kembali, nona yewon perlu menandatangi beberapa surat, tuan jun, nona umji...''

jun melirik umji lalu mengangguk.

''mana berkas berkasnya...''

''sebentar tuan...''

.

.

sepertinya hari ini yewon tidak masuk kedalam kelasnya, ia sibuk terperangakn di kantor yayasan dengan ayah dan ibunya. bahkan sampai tertidur di sofa ketika ayahnya tengah sibuk membahas dokumen bersama ibunya dan ketua yayasan.

''yewonie terlihat lelah...''umji meninggalkan meja rapat dan berjalan ke sofa dimana yewon terlelap. umji mengambil jas suaminya yang ada di sandaran sofa lalu menyelimuti badan yewon.

''maaf yaa sayang...tidak boleh masuk kelas dulu...''

''kita butuh cap tangan nona yewon, tuan muda...''ucap ketua yayasan pada jun, jun melirik kearah yewon yang terlelap tengah di usap kepalanya oleh umji.

''tidak apa apa, kita tidak usah membangunkan yewon...perlahan saja ambil cap tangannya...''

jun membawa sebuah tinta cap tangan dan sebuah surat, mendekati yewon yang tengah tertidur dengan umji yang duduk di sampingnya.

''maaf yaaa sayang...maaf yaaa...''jun mencelupkan telapak tangan yewon, dibantu umji ke tinta. lalu menempelkannya ke surat yang sudah jun siapkan

''nghhhh...''merasa terganggu, yewon merubah posisi tidurnya membuat jun dan umji berusaha membuat gadis itu kembali nyaman dalam tidurnya

''iya iyaa sayang...maaf yaaa...maaf yaaa...''umji mengusap kepala umji, jun mengambil tisu basah untuk menghilangkan tinta di tangan yewon

jun dan umji benar benar memperlakukan yewon layaknya bocah 5 tahun yang rapuh dan manja.

Seriously?!!You Are My Birth Parent?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang