13. ditinggal bertiga

287 24 7
                                    

Setelah sakit hampir 1 Minggu lamanya, umji dan Jun tidak pernah jauh dari gadis itu. Anak mereka. Walaupun Yewon merasa risih diperlakukan seperti anak bayi yang belum bisa apa apa namun ia juga merasa nyaman dan yahh sedikit...bahagia.

Bokseon sudah harus kembali ke kampung karena kebun dan beberapa ternak harus diurus. Meninggalkan Yewon dengan pasangan muda ini. Ckckckck, Yewon merasa ngeri melihat senyum bahagia keduanya, umji dan Jun tidak pernah pulang dan ikut tinggal di flat kecilnya. Terkadang beberapa pria berpakaian jas rapi datang membawakan tas berisi baju ganti pasangan muda ini.

"Umji dan Jun bisa menjaga Yewon kan?"

Yewon menatap horor neneknya,kenapa bokseon berkata seperti itu seolah Yewon dititipkan pada mereka.

"Tentu sa..."

"Aku bisa menjaga diriku sendiri"

Belum selesai Jun menjawab,Yewon sudah memotong pembicaraannya terlebih dulu.

"Yewonie..."tampak bokseon memasang wajah tajamnya, mengisyaratkan bahwa sikap barusan sangat tidak baik

"Maaf..."cicitnya menunduk sambil memainkan batu kerikil di kakinya. Umji dan Jun saling tatap lalu tersenyum gemas

"Nenek tidak pernah mengajarkan Yewon memotong pembicaraan seperti itu"

Bokseon paham kalau Yewon saat ini tidak ingin dekat dengan pasangan muda ini. Namun Yewon harus bisa,walau bagaimanapun Jun dan Umji adalah ayah dan ibunya. Yewon harus bisa menerima kenyataan itu.

"Tidak apa apa nek,kami mengerti... Yewon butuh waktu untuk bisa terbiasa"umji menarik Yewon yang berdiri di sisi kirinya lalu mendekapnya. Yewon tampak tak berusaha untuk melepaskan diri dari pelukan tiba tiba itu. Ia hanya memasang wajah datarnya di dekapan umji.

Perlahan mobil yang membawa bokseon pergi hilang dari pandangan mata Yewon. Diapit oleh pasangan muda ini sungguh membuatnya stress.

Sedangan Jun dan Umji menatap Yewon yang masih menatap lurus ke depan seolah menginginkan nenek asuh nya kembali dan ikut membawanya pergi.

"Ayo masuk, cuaca sangat dingin diluar"ucap Jun sembari memeluk  pundak kanan Yewon

Gadis itu mendongakan kepalanya sedikit keatas menatap Jun lalu beralih pada Umji. Yewon menghela nafasnya lalu mengangguk pasrah.

.
.
.

hari ini adalah hari pertama setelah sakit hampir 1 minggu tak masuk ke sekolah. yewon berjalan gontai menuju kelasnya. disana sudah ramai orang, yewon duduk di kursinya lalu menghela nafasnya lagi. entah sudah beberapa kali ia menghela nafas nya. Lelah. Ia dibayang Bayangi oleh pasangan suami istri yang terus ngotot mengaku sebagai orangtua kandungnya.

"Apa mereka tidak lelah terus mengikuti dan ikut tinggal bersamaku di flat kecil ku. Padahal mereka punya rumah mewah dan luas. Dan lagi...kenapa mereka itu ngotot sekali kalau aku ini anaknya. Kalau tes DNA bisa dimanipulasi. Kalau tanda lahir bisa saja kebetulan dan juga kalau namaku juga usiaku yang kebetulan juga bisa sama...kenapa mereka seyakin itu sih...benar benar pasangan muda yang aneh...."

Tak sengaja Yewon melihat baliho besar yang ada di salah satu sudut sekolah. Disana wajah Jun dan umji menjadi model baju sekolah Shinwa. Cantik dan tampan. Dan Yewon menertawakan diri nya dan kedua pasangan muda itu.

"Aku adalah anak mereka?yang benar sajaaaaaa"pekik Yewon kesal















Menatap tubuh nya dari cermin full body. Umji mengusap pelan wajah nya. Tubuh polosnya yang tak berubah bahkan saat ini usianya hampir 30 tahun. Wajahnya tidak menunjukkan tanda-tanda penuaan yang sewajarnya harus terjadi di usia yang mau kepala 3.

Awet muda....

Istilah itu mungkin bisa jadi keberuntungan. Namun jika kasusnya seperti dirinya. Mungkin awet muda yang ia alami bukanlah sebuah keberuntungan.

Bagaimana pun,Yewon adalah anaknya dan ia adalah ibu dari gadis remaja itu.

"Huhhh..."kembali memakai jubah mandi nya. Umji masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang sudah seharian berkeringat dan lelah karena banyak sekali pekerjaan di butik.

Berendam di bathtub adalah pilihan yang tepat untuk merilekskan otot tubuh yang kaku.

Tapi, cara yang bagaimana lagi harus umji dan Jun gunakan agar Yewon mau percaya. Umji sudah mati Matian mencari anaknya 15 tahun ini dan ketika menemukan anaknya malah tidak diakui. Sejujurnya umji lebih stress ketika Yewon menolak untuk mempercayai dan mengakuinya sebagai ibu. Rasanya hati umji sangat sakit ketika anaknya tidak mengakuinya.

"Apa yang harus ibu lakukan agar kau mau percaya sayang..." Umji mengusap wajahnya frustasi









Seperti biasa, Yewon pulang sekolah langsung pulang ke flat nya. Awalnya  Yewon  berniat mencari pekerjaan  namun  ia  tidak bisa lagi bekerja Karena umji dan Jun sudah 'mengkudeta' semua tempat yang berpotensi untuk Yewon jadikan tempat untuk melamar pekerjaan. Alhasil,gadis itu tidak bisa bekerja sampingan lagi.

"Sudah pulang sekolah sayang...??"

Benar saja,junhan...pria yang mengaku dirinya adalah ayahnya berdiri didepan pintu flat nya dengan setelan kerja yang benar benar rapi dan pastinya mahal.

"Paman...kau kembali lagi kemari?ada apa?"Yewon memanggil junhan paman karena tidak nyaman memanggil pria itu dengan sebutan Oppa,terlalu akrab. Dan Yewon tidak mau terlalu akrab dengan pria itu.

Jun tersenyum lalu mendekati Yewon. Mengusap rambut hitam gadis itu.

"Apa hari ini Yewonie mau ikut dengan paman...?"

Baiklah jika Yewon ingin memanggil nya dengan sebutan paman. Tidak masalah untuk Jun asalkan gadis itu tidak mengusirnya. Jun harus mulai benar benar perlahan. Tidak boleh terburu-buru dan seperti memaksa seperti yang dulu.

"Kemana?"Yewon mulai memasang wajah curiganya lagi









Hayy....maaf lama banget balik nya ngak pernah update lagi karena author sibuk skripsi huhuhu.

Ceritanya tambah gajelas yaaa:O
Tapi semoga masih ada yang suka. Kalau ada waktu luang ku usahakan untuk update yaaa

Don't forget to vote and coment yahh

SEE YAAAAA🙋🙋🙋

Seriously?!!You Are My Birth Parent?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang