*Mulai dari chap ini sampai selesai author yang ambil alih.*
Tidak perduli dengan tatapan aneh mereka disaat melihat Shella berlari sambil menangis.
Dia terus berlari mencari Prima yang keberadaannya tidak tau dimana, menuju kantin namun hasilnya nihil.
Bertanya-tanya di mana letak kelas Prima namun yang didapat malah bentakan dan dorongan di bahu serta kata-kata pedas.
"Sial!" Dia tendang udara sebagai bentuk pelampiasan amarah, membawa tangan kiri menuju kepala dan menyibak poni lepeknya kebelakang.
"Aku akan benar-benar mengha-"
"Mencariku?" Ucapan yang terlontar dipotong oleh suara dari belakang, sontak Shella berbalik dan langsung melayangkan pukulan.
Bugh!
Sangat kuat sehingga Prima terdorong kebelakang dan hampir jatuh, kakak San tersebut tertawa kecil dan mengangkat tangan kirinya menyentuh rahang.
"Lumay-"
Bugh!
Lagi dan kali ini Prima terduduk langsung ke lantai dan tertawa keras, matanya melotot lebar serta berdiri perlahan dibantu oleh kedua tangannya.
Shella yang melihat itu makin tersulut emosinya, dia mengangkat kaki kanan dan menggerakkan kedepan untuk menendang dada Prima.
Namun..
Tap!
Kepala tersebut miring ke kiri memperlihatkan senyuman tipis dengan tatapan tajamnya.
"Aku menangkap kakimu, kids." Ucapnya dan memegang kaki dengan kedua tangan setelah itu bergerak kesamping, membuat Shella terlempar mengenai beberapa pot bunga disana.
Shella merasakan sakit yang luar biasa di bagian kepala dan punggungnya, ia meringis kesakitan serta memejamkan mata.
Prima menghela nafas kasar dan berjongkok didekat kepala Shella, tangan kanannya bergerak menyentuh kepala adek Karina tersebut dan bisa merasakan sesuatu yang basah di telapak tangannya.
"Darah." Gumamnya pelan dan memandang Shella yang sudah kehilangan kesadaran, anak itu menghela nafas kasar dan mencegat salah satu mahasiswa yang kebetulan lewat didekatnya.
"Tolong bawa dia." Peritahnya, dengan begitu langsung dituruti saja dan tubuh Shella diraih oleh siswa itu lalu melangkah mengikuti Prima.
Kita beralih ke Rezka.
Anak itu menarik diri dari atas tubuh sang kakak dan membungkuk meraih beberapa lembar uang merah di atas meja setelah itu melangkah menuju pintu gudang.
Sama dengan Shella, dia meninggalkan begitu saja Acha yang terkulai tak berdaya diatas meja sambil mengatur nafas.
Setibanya didepan pintu ia langsung menendangnya kuat sebagai bentuk pelampiasan amarah dan sedih.
Kepalanya tertunduk lemas dan nafasnya terdengar memburu, tanpa diminta kedua mata indahnya meneteskan air mata.
Seperginya Rezka dari gudang itu, perlahan kedua mata yang sedari tadi tertutup mulai terbuka disertai air mata mengalir disudutnya.
"Karina." Aktifitas yang tengah mengancing baju terhenti karena panggilan lirih tersebut.
"Hmm?" Kedua tangannya gemetaran dan air matanya jatuh tanpa diminta.
"Ap-apa ini sudah benar?" Acha membuka matanya dan mengulum bibir bawah untuk menahan isakan tangis.
"Hiks.. aku mencintainya Karina, Hiks."
"Maaf Acha." Acha tidak segan lagi mengeluarkan tangisannya dan Karina yang mendengar itu hanya menunduk dalam serta mengepalkan kedua tangannya.
"Maaf Shella."
Pen cepat namatin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tendae - WinRina 🔞 ✅ (On Going Season 2)
De TodoAku menyukaimu, kau gadis yang cantik Malam ini, aku ingin bisa lebih mengenalmu Kita berteman untuk sementara tapi itu sama seperti awalnya Aku ingin berselancar di tubuhmu yang bergelombang Kau adalah nuna-ku, kau adalah keluargaku Kita berteman d...