"Bu, dimana Shella." Dari dalam rumah aku bisa mendengar samar suara Kak Karina yang mencariku, sontak hal tersebut membuatku gusar yang berada didalam kolam renang.
Ya kolam renang, aku memutuskan berenang untuk menghilangkan pikiran kotor yang terjadi di halaman belakang tadi.
Menahan nafas dan sedikit melompat sebelum pada akhirnya menyelam bertepatan dengan derap langkah kakinya yang menuju kesini.
"Dek." Panggilnya, aku yang berada didalam air bisa melihat jelas Kak Karina yang berdiri di tepi kolam dan melihat sekeliling mencariku.
"Kakak tau kamu ada disini, jadi keluar." Ucap disertai perintah, dengan begitu aku berenang ke permukaan.
"Kyaaa!" Sehingga membuatnya terkejut dan hampir saja jatuh kedalam kolam, aku hanya memandangnya datar sembari mengatur nafas dan berenang ketepian, posisiku berada ditengah-tengah kolam tadi.
"Kamu ih."
"Loh salah aku dimana?" Tanyaku setibanya ditepian dan meletakkan kedua tangan diatas keramik kolam.
"Ngejutin kakak."
"Shella gak ngejutin ya, kakaknya aja yang gampang terkejut."
"Tu tau."
"Ck." Malas mendengar pembelaannya tersebut, dia tiba-tiba duduk didekatku dengan kedua kakinya dicemplungkan kedalam air.
Aku melihatnya sambil bertopang dagu di kedua tangan diatas keramik.
"Ada apa?" Tanyaku karena dia mencariku tiba-tiba, pasti ada sesuatu atau ada yang ingin dibicarakan.
Dia tidak menjawab, melainkan menunduk dan menggerakkan kedua kaki didalam kolam sehingga air beriak.
Ini yang kadang aku malasin dengannya, dia tidak langsung ngomong tujuannya mencariku, malah diam sehingga membuatku untuk melanjutkan saja berenang.
Berenang ke tengah-tengah dan menyelam lalu muncul di ujung kolam, kulirik dia yang ternyata tengah menontonku, kubalik tubuh menghadap dirinya.
"Bisa katakan langsung?" Aku mulai bosan menunggu, terlebih imajinasiku yang menggagahi Kak Karina kembali terlintas dibenak, membuatku meringis kesal dan kembali menyelam.
Menyelam lebih dalam menuju dasar kolam, mengulurkan tangan kanan dan menyentuhnya sebelum berenang ke permukaan.
"Ahh." Dadaku sesak menahan nafas didalam air, kuatur nafas dan menoleh kepadanya yang masih diam menatapku.
Astaga...
Dari pada dia diam disini mending didalam rumah, karena aku takut sakitnya bertambah karena angin malam.
"Dek." Akhirnya, aku langsung saja berenang mendekatinya, berhenti tepat dibawah kakinya dan kedua tanganku berada di sisi tubuhnya.
Mendongak memandang dia yang menunduk memandangku pula.
"Ini soal yang kemarin."
"Kemarin?" Dia mengangguk dan tiba-tiba menghela nafas sambil mengulum bibir bawah, aku mengernyit bingung seketika.
Kemarin? Memangnya apa yang terjadi kemarin? Ku coba ingat-ingat dan..
"Ah! Yang itu!?" Pekikku heboh setelah mengingatnya, kulihat Kak Karina yang mengangguk dan membawa kedua tangannya menuju pipi.
Pasti dia tengah malu dan kedua pipinya itu merona.
"Kakak minta maaf melakukannya dipangkuanmu dek."
"Tidak masalah, seharusnya adek yang minta maaf kak."
"Adek tidak salah." Aku hanya menggeleng dan mengangkat tangan kiri ini kewajahnya untuk menyingkirkan tangan.
Aku suka melihat pipi merona Kak Karina.
"Mau berenang?" Tawarku dan dia mengangguk pelan, aku langsung saja bergerak mundur dan menyambut dirinya yang perlahan masuk kedalam kolam renang.
Aku langsung tertawa kecil melihat raut panik Kak Karina, kudekatkan diri dan memegang kedua tangannya.
Asal kalian tau saja, Kak Karina tidak pandai berenang.
"Jangan dilepas ya!" Pekiknya heboh disaat aku jail mau melepaskan tangan.
"Hahahaha."
"Adekk ih!" Tertawa kencang dan menariknya sehingga dia berada dipelukan, kami berdua sudah berada ditengah-tengah kolam.
Kudengar nafasnya yang memburu ketakutan, aku terkekeh gemas dan mengusap lembut surai panjangnya.
"Takut ya?" Dia mengangguk dan makin mempererat pegangan di tubuhku, bahkan kedua tangannya melingkar di leher serta kedua kakinya melingkar di perut.
Ah sial, kalau begini aku bisa saja khilaf.
"Kak." Panggilku pelan disaat teringat sesuatu.
"Iya?"
"Soal ciuman dan aku jadi Santoso, itu dilanjut atau tidak?" Tanyaku dan dia diam sambil memainkan air.
"Lebih baik jangan deh kak." Lanjutku, aku sengaja berkata seperti itu karena malas jadi Santoso, aku tidak mau berciuman dengan Kak Karina sebagai Santoso, aku mau berciuman dengannya sebagai Shella, adeknya.
Eh? Kenapa aku berfikir seperti itu?
Namun jawaban yang diberi setelah diam cukup lama mampu membuatku menghela nafas dan merasakan sakit di dada seketika.
"Lanjut dek, kalau tidak ps5nya batal."
Prety Prima Rezka.
(Ketinggalan, seharusnya di chap Video kkk).Note : Nah Nah mulai.. disaat bagian ewita kalian komen dengan semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tendae - WinRina 🔞 ✅ (On Going Season 2)
RastgeleAku menyukaimu, kau gadis yang cantik Malam ini, aku ingin bisa lebih mengenalmu Kita berteman untuk sementara tapi itu sama seperti awalnya Aku ingin berselancar di tubuhmu yang bergelombang Kau adalah nuna-ku, kau adalah keluargaku Kita berteman d...