"Mereka pergi hiks."
Tak!
Hpnya langsung jatuh dari tangan dan dirinya terduduk dilantai kamar, kepala yang tadinya menengadah keatas kini menunduk dalam menyembunyikan wajah di sela-sela lutut.
"Huwaaaaaa." Tangisan keras terdengar di kamar tersebut, kedua tangannya terangkat meremat rambut sendiri sebagai bentuk pelampiasan rasa bersalah dan menyesalnya.
Dia sungguh-sungguh menyesalinya sekarang.
"Hiks." Perlahan tubuhnya berdiri dan langsung berlari keluar kamar, menuruni tangga dan melewati dapur yang ada ibunya disana.
"Nak!" Seruan panik ibu disaat melihat anaknya berlari keluar rumah sambil berderaian air mata, ia menyusul namun mustahil baginya untuk mengejar di umur yang cukup tua.
Dirinya memutuskan kembali masuk kedalam rumah untuk mengambil hp dan menguhubungi anaknya satu lagi, yaitu Shella.
Namun sayangnya panggilan tersebut tidak tersambung sama sekali karena Shella sudah membuang kartu dan menghancurkan hpnya.
Jahat memang karena dia pergi tanpa sepengetahuan ibu dan kakaknya, namun ini satu-satunya cara bagi Shella, terlebih dia ke korea bertujuan untuk menyampaikan perasaan Karina kepada sang ayah, dia ingin mencarinya sendiri.
"San!" Ibu menghubungi Santoso.
"Iya ibu, ada apa?"
"Karina, dia berlari keluar rumah sambil menangis."
Tutt.
Dengan begitu sambungan telpon langsung terputus.
"Mau kemana bro?" Tanya teman San disaat melihat anak itu tiba-tiba berdiri sambil meraih jaket dan kunci mobilnya.
"Karina." Nama yang disebutkan cukup membuat para temannya mengerti, San langsung berlari keluar dari tempat kumpul mereka dan melewati salah satu tiang penyangga disana yang mana ada Prima tengah bersembunyi.
Karina terus berlari mengabaikan air mata mengalir deras dan tatapan para pejalan atau membawa kendaraan, tujuannya hanya satu yaitu Shella dan menahan kepergiannya.
Dia menyadarinya sekarang, menyadari kalau dirinya tidak terima dengan kepergian Shella.
Ia ingin menahannya dengan pelukan erat serta ciuman hangat dan ungkapan perasaan yang sebenarnya.
Larinya makin kencang disaat melihat sang adek yang tengah berdiri di halte bus bersama Rezka.
Lalu cahaya dari belakang serta lewatnya bus membuat ia menggeleng kencang dan berusaha semaksimal mungkin memaksakan kakinya untuk berlari.
"SHELLA!" Teriaknya namun sayangnya dia terlambat, bus sudah pergi dan karena kakinya lelah untuk berlari dia berhenti di tengah jalan.
Air matanya kian mengalir deras melihat bus itu pergi menjauh dan hilang dari pandangannya.
"Shella hiks." Seakan mengerti dengan perasaan Karina, langit yang gelap diatas sana makin menggelap pertanda hujan turun.
Guntur dan kilat menghiasi langit sebelum rintikan hujan turun membahasi bumi.
"Hiks maaf hiks, kakak minta maaf hiks.. shella hiks."
"KARINA!" Teriakan tersebut membuat isakan tangisnya kian kencang dan kedua bahunya di sentuh lembut oleh tangan besar San.
"Apa yang kamu lakukan? Kamu membuat ibu panik dirumah." Serunya langsung dan kedua tangan itu turun menuju tangan Karina dan menautkan jari-jari mereka.
"Aku mencintainya hiks." San diam mendengar itu, memang sedari kemarin-kemarin dia menyadari ada yang salah dengan Karina, namun dia mendiamkan hal tersebut. namun malam ini Karina mengatakannya jelas ditengah-tengah hujan turun dengan deras.
"Aku mencintainya hiks." Perlahan tubuh itu dibawa kedalam dekapan hangat San, tangan kanannya berpindah ke rambut basah sang kekasih dan mengelusnya lembut, lalu tangan kirinya berada di punggung.
"Maaf San, maaf hiks."
"Tidak masalah, walaupun kamu mencintainya. Kamu tetap milikku Karina."
"Hiks."
Bandara..
Shella tiba-tiba menghentikan langkah kakinya dan menoleh kebelakang.
"Ada apa?" Tanya Rezka yang juga ikut berhenti.
"Aku merasakan sesuatu, disini." Ucapnya sambil tersenyum dan menunjuk dadanya sendiri.
"Rasanya hangat sekali."
Endnya masih ada beberapa chap lagi..
KAMU SEDANG MEMBACA
Tendae - WinRina 🔞 ✅ (On Going Season 2)
DiversosAku menyukaimu, kau gadis yang cantik Malam ini, aku ingin bisa lebih mengenalmu Kita berteman untuk sementara tapi itu sama seperti awalnya Aku ingin berselancar di tubuhmu yang bergelombang Kau adalah nuna-ku, kau adalah keluargaku Kita berteman d...