twenty six : fault

854 127 10
                                    

Attention please! Kalau suka boleh di vote dan komen biar akunya semangat nulisnya. Happy reading, hope enjoy it! Typo bertebaran!

Jaemin mengunjungi Jeno hari ini di rumah sakit, kata dokter keadaannya hari ini sudah lebih baik dan hanya tinggal pemulihan saja, Jaemin duduk di sebelah kasur Jeno, ia mengusap tangan sang alpha perlahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaemin mengunjungi Jeno hari ini di rumah sakit, kata dokter keadaannya hari ini sudah lebih baik dan hanya tinggal pemulihan saja, Jaemin duduk di sebelah kasur Jeno, ia mengusap tangan sang alpha perlahan.

"dimana Jisung?" Tanya Jeno, Jaemin menghembuskan nafasnya sejenak.

"dia sedang sekolah, begitu juga Dareum." jawab Jaemin, tangan Jeno mengenggam tangan Jaemin.

"Jisung tidak bersalah, aku tau dia ingin melindungi kita." ucap Jeno.

"aku tau, Jisung tak mungkin melakukan itu tanpa maksud tertentu. Jisung tak mungkin sejahat itu padamu." Jeno tersenyum.

"aku juga tau pasti keadaan istana saat ini sedang buruk bukan? Banyak yang menyalahkan tragedi ini pada jisung,"

"aku berusaha melindungi Jisung hiks. Aku tak ingin dia terluka walau dia bukan anak kita." Jeno menggelengkan kepalanya.

"dia tetap anak kita dia lahir darimu, walau di dalamnya ada campur tangan iblis sekalipun." Jaemin menangis, ia tak tau harus bagaimana sekarang keadaan istana sedang kacau banyak desas desus diantara staff istana dan semua membenci Jisung, namun hanya Jaemin dan karina yang ada di pihak Jisung. Bahkan kabar ini sudah samapai di tangan warga acttledon.

Akibat isu ini pula berdapak pada hubungan antara Dareum dan Jisung, mereka tak saling sapa apalagi bicara. Menurut Dareum Jisung bersalah atas kejadian yang melukai ayahnya ini, bahkan ia sempat berbincang dengan salah satu petinggi istana yang menyebutkan bahwa Jisung pantas di hukum mati atau setidaknya diasingkan.

"dareum." panggil Chenle, Dareum sadar dari lamunannya lalu menatap Chenle yang duduk di sampingnya. Ia sekarang ada di kantin makan bersama teman-temannya seperti biasa.

"kau baik?" tanya wintet.

"ya, aku baik-baik saja." jawab Dareum lalu kembali memakan makan siangnya, matanya melirik lalu tak sengaja ia melihat Jisung makan di pojok sendiri.

Chenle menyadari arah tatapan Dareum yang menatap Jisung duduk sendiri di pojokan, Chenle berada di pihak Dareum ia menganggap jisung sebagai penjahat. Bahkan satu akademi menganggapnya begitu.

Sementara itu keadaan Jisung tak luput dari pembullian sekolah ia lebih baik tuli saat ini dari pada mendengar banyaknya cacian dan makian dari beberapa siswa akademi terlebih lagi seniornya.

"lihat ini, seorang pembunuh orang tuanya oh! Seorang pembunuh kaisar." ucap salah satu seniornya, Jisung berusaha untuk menulikan telinganya.

"heii, dia kan haus kekuasaan dan pengakuan prestasinya yang menggunung makanya dia butuh pengakuan dan merasa pantas akan jabatan paling tertinggi di negri ini." Ucap Senior lainnya, orang-orang tertawa dan marah akan hal itu.

Acttledon : Butterfly Effect [ Nomin ] || ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang