thirty : Paradise

1K 127 15
                                    

Attention please! Kalau suka boleh di vote dan komen biar akunya semangat nulisnya. Happy reading, hope enjoy it! Typo bertebaran!

 Happy reading, hope enjoy it! Typo bertebaran!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Clek!

Pintu kamar terbuka, Jeno memasuki kamarnya perlahan melihat pasangannya tengah duduk sembari melihat ke arah jendela kamar yang viewnya langsung mengarah ke lapangan tempat kejadian peperangan berlangsung, pandangan mata Jaemim sedikit kosong, Jeno mendekati Jaemin dan menepuk pundaknya Jaemin menoleh menatap Jeno.

"kenapa hm?" tanya Jeno sembari mendudukan dirinya di sebelah Jaemin.

"hanya merindukan Jisung." Jeno menghembuskan nafasnya perlahan, ia mengusap punggung Jaemin.

"kau harus coba ikhlaskan sayang, ini sudah satu tahun sejak kepergian Jisung, kau mau Jisung tidak tenang?" Jaemin menggeleng, rasanya baru kemarin ia melihat peperangan berlangsung di hadapannya, ternyata sudah setahun lamanya peperangan ini usai dan sudah setahun anaknya meninggalkan dunia ini.

"hanya saja aku belum rela, aku belum memberikan kasih sayang yang cukup untuk Jisung." Jaemin menundukan kepalanya.

"tidak jaem, kau sudah memberikan yang terbaik untuk Jisung, Jisung pasti bahagia disana." Jeno mengusap punggung Jaemin berusaha menenangkan dan menguatkan Omeganya itu.

"baiklah."

"sudah jagan menangis, Kita hari ini berkunjung ke makam Jisung kan?" Jeno menghapus air mata Jaemin dan mencium pipinya. "baiklah aku harus membantu dareum."

"iya."

Satu tahun sejak perang antara Dareum dan Jisung dan setahun sudah kepergian Jisung, sedikit perubahan di istana namun kebencian petinggi pada Jaemin tak pernah berubah, namun kabar baik terus berdatangan dari Jeno yang mempersiapkan Dareum menjadi kaisar selanjutnya sampai tingkat korupsi yang mulai menipis.

Namun kepergian Jisung terlalu berdapak pada Jaemin, Ia jadi lebih murung dan selalu berpakaian serba hitam setelah kepergian Jisung bahkan setahun hidupnya di habiskan untuk masa berkabung yang tak pernah luruh, Jaemin merasakan kehilangan yang begitu dalam setelah kehilangan anak sulungnya.

Hari ini rencananya Jaemin akan mengunjungi makam Jisung tentu saja Jaemin mengosongkan semua jadwalnya, satu hari khusus untuk Jisung. Dulu ia tak pernah punya waktu untuk jisung barang satu haripun sekarang ia punya satu hari untuk Jisung setiap tanggal 3 di tiap bulannya.

"selamat pagi yang mulia." ucap seorang wanita yang baru saja datang menghampiri Jaemin di taman.

"pagi karina, duduklah." karina mendudukan dirinya di sebelah Jaemin.

"ada apa yang mulia memanggil saya kemari?" tanya Karina, Jaemin tersenyum sembari menatap ke arah depannya. Karina melihat di pangkuan Jaemin ada baju milik Jisung.

Acttledon : Butterfly Effect [ Nomin ] || ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang