Chapter Eight : The God are Born

2.4K 354 33
                                    

Attention please! Kalau suka boleh di vote dan komen biar akunya semangat nulisnya. Happy reading, hope enjoy it! Typo bertebaran!

 Happy reading, hope enjoy it! Typo bertebaran!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brak!

Jeno menoleh melihat Sir Smith penasihat sekaligus asisten pribadi papanya berjalan masuk keruangannya dengan tergesa-gesa membuat Jeno dan Sir taeil kaget.

"yang mulia." Panggil Sir Smith.

"ada apa Sir Smith? Apa terjadi sesuatu?" tanya Jeno.

"tuan Jaemin akan melahirkan." Jeno membelakan matanya, ia langsung bangkit dari duduknya dan berjalan cepat menuju ruang bersalin di istana, Jeno melihat beberapa keluarga kekaisaran berada di luar ruangan, suara teriakan-teriakan terdengar dari dalam.

"papa, bagaimana keadaan Jaemin?" Tanya Jeno, melihat Taeyong tengah berdiri dengan resah.

"dia sedang berjuang melahirkan anak kalian, entahlah kita sedang menunggu kabar dari dokter dan perawat di dalam." jawab Taeyong.

"bukankah harusnya Jaemin melahirkan minggu depan?"

"barusan Jaemin mengalami kontraksi, kemungkinan dokter salah memprediksi hari perkiraan lahir Jaemin, ini sering terjadi kata dokter." Jeno mengangguk.

"beberapa hari yang lalu memang Jaemin mengeluh sakit namun ia beranggapan kalau memang bayinya sedang bergerak di dalam atau menendang, aku juga tidak berfikir kalau itu adalah kontraksi pembukaan persalinan." ucap Jeno.

"kau harusnya lebih peka, tak apa ini wajar kalian orang tua baru. Sebaiknya kau berdoa semoga Jaemin dan bayinya baik-baik saja." Jeno menganggukan kepalanya.

Clek!

Pimtu ruangan terbuka seorang dokter keluar dari ruangan.

"bayinya telah lahir." ucap dokter itu, semua orang bernafas lega dan mengucap syukur.

"Bagaimana kondisi mereka?" tanya Jeno.

"dua-duanya berjenis kelamin laki-laki, bayi pertama lahir dengan berat 3.1 kg dan bayi kedua dengan berat 2,0 kg atau berat badan lahir rendah, untuk bayi kedua harapan hidup sangat rendah ia mengalami asfiksia atau tidak mendapatkan cukup oksigen saat lahir, penyebanya adalah si bayi menghirup air ketuban, kita sedang mengobservasi bayi kedua berharap ia dapat bertahan." Namun kabar kedua membbuat Jeno sangat resah.

"apa saya bisa masuk untuk melihat?" Tanya Jeno.

"ya, tentu yang mulia." Dokter memberikan jalan pada Jeno.

Jeno masuk dan melihat Jaemin masih berbaring denga wajah pucat, Jeno mendekati Jaemin dan memegang tangannya lalu menciumnya.

"kau berhasil sayang, terimakasih telah membawa mereka lahir kedunia." Ucap Jeno, Jaemin membuka matanya dan melihat Jeno di sampingnya.

Acttledon : Butterfly Effect [ Nomin ] || ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang