Ji mau adek

2.2K 282 29
                                    


Ps: Chapter ini agak ngedrama hahahaha 😝😝







"Bunaaaa Ji pulang!!!!!"


Jisung yang baru datang langsung menerjang Donghyuck yang lagi nonton sinetron azab, membuat cowok mungil itu terkejut.

"Astaga Ji.. Buna kaget!"


"Hehehe maap buna sayang!"

Cup.

Jisung mencium pipi Donghyuck lalu nyanderan ke badan Donghyuck, mendapat perlakuan putranya. Donghyuck tersenyum kecil lalu mencubit pipi Jisung gemas.

"Gemes banget anak buna. Ji laper tidak? Buna udah masakin rendang."

Jisung mengangguk, lalu dia duduk manis menatap Donghyuck.

"Ji masih kenyang. Bunaaa... Ji mau tanya buna, bagaimana cara buat adek?"

Donghyuck menatap Jisung lembut, lalu tersenyum kecil.

"Menurut Ji, bagaimana?"

Mata Jisung berbinar terang, membuat Donghyuck menahan diri agar tidak mengecup seluruh wajah anaknya itu.

"Katanya buat adek itu, ketika benih yayah ketemu sama benih buna."

Donghyuck mengelus rambut Jisung begitu lembut, dia tersenyum hangat.

"Ji dengar dari siapa?"

"Dari pak guru buna! Emang iya yah?"

Donghyuck mengangguk, membuat Jisung tersenyum.

"Iya Ji, wah anak buna pintar banget yah."

"Loh kok Ji yang pintar? Kan pak guru yang kasih tahu Ji?"

Jisung memeringkan kepalanya, menatap Donghyuck dengan tatapan polos. Donghyuck mengecup pipi Jisung gemas.

"Iya dong Ji pintar, tandanya Ji mendengarkan penjelasan pak guru dengan baik. Buktinya Ji masih ingat kan?"

"Iya buna! Kan Ji gak mau buat buna dan yayah sedih kalau Ji disekolahnya gak pintar. Hehehe."

Donghyuck menggeleng gemas, bisa-bisanya dia punya putra yang segemas Jisung.

"Oh yah, emang berapa lama adek bayi bisa hadir buna?"

Donghyuck masih menatap Jisung lembut, "Adek bayi bisa hadir selama 9 bulan diperut. Dulu Ji juga kan gitu,"

Jisung mengangguk, "Berarti dulu Ji tinggal di perut buna selama 9 bulan yah? Wah berarti Ji dulu sekecil jempol yah buna sebelum Ji sebasar ini?" tanyanya begitu antusias.

"Benar, anak buna pinter banget."

"Ada apa nih? Kelihatannya seru banget?"

Jisung menoleh mendapati Jeno yang baru saja duduk di sampingnya, dengan cepat Jisung langsung menghampiri Jeno.

"YAYAH!"

Jeno menatap Jisung lalu tersenyum lembut, "Iya Ji?"

"Yayah.. Ji boleh tidak punya adek?"

Jeno menyerngit, lalu menatap Donghyuck bingung. Donghyuck membalasnya dengan senyum tenang, membuat Jeno mengerti.

"Bukannya Ji waktu itu bilang gak mau punya adek? Kenapa sekarang Ji mau punya adek?"

Jisung manyun, lalu dia menggeleng keras, "Maaf yayah, waktu itu Ji memang gak mau punya adek. Tapi waktu Ji lihat buna kesepian dirumah waktu yayah dan Ji gak ada. Ji jadi sedih, terus Ji berpikir kalau punya adek berarti buna bakalan ada teman dan gak kesepian lagi!" katanya semangat.

Jeno tersenyum lembut, dia mengelus rambut Jisung, "Emang Ji siap punya adek? Kalau Ji punya adek nanti kasih sayang buna harus dibagi bukan hanya buat Ji lagi tapi juga buat adek. Emang Ji mau?"

Jisung berpikir sebentar, lalu dia mengangguk semangat.

"Ji gak papa yayah, lagian kan Ji juga bakalan jadi abang. Berarti Ji harus mengalah dan Ji harus bisa jagain adek dan buna nanti artinya Ji harus kuat!"

Jeno tersenyum begitu lebar, dia merasa bangga sekali punya anak seperti Jisung. Donghyuck dibelakang sana sudah meneteskan air mata, lalu tersenyum bangga.

"Duhhh, anak yayah pintar banget sih. Coba sana bilang sama buna."

Jisung dengan cepat menoleh dengan senyum lebar, lalu dia terkejut mendapati Donghyuck yang sudah sesegukan.

"Loh buna kenapa nangis? Ji nakal yah karena minta adek?"

Donghyuck menggeleng, terus dia peluk tubuh Jisung erat.

"Ji gak nakal kok, buna nangis karena bahagia buna punya anak seperti Ji yang pintar. Buna bangga sama Ji."

Jisung tersenyum lalu dia menghapus air mata Donghyuck, "Kalau begitu buna gak papa kalau Ji minta adek?" tanyanya.

Donghyuck mengangguk, "Buna gak papa kok, iya kan yayah?"

Jeno langsung mendekati kedua kesayangannya lalu membawa mereka berdua dalam dekapannya.

"Iya, Ji boleh punya adek."

Jisung bersorak girang dalam pelukan Jeno. Lalu dia segera mencium pipi Donghyuck dan Jeno, dan berdiri lalu melompat-lompat.

"Yayyyyyyyy!!! Ji bakal punya adekkkk asyikkkkk!!!! Ayo yayah buat adek sama buna!!!"

Jeno tersenyum menatap Donghyuck, cowok itu memeluk donghyuck erat lalu mencium kening bininya.

"Terima kasih sayang, sudah melahirkan Ji dan merawat Ji hingga tumbuh menjadi anak yang pintar."




















Baby Ji bilaik: Horeeeee Jiji bakal punya adek berarti Ji bakal jadi abang!!!!

Baby Ji bilaik: Horeeeee Jiji bakal punya adek berarti Ji bakal jadi abang!!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC

KELUARGA RANDOM (NOHYUCK)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang