8. Dangerous Night

180 69 35
                                    

Natasha mengendarai mobilnya melewati jalanan kota Valley yang sepi. Malam itu langit nampak lebih terang karena bulan purnama bersinar terang di atas sana. Suara musik yang berasal dari radio membuat gadis bersurai coklat itu ikut menyenandungkan lagu, mengusir kebosanan yang melingkupinya.

Malam ini Natasha dan Gwen akan pergi ke pesta perayaan kemenagan tim lacrosse di rumah Daniel. Natasha akan menjemput Gwen terlebih dahulu sebelum keduanya pergi bersama menuju tempat pesta.

Suara deringan ponsel menarik fokus Natasha yang tengah menyetir. Dia mengecilkan suara radio dan mengangkat telfon.

"Mom?...yeha, okey." Dia menjauhkan ponselnya sejenak untuk melihat jam di layar sentuh sebelum menempelkan benda pipih tersebut ke dekat telinganya lagi "aku akan pulang sekitar jam sepuluh, yeah okey. See you, mom."

Setelah selesai berbicara dengan ibunya lewat telfon, Natasha kembali meletakan ponselnya ke tempat semula, tapi ponsel tersebut kembali berdering, menandakan satu telfon lagi yang masuk. Natasha menghela nafas pelan, meraih ponselnya kembali untuk menerima telfon yang kali ini dari Gwen. Tapi tiba-tiba saja, seseorang berjalan menyebrangi jalan  nampak lunglai, terlalu dekat dengan mobil Natasha sehingga membuatnya spontan menginjak rem dengan keras. Suara decitan ban mobil yang beradu dengan aspal terdengar, timpang tindih dengan detak jantung Natasha yang berpacu cepat.

Lampu mobil menyorot tajam ke arah si penyebrang jalan yang hampir Natasha tabrak. Penerangan yang cukup, membuat Natasha kini bisa lebih jelas melihat wajahnnya. Seorang pria yang tampak familiar berdiri di sana dengan wajah penuh luka dan darah. Mata Natasha membelakak saat sadar siapa pria itu, namun sepersekian detik kemudian, pria itu jatuh tak sadarkan diri.

•••

Gwen berlari menyusuri lorong rumah sakit, berhenti di meja informan sebelum kembali melanjutkan langkah menuju ruangan di mana Natasha berdiri tepat di depannya dengan kekhawatiran. Gadis itu ketakutan, tangannya gemetar dan detak jantungnya berpaju terlalu cepat.

"Ayo duduk." ajak Gwen, membawa Natasha duduk di bangku dekat ruang rawat. Sejenak, Gwen sempat melonggokan kepala mengintip lewat kaca transparan pintu. Melihat seorang pria yang tengah terbaring di atas ranjang rumah sakit dengan beberapa peralatan terpasang di beberapa bagian tubuhnnya.

"Apa yang terjadi, Nat?" Tanya Gwen.

Natasha menatap sahabatnnya itu, lalu melirik sejenak ke arah pintu ruangan sebelum kembali beralih pada Gwen lagi. Dia menggeleng "aku tidak tau, dia tiba-tiba saja menyebarang jalan, jadi aku menghentikan mobilku. Aku tidak menabraknnya, dia pingsan begitu saja." Natasha menunduk lalu menangis. Gwen menatapnya kasihan, lalu menarik Natasha ke dalam pelukan menenangkan. Natasha pasti terguncang karena terkejut dan takut.

Perhatian Gwen teralihkan saat beberapa orang pria datang.

Sheriff Reyes langsung menghampiri Gwen dan Natasha setelah mengecek ke dalam ruang rawat sejenak.

"Natasha? Jika kau sudah tenang, bisa kita bicara sebentar?" Tanya Sheriff Reyes.

Natasha menarik diri dari pelukan Gwen, dia mengusap air mata di wajahnnya, mendenguskan hidung sebelum membalas tatapan sheriff Reyes. Natasha mengangguk, menyanggupi permintaan pria tersebut.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Gwen khawatir. Natasha memegang tangan Gwen dan mengangguk meyakinkan. Gwen menghembuskan nafas pelan, mengangguk mengizinkan Natasha bicara berdua dengan sheriff Reyes.

Deputy Collins menghentikan seorang perawat. Gwen memperhatikan kedua wanita beda profesi itu yang sedang bicara. Liana menanyakan kondisi pria dalam ruang rawat yang di jawab oleh perawat tersebut. Pembicaraan mereka tidak terlalu jelas, Gwen hanya bisa mendengarnya semar-semar.

Tak lama kemudian, Natasha kembali menghampiri Gwen bersama sheriff Reyes.

"Kalian berdua kembalilah ke rumah. Jangan pergi kemanapun malam ini," kata sheriff Reyes dengan nada suara seolah memerintah.

Gwen mengernyitkan alisnya curiga, merasa ada sesuatu dan itu berkaitan erat dengan apa yang terjadi malam ini. Natasha mengangguk, tersenyum pamit pada para pria di sana sebelum menarik Gwen beranjak pergi keluar dari rumah sakit.

"Nat, apa yang sedang terjadi. Kenapa sheriff Reyes tiba-tiba bersikap seperti tadi?" Tanya Gwen ketika mereka sudah masuk ke dalam mobil Natasha.

Natasha menyalakan mesin mobilnya sebelum menoleh pada Gwen. Melihat raut wajah Gwen yang nampak mengeruh dengan kening berkerut menyatu, memandangnnya seolah menuntut jawaban.

Natasha memghela nafas berat, mengulum bibir dan diam untuk waktu yang cukup lama. Gwen masih menatapnya dengan ekspresi sama "sheriff Reyes bilang, kejadian malam ini ada kaitannya dengan kematian orang tuamu dan gadis yang di temukan di rumah wali kota," kata Natasha, menjelaskan dengan sebaik mungkin. Terlihat skeptis menatap Gwen yang kini mengeruhkan air mukanya karena mendengar tentang orang tuannya.


Perkataan Natasha seakan sambaran petir bagi Gwen. Matanya membelakak terkejut, melihat Natasha yang  mengeruhkan air mukanya karena cemas juga ketakutan.

"Gwen?" Panggil Natasha, menyentuh bahu Gwen, menyadarkan gadis itu sebab Gwen tiba-tiba saja diam membeku.

Gwen terkejut, mengejrapkan matanya. Natasha menghela nafas berat, mengulum bibirnya. Lalu kemudian mengemudikan mobilnya pergi dari area rumah sakit.

Sementara itu, sheriff Reyes dan deputy Collins masuk ke dalam ruang rawat, menghampiri pria yang terbaring di atas brangkar masih tak sadarkan diri.

"Apa yang akan anda lakukan, sheriff?"
Tanya Liana.

Alan nampak menghembuskan nafas berat. "Perketat keamanan kota. Kita akan menyelidiki, kasus ini akan jadi yang paling utama." Alan menoleh pada sang bawahan. Liana membalasnya dengan wajah mengeruh namun penuh keseriusan.

"Aku menduga, kejadian ini berkaitan dengan pembunuhan berantai yang pernah terjadi di kota ini sebelumnya."

Liana tidak dapat menahan eskpresi terkejutnya. Wanita itu terguncang, tiba-tiba saja rasa cemas melngkupinya. Dia kemudian kembali menoleh pada pria yang masih tak sadarkan diri. Eric Robert.

___

Dukung veela : Bloodlines dengan memberikan komentar serta vote.
___

Veela: Bloodlines ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang