Gwen menuruni tangga, melihat George dan Martha yang lagi-lagi sedang berdebat, kali ini entah karena apa. Gwen menggelengkan kepala tak habis fikir, mengabaikan keributan yang ditimbulkan oleh adik dan kakak sepupunya itu. Dia lebih memilih mengambil roti panggang san mulai mengoleskan selai. Sarapannya pagi ini benar-benar sangat menyebalkan karena diselingi oleh suara perdebatan tidak jelas.
"Kalian berdua bisa berhenti? Ayolah, sesekali rukun sedikit. Aku pusing tiap hari harus mendengar keributan," keluh Gwen. Dia sudah benar-benar muak.
"Kau kesal? Kalau begitu ayo usir dia," Ucap George, menunjuk Martha. Pemuda itu masih menahan kesal karena kaka sepupunya tersebut.
Martha memelintir jari George karena tidak terima, membuat si pemilik jari mengaduh kesakitan dan segera melepaskan diri juga menjauh dari Martha.
"Kau gila ya, bagaimana jika jariku patah!"
Martha berdecih sinis "salahmu karena tidam sopan. Biarpun begini aku ini lebih tua darimu."
"Ya, nenek tua," ejek George. Martha kesal dan mengambil sendok, memukup kepala George dengan benda logam itu.
George segera berteriak kesal, menghardik Martha sengit. Sementara Martha yang tidak mau kalah malah memelototkan matanya.Gwen mengatur pernapasannya. Rasanya akan ikut mekedak juga. Dia menpuk meja menggunakan kedua tangannya dengan keras. Akibatnya, George dan Martha yang sedang saling melempar tatapan tajam, terlonjak kaget.
"Kalian menyebalkan!" Gerutunya.
"Sudah, sana, lanjutkan saja berdebatan tidak jelas kalian. Aku akan ke rumah Natasha."
Selepas kepergian Gwen, Martha mendorong George "ini salahmu," kata perempuan itu menyalahkan.
Geroge melotot, merasa tidak terima "itu karena kau," katanya balik.
Martha berdecih dan segera berlalu meninggalkan Geroge yang hanya bisa bengong karena melihat kelakukan kaka sepupunya yang menurutnya kurang waras.
•••
"Hahahahah!!"
Gwen mendelik sinis pada Natasha yang sedang tertawa karena cerita Gwen tentang masalahnya pagi ini yang disebabkan oleh George dan Martha.
"Aku menceritakannya bukan untuk kau tertawakan. Dasar menyebalkan," sungut Gwen.
Meski masih merasa geli, Natasha berusaha untuk tidak lagi tertawa. Menurutnya, sangat lucu melihat Gwen yang biasanya tenang ahkirnya meledak dan kesal hanya karena ulah George dan Martha.
"Oke, aku tidak tertawa lagi."
Gwen memutar bola mata malas.
"Ngomong-ngomong nanti malam kau akan kencan dengan Ezra?" Tanya Natasha. Gwen mengangguk.
"Kencan dimalam tahun baru ya?" Natasha menghembuskan nafas berat "pasti romantis kan?"
Gwen menatap sahabatnya itu. Ada sedikit rasa iri pada diri Natasha. Gwen jadi merasa bersalah karena tidak bisa merayakan malam tahun baru bersama sahabatnya.
"Apa mungkin aku batalkan saja?"
Natasha terkejut mendengar penuturan Gwen "eh, kenapa?"
"Aku akan merayakannya denganmu saja."
Natasha menghembuskan nafas halus, lantas tersenyum simpul "kau tidak bisa membatalkan janji hanya karena aku. Meskipun Ezra pasti mengerti dengan alasanmu, kau tidak boleh membatalkannya. Lagipula, temanku bukan hanya kau."
KAMU SEDANG MEMBACA
Veela: Bloodlines ✓
Mistério / SuspenseGwen Tracey sudah lama bersembunyi dan menutup dirinya dari dunia luar. Dia hanya remaja 16 tahun yang menginginkan kehidupan sekolah yang tenang tanpa ada sedikitpun gangguan. Tapi kematian kedua orang tuanya yang misterius membawa Gwen pada permas...