14. Unexpected Evidence

135 62 10
                                    

Mayat kedua orang tua Luke di temukan di dapur, lokasinya serupa dengan saat ibu Gwen di temukan. Ada bekas darah yang masih belum di bersihkan di sana. Gwen lalu melirik ke arah Ezra, cowok itu sedang mengamati gambar korban yang di tandai polisi. Ekspresinya tampak serius. Sementara Niel sudah tidak bersama mereka, cowok itu baru saja pergi beberapa menit yang lalu setelah mendapat telfon dari seseorang.

Kening Gwen mengerut dan matanya menyipit tajam saat tak sengaja menemukan sesuatu di dekat pantri. Dia lantas membungkuk dan hendak mengambilnya, tapi seruan Ezra membuat aktivitasnnya terhenti.

"Tunggu! Jika itu bukti, jangan menyentuhnya dengan tangan kosong." Ezra merongga sesuatu dari dalam celananya. Sebuah kanton plastik beserta pinset. Gwen kembali berdiri tegak, memperhatikan Ezra mengambil benda tersebut dengan pinset lalu kembali beridri tegak, memperlihatkan benda tersebut pada Gwen dengan lebih jelas.

Itu sebuah gelang, tapi saat Ezra meraihnya, manik-manik gelang tersebut meluncur dari benang gelang dan terjatuh berhamburan di lantai. Gwen agak terkejut karena hal itu sementara Ezra mendengus sedikit kesal.

Ezra menaruh gelang yang tinggal menyisakan satu manik tersebut ke atas meja pantri, lalu mulai mengumpulkan manik-manik lain yang jatuh tadi. Gwen juga melakukan hal yang sama, mengumpulkan manik-manik tersebut, tapi saat dia hendak meraih salah satu manik, Gwen agak terdiam sejenak sambil mengamati manik tersebut. Manik itu menyerupai kubus kecil dan ada huruf terukir di sana. Gwen kembali menegakan tubuh dan melihat satu manik yang masih terpasang di benang, dan manik serupa di temekan di sana, namun dengan huruf yang berbeda.

Ezra menatap Gwen kebingungan saat melihat gadis tersebut mengeruhkan air mukanya sembari menatap antara manik di lantai dan yang ada di atas meja.

"Ada apa?" Tanya Ezra, memungut manik yang di lihat Gwen, lalu menaruhnya di atas meja pantri.

Ekspresi Gwen berubah serius membuat Ezra makin bingung juga penasaran. Gwen menarik Ezra mendekat lalu mengambil pinset dari tangan pemuda itu.

"Lihat ini." Gwen menyusun manik yang memiliki ukiran huruf, menyusunnya hingga membentuk susunan nama seseorang.

Ezra tercenggang saat manik-manik tersebut sudah tersusun dan memperlihatkan satu nama familiar. Sementara Gwen sendriri terpaku dengan bola mata melotot terkejut.

"Nat Wright."

Ezra menarik nafas dalam, menoleh pada Gwen yang masih diam terpaku, nampak sibuk dengan pikirannya sendiri.

Manik-manik gelang itu sebagian memiliki bercak kemerahan yang nampaknya disebabkan oleh percikan darah, sementara benangnya putus akibat ditarik lepas secara paksa dari tangan si pemakai. Gwen menelan ludah, diam-diam melirik pergelangan tangannya sendiri.

Gelang serupa terpasang di sana, persis seperti gelang yang baru saja mereka temukan. Gwen menelan ludah susah payah, akhirnya menyadari siapa pemilik gelang tersebut.

Dia juga memiliki gelang serupa, tapi nama yang tersusun berbeda. Natasha membuat gelang itu sendiri dan memberikan satunya lagi untuk Gwen, sementara yang satunya lagi untuk dirinya sendiri, jadi tidak ada orang lain selain mereka yang memiliki gelang seperti itu di kota. Tidak, bahkah di seluruh dunia.

Pelakunya, tidak mungkin Natasha, kan?

•••

Natasha tersenyum, pamit pada Mr. Gryson setelah mengantarkan makalah sejarah yang di tugaskan guru tersebut seminggu lalu.

Tapi baru saja Natasha menyentuh ganggang pintu, suara Mr. Gryson yang memanggilnya membuat Natasha mengurangkan niat dan kembali berbalik.

"Natasha?"

Natasha mengangkat alis, berdiri diam menunggu apa yang hendak dikatakan Mr. Gryson dan alasan apa yang membuatnya mencegah Natasha untuk keluar dari ruangannya.

"Natasha Wright, kau berasal dari keluarga Wright?" Tanya Mr. Gryson selepas membaca nama yang tercetak di sampul makalah yang Natasha berikan sebelumnnya.

Natasha mengangguk kaku, alisnya mengernyit, merasa bingung kenapa Mr. Gryson tiba-tiba saja bertanya mengenai nama belakangnnya.

"Baiklah, kau bisa keluar," Kata Mr. Gryson sambil tersenyum, tampak begitu santai setelah menimbulkan kebingungan besar pada Natasha.

Natasha mengulum bibir, mengangguk kaku, lekas membuka pintu dan keluar dari ruangan pria itu. Dia masih berdiri di depan ruangan tersebut setelah menutup pintu, alisnya menekuk masih kebingungan sekaligus penasaran dengan apa yang sebenarnya hendak Mr. Gryson katakan padanya tadi, dan apa hubungannya dengan nama belakangnnya.

Natasha terlalu larut dalam lamunan hingga tak menyadari kedatangan seseorang. Pria tersebut menekuk alis bingung, berulang kali memanggil nama Natasha namun tak kunjung mendapat respon. Hingga dia memutuskan menepuk bahu gadis tersebut.

"Natasha?"

Seakan tertarik ke dasar kesadaran, matanya melotot dan langsung menoleh ke samping, cukup terkejut menemukan sosok tak terduga berada di sana.

"Jeremy?"

"Yeah, it's me," kata Jeremy meyakinkan. Merasa Natasha tampaknya sedang linglung sekarang.

Natasha menghela nafas dalam, lalu menghembuskannya halus. Langsung memasang senyum lebar dan menyapa pemuda yang ditaksirnya itu dengan nada ceria.

"Oh, hai," sapa Natasha, mencoba untuk tidak terlihat canggung.

Jeremy tersenyum, membalas sapaan Natasha "apa di dalam ada Mr. Gryson? Aku ingin mengumpulkan tugas makalah, jika tidak ada..."

"Dia ada di dalam. Masuklah," seru Natasha cepat. Dia segera menyingkir dari depan pintu untuk memberikan akses bagi Jeremy masuk.

Jeremy menekuk alisnya. Sikap Natasha benar-benar aneh. Tapi dia tidak mau ikut campur dengan bertanya. Jadi, Jeremy hanya memberikan senyum terima kasih dan segera membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan Mr. Gryson.

Natasha mengelus dadanya. Jantungnya berdetak cukup kencang. Dia menggeleng kuat, mengusir pikiran yang mengusiknya. Lalu, lekas beranjak pergi dari sana, hingga langkahnya kembali dihentikan oleh kedatangan Ezra Stewart.

Natasha mengerutkan keningnya, bingung kenapa peria itu memasang raut wajah kurang bersahabat dan seakan menatapnya dengan pandangan menghakimi.

"Gelang ini, benar ini milikmu?" Ezra mengulurkan telapak tangannya, memperlihtkan gelang dengan manik-manik yang sebagian memiliki bekas kemerakan.

Natasha membelakak terkejut, secepat kilat melihat pergelangan tangannya sendiri. Baru menyadari bahwa gelangnya tidak ada di sana. Lalu kemudian kembali menatap Ezra yang masih berdiri di depannya.

Ekspresi Natasha tiba-tiba saja berubah datar, membalas tatapan Ezra dengan sorot waspada.

"Benar, gelang itu milikku."


___

Dukung veela : Bloodlines dengan memberikan komentar serta vote.
___

Veela: Bloodlines ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang