11. Another Incident

153 66 5
                                    

Gwen dan Ezra berakhir di tribun lapangan yang hari ini sepi karena tidak ada anggota lacrose atau pemandu sorak yang sedang berlatih.

Cukup lama keduanya diam, tidak mengatakan apapun hingga beberapa menit duduk di sana. Kecanggungan melingkupi, Gwen diam-diam merutuk. Bukan ini yang ia mau saat memutuskan bicara berdua dengan Ezra untuk meluruskan segalanya.

Sementara itu, Ezra diam-diam melirik, memperhatikan ekspresi Gwen yang tengah merutuki dirinya sendiri.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" Tanya Ezra, memutuskan untuk bicara lebih dulu.

Gwen menarik nafas dalam lalu menghembuskannya dengan halus, sebelum akhirnya bicara "aku tau kau sedang mencari tau tentang siapa aku--" Gwen menjeda ucapannya sejenak, demi melihat reaksi Ezra setelah dia mengatakan hal tersebut, namun pemuda itu hanya diam dan menunjukan ekspresi yang sulit di tebak. Sesaat, Gwen terpaku dengan alis mengernyit "dan maksud dari kau bicara dengan Nora sebelumnya, itu juga karena kau penasaran--" Gwen mengigit bibirnya "jadi, apa kau sudah tau siapa aku?"

Ezra mengalihkan pandangan, kini menatap lurus ke arah lapangan "hem..mungkin," jawabnya.

"Kau adalah veela."

Gwen mengulum bibirnya, ikut melihat ke arah lapangan "yeah, benar." dia menghela nafas halus.

Sesaat, keduanya kembali dilingkupi hening karena tak ada satupun yang kembali bicara, hingga Ezra lagi-lagi jadi pemecah hening dengan bicara lebih dulu.

"Sejak kapan kau jadi mahluk itu? Maksudku bagaimana bisa kau--"

"Sejak kecil. Aku terlahir sebagai seorang veela."

Ezra tak bisa menutup keterkejutannya saat mengetahui fakta tersebut. Dia benar-benar tidak pernah mengira bahwa mahluk supernatural itu nyata, tapi kini satu dari mereka sedang duduk bersamanya sekarang dan juga bicara padanya.

"Bagaimana bisa?" Tanya Ezra

"Bisa saja jika ibumu juga seorang veela," jawab Gwen. Dia menghembuskan nafas halus, menoleh sepenuhnya, membalas tatapan Ezra. Pemuda itu benar-benar terkejut, Gwen bisa melihatnya dengan jelas.

"Bisa kau sembunyikan ini, jangan beritau siapapun kalau aku veela," pinta Gwen sedikit dengan nada memohon.

Ezra mengernyitkan keningnya "kenapa?"

"Kehidupan normal. Jika orang-orang di kota ini mengetahui bahwa ada veela di kota ini, mereka tidak akan tinggal diam. Aku hanya tinggal berdua dengan adikku, bagaimana jika mereka mengusirku?"

Gwen khawatir, Ezra bisa melihatnya dengan jelas. Tapi dia tidak mengerti.

"Apa hubugannya dengan orang-orang di kota? Untuk apa mereka mengusirmu?"

Gwen mengernyitkan alisnya, memperhatikan ekspresi Ezra. Apa Ezra benar-benar tidak tau alasannya?

"Kau tidak tau tentang sejarah kota ini?" Tanya Gwen.

"Apa maksudmu?" Tanya Ezra. Dia benar-benar tidak mengerti. Kenapa sekarang Gwen bicara tentang sejarah kota? Ini semakin membingungkan untuknya.

Gwen mengeruhkan ekspresinya, menatap Ezra tak percaya. Dia mengulum bibirnya, mengalihkan pandangan, melihat ke arah lain.

"Yeah, kau mungkin tidak akan tau. Mereka tidak akan menuliskan hal-hal seperti itu dalam buku sejarah." Gwen mengangguk-angguk maklum. Sementara Ezra makin bingung.

"Gwen, katakan, apa hubugannya veela dengan sejarah kota?" Ezra memegang lengan Gwen, meminta gadis itu untuk menjelaskan padanya.

Gwen menarik nafas dalam, lalu menghembuskannya pelan "kau sudah dengar tentang sejarah bangsa slavia yang di jelaskan Mr.Gryson di kelas tadi, bahwa bangsa slavia terpecah dan tinggal di beberapa bagian negara."

"Tapi bukankah tidak ada yang menetap di Amerika?"

"Itu prediksi sejarah yang sudah ada sejak bertahun-tahun lalu. Sekarang, orang-orang Slavia sudah melebur dan menyatu dengan bangsa Eropa lain. Seperti ibuku yang menikah dengan ayahku yang merupakan orang Amerika asli."

Kau mungkin akan kaget saat mengetahui bahwa sebagian orang di kota merupakan keturunan bangsa Slavia"

"Really?" Tanya Ezra, dia sungguh tak menduga. Gwen mengangguk membenarkan.

"Lalu, apa maksudmu tentang orang-orang akan mengusirmu jika mereka tau bahwa kau adalah veela?" Tanya Ezra.

"Kau tau tentang pembunuhan yang meninpa orang tuaku? Kasus serupa juga pernah terjadi sebelumnya di kota ini. Kasus pembunuhan berantai yang saat itu, memakan 20 lebih korban dan tersangkanya adalah seorang wanita."

Ekpresi Ezra tampak serius, mendengarkan setiap ucapan Gwen "jadi maksudmu?"

Gwen mengangguk semar "ya, mereka mengira bahwa pelakunya adalah seorang veela, sebab ada dua bukti yang merujuk pada mahluk supernatural, dan veela adalah satu-satunya mahluk yang diketahui orang-orang saat itu. Jadi mereka menangkap veela yang paling mencurigakan." wajah Gwen mengeruh, selalu tak nyaman dengan cerita ini saat ibunya menceritakannya padanya dulu.

"Mereka menangkap wanita itu, padahal pelakunya bukan veela, tapi mahluk lain."

Kening Ezra mengerut "ada mahluk lain selain veela?" Tanya Ezra. Gwen mengangguk.

"Bahkan werowolf dan vampir juga ada, meski tidak tinggal di kota ini. Siapa yang akan mengira jika mahluk supernatural lainnya juga ada."

"Jadi, apa kau tau mahluk apa yang menjadi pelaku sebenarnya?"

Gwen menghembuskan nafas berat. Dia menggeleng lemah "aku juga tidak tau."

•••

Natasha menerobos kerumunan yang berkumpul di depan ruang ganti pria, bau darah tampak tercium dari dalam sana. Wajahnya langsung mengeruh saat matanya menangkap objek yang menjadi penyebab terciptanya kerumunan.

Mayat salah satu anggota lacrosse di temukan di dalam sana dalam kondisi mengerikan, darah mengenang di sekitar tubuhnya yang bagian perut hingga dadanya terbuka, memperlihatkan organ-organ dalam yang rusak.

Natasha mengerutkan hidungnya lalu menutup hidungnya dan segera berbalik keluar dari sana. Rasanya ingin muntah saat melihat kondisi mayat tersebut yang tampak menjijikan.

"Beri jalan!"

Perhatian Natasha dan semua orang beralih pada beberapa pria berseragan yang baru saja datang dan masuk ke dalam ruangan.

Para polisi datang bersama beberapa tenaga medis yang kemudian membawa mayat tersebut keluar dari dalam sana.

Sheriff Reyes mengeruhkan air mukanya, kejadian serupa kembali terulang dan korban lain muncul, sementara tak satupun bukti yang sudah pihak polisi dapatkan.

Dia mungkin akan benar-benar mulai membongkar dokumen lama, karena entah mengapa dugaannya semakin kuat bahwa kasus serupa pernah terjadi sebelumnya di kota ini.

Kasus pembunuhan berantai yang menyatakan pelakunya adalah mahluk supernatural.

___

Dukung veela : Bloodlines dengan memberikan komentar serta vote.
___

Veela: Bloodlines ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang