Tempat itu penuh hirak-pikuk, semua orang berkumpul untuk merayakan pendirian menara jam baru yang di adakan oleh wali kota. Hampir semua penduduk kota Valley datang untuk meramaikan acara.
Wajah-wajah antusias terpancar jelas di wajah sebagian orang. Mungkin, kecuali beberapa orang remaja yang tampak sibuk berjalan ke sana ke mari, menerobos kerumunan dan menganggu orang-orang sehingga beberapa kali sempat mendapatkan keluhan.
"Hei! Perhatikan langkahmu, nak," teguran dari seorang pria tua yang tak sengaja di tabraknya membuat George berbalik untuk meminta maaf. Saat pria itu kembali sibuk dengan acara, George melanjutkan langkahnya. Mencoba berjalan lebih cepat. Metanya bergeriliya, mencari sosok yang menjadi targetnya sejak tadi, tapi seintens apapun sorot matanya, dia tidak dapat menemukan sosok itu lagi. Bagai ditelan bumi atau seperti debu yang diterbangkan angin.
George berdecak. Saat dia berhasil keluar dari kerumunan, seseorang menepuk bahunya. Gwen datang dengan wajah mengeruh seakan memberitau hal tidak menyenangkan melalui eksprsi tersebut. Gelengan kepala yang dia lakukan kemudian semakin memperkuat dugaan Geroge.
"Aku kehilangan jejaknya, orang itu tiba-tiba saja menghilang dalam sekejap saat aku tidak sengaja memalingkan pandangan."
George tidak dapat menahan erangan frustasinya. Perasaan khawatir dan gelisah yang sudah sejak beberapa hari ini dia rasakan tak surut juga.
Hari dimana Martha menghilang, George mendapatkan sebuah pesan berupa surat yang ditinggalkan di depan pintu rumah yang terbuka. Dalam surat itu tertulis bahwa saat perayaan menara jam di adakan, sebuah alat akan di pasang, alat yang akan memanggil semua mahluk supernatural di seluruh kota. Seperti suar, dan kemudian mengontrol setiap dari mereka untuk melakukan perintah dari si pengguna. George masih belum memastikan apa yang tertulis di pesan itu benar atau tidak, tapi George menduga, alat yang dimaksud dalam surat itu adalah benda yang sama yang ibunya berikan pada George, namun sebelum insiden di rumah Jeremy, benda itu tiba-tiba saja hilang. George harus mendapatkannya kembali.
"Di mana Nat dan Ezra?" Gwen clingak clinguk, mencari Natasha dan Ezra yang tidak lagi terlihat.
"Kau carilah mereka, aku akan mencari orang itu lagi."
belum sempat Gwen merespon, George sudah lebih dulu bergerak pergi. Gwen hanya bisa menghembuskan nafas berat, berbalik dan segera mencari keberadaan Natasha dan Ezra.
Gwen menemukan Natasha di area belakang acara dan segera menghampirinya.
"Nat!"
Natasha menoleh dan balik menyapanya. "Aku kehilangan jejaknya," lapor Natasha. Wajahnya mengeruh.
Gwen mengulum bibirnya, alisnya mengerut dalam. Seolah sedang dilanda frustasi berat.
"Tidakah kau merasa kalau kita sedang dipermainkan? Entah kenapa hal ini terasa janggal. Gwen, apa George mengatakan sesuatu padamu selain Martha yang diculik?" Tanya Natasha. Sejak awal, Natasha sebenarnya sudah curiga, tapi dia mencoba percaya dan membantu. Tapi sekarang, setelah melihat orang-orang aneh itu, Natasha tidak bisa menahan beban pikirannya lagi.
Gwen menggeleng "dia tidak mengatakan apapun."
Natasha semakin merasa ada hal lain setelah mendengar jawaban Gwen. "Jika hanya karena Martha yang diculik, bukankah sebaiknya kita mencari lokasi tempat penculik menyekap Martha? Untuk apa kita mengejar orang-orang aneh itu?"
Gwen menggigit bibirnya. Memikirkan perkataan Natasha. Memang ada yang aneh soal rencana George. Untuk apa dia meminta mereka untuk menangkap orang-orang misterius itu? Padahal tujuan mereka adalah mencari Martha.
"Lupakan soal orang-orang itu. Ayo cari Martha. Jika lokasi yang mereka tuliskan dalam surat adalah di sekitar area menara jam, Martha pasti di kurung di sekitar sini."
Mereka segera beranjak. Pergi ke beberapa tempat sekitar area acara untuk mencari keberadaan Martha. Namun hingga satu jam berlalu, baik Gwen dan Natasha masih belum juga menemukan Martha. Gwen mulai bertanya-tanya, benarkah Martha berada di sini?
"Dia tidak ada di sini," tutur Natasha. Nafasnya agak tersenggal karena merasa kelelahan.
Ekspresi wajah Gwen mengeruh. Rasa frustasi dan gelisah membuatnya mulai merasakan beban pikiran yang cukup berat, ditambah dengan rasa khawatirnya akan keselamatan Martha.
Gwen pikiri, hal seperti ini tidak akan dia alami lagi. Bukankah sudah cukup dengan insiden Jeremy? Kenapa Martha harus terlibat dengan kerumitan masalah tidak jelas seperti ini.
Gwen harus mencari George, adiknya itu terlalu banyak menyimpan rahasia darinya. Gwen yakin, ada sesuatu yang George sembunyikan saat ini. Bukan tanpa alasan kenapa George menyuruh mereka untuk mengejar orang-orang musterius itu, dari pada mencari keberadaan Martha, George tampaknya lebih gelisah karena suatu hal.
Tiba-tiba saja, suara keras yang entah berasal dari mana menghantam pendengarannya. Suara itu terlalu keras dan sangat menganggu, seakan menusuk-susuk gendang telinganya. Gwen meringis, melihat Natasha yang juga dalam keadaan yang hampir sama. Saat dia menarik tangannya dari telinga dan melihatnya, Gwen melihat darah pada telapak tangannya. Matanya membelakak, menyadari bahwa telinganya mengeluarkan darah karena respon buruk atas suara yang terus menerus menusuk indra pendengarannya.
Gwen dan Natasha terjatuh, benar-benar merasakan sakit yang begitu menyiksa akibat suara tersebut. Sampai kemudian Ezra dan Niel datang menghampiri mereka dan berusaha membawa kedua gadis itu menjauh dari acara.
Sementara itu, sebagian orang yang berada di area acara tampaknya juga mengalami hal serupa. Beberapa orang pingsan dengan kondisi telinga yang mengeluarkan darah. Orang-orang yang tidak tau apa yang sedang terjadi tampak terkejut dengan fenomena aneh yang menimpa sebagian orang. Seolah suara keras yang sedang menganggu mereka yang sakit tidak bisa mereka dengar dan juga tidak berpengaruh terhadap mereka.
Di sisi lain, Geroge menahan perih, mencoba tetap berdiri meski kakinya melemas dan seakan tak sanggup lagi menahan beban tubuhnya. Darah terus merembas keluar dari telinganya.
"Menyerahlah, tidak ada satupun mahluk supernatural yang akan bertahan dari suara yang dihasilkan rouser."
George menggeram, menatap tajam sosok di depannya.
"Aku tidak menyangka bahwa ada lebih banyak orang seperti keluargamu di kota ini. Kau half veela kan? Tidak seperti kakamu yang sepenuhnya veela."
"Jadi kau orang yang dimaksud Jeremy?" Hardik George. Tapi orang itu malah tertawa.
"Jangan membicarakan si rakus itu. Di sama sekali tidak berguna. Aku hanya memintanya untuk mengambil rouser dari rumahmu, tapi siapa yang menduga kalau dia akan membunuh mereka juga."
"Karena ulah sembrononya, aku harus membuat skenario agar motifku tidak diketahui. Dan itu berhasil." dia tersenyum mengejek "kakamu terpancing oleh kasus pembunuhan berantai dan bahkan jadi detektif amatir bersama pacarnya. Bukankah menurutmu itu lucu? Yah, aku akui, rencana si rakus itu menculik sahabat werowolf untuk menjebak mereka, cukup bagus juga."
Suara tawanya bahkan lebih menyebalkan dan menganggu dari suara yang berasal dari rouser.
George tidak pernah menduga bahwa kegunaan relik itu adalah sebagai alat untuk menyiksa mahluk supernatural. Rouser yang saat ini berada di tangan Nora, menghasilkan gelombang suara yang hanya mampu dideteksi oleh indra pendengaran mahluk supernatural. Namun suaranya yang terlampau memekakan mampu menghancurkan saraf dan melukai bagian dalam telinga, itu sebabnya keluar banyak darah dari telinga mereka saat ini.
Isi dalam surat itu sepenuhnya bohong.
"Apa tujuanmu melakukan hal ini?"
"Kenapa kau penasaran? Orang sepertimu tidak akan mengerti meski aku mengatakannya."
"Kau sebaiknya mengatakannya Nora. Sebagai seorang werowolf, Nat bisa mendengar detak jantungmu meski pendengarannya sedang terganggu. Kau sedang gelisahkan?"
"Kau bahkan mempermainkan beberapa vampir untuk mengecoh kami selama kau menyiapkan rencana. Benar-benar licik," timpal Natasha
Nora menoleh, mendapati Gwen, Natasha, Ezra dan Niel datang dari arah belakangnya. Nora menggeram, mengepalkan tangannya dengan kuat. Merasa benar-benar kesal.
___
Dukung veela : Bloodlines dengan memberikan komentar serta vote.
___
KAMU SEDANG MEMBACA
Veela: Bloodlines ✓
Gizem / GerilimGwen Tracey sudah lama bersembunyi dan menutup dirinya dari dunia luar. Dia hanya remaja 16 tahun yang menginginkan kehidupan sekolah yang tenang tanpa ada sedikitpun gangguan. Tapi kematian kedua orang tuanya yang misterius membawa Gwen pada permas...