San

194 66 27
                                    

Waktu menunjukkan pukul tiga dini hari, tapi Kiki tidak kunjung menampakkan batang hidungnya. Sudah hampir delapan jam Kei berdiri diteras rumah dengan wajah gusar, Kiki benar-benar membuat dirinya ketakutan sekarang. Dia sudah beberapa kali mengubah posisi duduknya sambil mengedarkan pandangan kesegala arah.

"Kei?" Suara itu membuat lamunan Kei buyar. Kemudian ia mencari asal suara tadi.

"Eh? Ibu belum tidur?" tanya Kei pada ibundanya.

"Harusnya ibu yang nanya itu ke kamu, kenapa jam segini masih di luar? Udah mau pagi lho, Kiki kemana? Bukannya tadi sama kamu?"

"Iya, Bu. Kiki tadi disini, tapi pas jam delapan malem dia pamit, katanya mau ke toko buku beli barang-barang buat praktek. Tapi udah mau subuh gini dia gak balik, headphone-nya juga masih disini," ucap Kei.

"Mungkin Kiki udah pulang tapi lupa pamit. Yasudah, kamu tidur gih, " perintah sang ibu.

"Setengah jam lagi Kei tidur, ibu duluan aja." Perkataan Kei dibalas anggukan, kemudian remaja itu kembali menghadap depan.

"Apa gue samperin aja ya kerumahnya? Tapi takut ucapan ibu bener." Kei kembali berpikir, "tidur ajalah, besok siang baru gue samperin kerumahnya."

Kemudian Kei berjalan ke kamarnya yang ada dilantai dua, mencuci kaki, dan merebahkan tubuhnya.

Kemudian Kei berjalan ke kamarnya yang ada dilantai dua, mencuci kaki, dan merebahkan tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baru saja Kei memejamkan mata, jendela kamar Kei tiba-tiba diketuk. Ketukan pertama dan kedua hanya diabaikan karena Kei pikir itu hanya orang iseng yang melempar batu, tapi setelah itu jendela kamar terus diketuk sampai pada akhirnya sebuah bongkahan batu besar memecahkan kaca kamarnya.

Dengan dada yang naik turun, Kei mencoba untuk turun dari tempat tidurnya dan melihat apa yang terjadi. Kemudian, ia berjalan menuju balkon.

Tapi, setelah sampai sana, ada sebuah kardus yang lumayan besar. Siapa orang yang mengirim kardus sebesar ini kebalkon kamarnya? Dan lagi, bagaimana cara mengangkat kardus itu sampai kesini dengan cepat?

Mencoba untuk terus berfikir positif, Kei memilih untuk menelpon Ezra. Memerlukan waktu yang lumayan lama sampai anak itu mengangkat teleponnya.

"Za, lo dimana?"

"Dalem mimpi, kenapa?"

"Ke rumah gue sekarang!"

"Gak tau diri nih orang, liat jam Kei!"

"Iya tau sekarang masih jam empat subuh, tapi gue mohon kerumah gue sekarang. Ada kardus mencurigakan di rumah gue."

"Kardus bekas emak lo belanja online kali"

"Udah cepet! Gedor rumah si Niko, gusur tuh anak kesini juga!"

4u+ || Hybe JapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang