"Lo? Kevin, kan?" tanya Kei ragu.
Pria itu mengangguk. "Kok gampang banget sih ketebaknya ... baru aja gue mau ajak kalian bertiga tebak-tebakan."
"Karena gue sodara lo, Kevin." Wajah Kevin yang sedemikian buruk itu sangat Kei kenali, karena ialah yang membuat wajah saudaranya seperti itu. Wajah Kevin sebelah kiri benar-benar penuh dengan bekas jahitan, pantas saja Ezra sulit mengenalinya. Sedangkan Niko, ia hanya bisa diam.
Jadi, orang yang dulu pernah gue bully habis-habisan masih hidup? Punya hubungan apa Kei, bu Cahya, sama Kevin? Niko benar-benar membatin.
"Kei? Lo sama Kevin sebenernya punya masalah apa?" tanya seorang Niko.
Kevin terkekeh lucu. "Pembully bisa ngomong juga ternyata?"
"Gausah bawa-bawa masa lalu, Kevin! Sekarang waktunya udah beda!" Bentak Niko, emosinya sedikit tidak stabil. Terlebih lagi, wajah Kevin seperti orang yang menantang untuk berkelahi.
"Karena masa lalu itu gue ngelakuin semua ini, bukan buat lo! Tapi buat Kei dan Ibunya!" Kevin memutar kepalanya menghadap Kei.
Mata Kei lalu beradu pandang dengan Kevin. Mungkin, tatapannya lebih menyeramkan dari tatapan seekor elang. "Gue tau gue salah, Ibu salah, tapi gak gini caranya juga, Kevin!"
"Kalo gitu, kenapa Ibu lo bunuh Bunda gue? Kenapa dulu lo gak coba cari gue! Gak—"
"Ayah lo bilang kalau lo udah meninggal, Kevin! Ayah yang gue panggil Bapak itu bener-bener udah bikin semuanya berantakan!" Kei memotong apa yang Kevin ucapkan dengan bentakan.
"Andai Ibu lo gak masuk ke dalem kehidupan keluarga gue, mungkin dua orang temen lo masih hidup, Kei. Mungkin Bunda masih ada sama gue. Dan—kenapa lo nggak pernah anggap gue sebagai adek lo?" ucap Kevin.
Flashback
Dirumah besar nan megah milik seorang pengusaha bernama Bagas, terdengar sedikit berisik dari biasanya. Suara teriakan dan makian semakin memperjelas kalau dirumah senyap itu sedang dilanda sebuah masalah.
Beberapa bentakan dari pria paruh baya sukses membuat Kevin menutup kupingnya rapat-rapat. Bocah yang masih berusia sepuluh tahun dibuat kebingungan, apa yang sudah orang tuanya lakukan sampai Kakek dan Neneknya memarahi mereka berdua habis-habisan.
"Jangan salahkan suamimu karena dia menikah lagi, Siska! Tapi lihatlah penampilan dan gaya berbusana kamu yang tak terurus!"
"Kalian berdua sama saja, si istri yang tidak merawat diri, dan suami yang berselingkuh."
Hanya dua kalimat itu yang Kevin dengan sebelum Siska menyuruhnya masuk ke dalam kamar.
Kalian tau apa yang terjadi setelahnya?
Suara benda yang dilempar kelantai terus terdengar oleh anak yang tak tau apa-apa. Dengan jiwa penasaran anak sepuluh tahun, Kevin memberanikan diri untuk keluar dan menyaksikan apa yang terjadi.
Dari balik guci besar, Kevin menyembunyikan dirinya. Terlihat jelas jika Bagas, Cahya, dan Siska yang sedang diberi pelajaran oleh Kakek-Neneknya.
Tamparan bertubi-tubi jatuh dipipi kanan-kiri Siska.
Setelahnya, Kevin berlari masuk kedalam kamar. Ia tidak sanggup melihat bundanya disakiti. Baru pertama kalinya ia melihat keributan besar ini. Kevin menyembunyikan tubuh kecilnya dibawah selimut tebal, menyembunyikan kepala mungilnya dengan bantal, lalu memejamkan mata. Cara yang Kevin pakai menjadi cara yang sering dilakukannya kala Bagas dan Siska sedang bertengkar. "Kalian berisik."
Flashback off
Kevin menghadapkan dirinya didepan seorang wanita, Cahya. Sedangkan dua sahabat yakni Niko dan Kei masih setia berdiri dengan jarak yang cukup jauh, sekitar tujuh meter dari tempat Kevin berdiri.
"Hai Tante," Kevin melambaikan tangannya. "Apa kabar? Udah lama nggak ketemu. Gimana? Masih inget kejadian pas Tante bunuh Bunda, nggak?"
Cahya menggeleng keras, suaranya sama sekali tidak muncul meski ia terus berusaha. Karena semalam, Kevin memaksa Cahya meminum air yang sudah kevin campurkan dengan sebuah ramuan khusus.
"Apa? Bisu, ya?" Kevin sukses membuat Kei marah. Tapi, bukan Kevin namanya jika tidak mengeluarkan seluruh jurus licikannya. Kursi yang dijadikan tempat Cahya berdiri itu ditendang dengan kuat oleh kevin berbarengan dengan Kei yang terlihat ingin menghampiri Ibundanya.
Namun naas, Kei tidak menyadari bahwa alas gudang yang terbuat dari besi itu panas, bahkan sangat panas. Membuat dia kembali mundur dengan kaki yang melepuh. Suasana menjadi semakin panik saat Cahya mulai sekarat dengan tali yang melilit lehernya, anak dari Cahya pun tak dapat menolongnya karena rencana Kevin begitu licik, sampai lantai gudang pun ia atur sedemikian rupa.
Karena Kei termasuk anak yang sangat sayang pada Ibunya. Sebisa mungkin rasa sakitnya ia buang jauh. "KEVIN! BUKAN IBU YANG UDAH BUNUH BUNDA LO! TAPI—ARRG!" Tangan Kei ditarik oleh Kevin saat jarak antara keduanya menipis. Mereka berdua kini saling berhadapan. Sayang, Cahya sepertinya sudah tidak bernyawa lagi.
"LO!" Kei berteriak.
Kevin tersenyum penuh arti lagi, kemudian—
KAMU SEDANG MEMBACA
4u+ || Hybe Japan
Humor[ TAMAT - L O K A L ] 26 November 2021 Empat menjadi tiga, tiga menjadi dua, dua menjadi satu, sampai habis tak tersisa. Ketidaksengajaan membuat dendam menjalar hingga menutupi kebenaran itu sendiri. Bagaimana bisa dendam membunuh 4 nyawa secara be...