Besoknya y/n kembali mengunjungi hyunjin bersam jaehyun yang berjalan dengan malas di belakang nya.
"Setelah ini kita pulang ke Korea bukan?" Jaehyun
"Berhenti mengoceh oppa, saat itu kau menyeretku ke sini lalu sekarang kau menginginkan kembali ke Korea"
"Y/n-ah kita ke sini untuk berlibur bukan untuk merawat orang sakit"
"Hentikan jaehyun-ah"
Ucap seseorang di belakang mereka yang ternyata itu adalah mingyu.
"Ah tidak kah kau lelah terus meminta hal yang tidak bisa y/n wujudkan sekarang?"
Jaehyun menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah mingyu
"Kau mendukung y/n bersama orang yang sudah membuat y/n menderita?" Jaehyun
"Hentikan oppa"
Mingyu menghela nafasnya lalu menitah y/n untuk pergi terlebih dahulu, sedangkan ia membawa jaehyun ke suatu tempat.
"Yak Kim mingyu, kau berubah sekarang apa karena kau mengasihani hyunjin?"
"Aku tidak mengasihanimu ataupun hyunjin, aku hanya mengasihani adik ku Kim y/n jaehyun-ah. Apa kau tidak mengerti juga bagaimana posisi y/n sekarang?"
"Tidak, memang aku tak memahami apapun. Yang aku ingin hanya y/n kembali bersamaku tanpa adanya hyunjin di antara kami!"
Kalimat itu membuat mingyu kehilangan kesabaran nya, dengan sekali pukul jaehyun kini tersungkur.
"Berhenti melakukan hal seperti ini jaehyun-ah, berikan waktu untuk y/n menyelesaikan semuanya dan jika saat itu tiba kau tak akan pernah kehilangan y/n. Aku berjanji akan hal itu"
_________________________________
"Kau sudah makan?"
Tanya y/n pada hyunjin untuk memecah keheningan di antara mereka.
"Em, yujin yang menyuapi ku tadi"
Y/n mengangguk lalu melihat ke arah selimut hyunjin yang terlihat kotor oleh beberapa noda.
"Ah ini noda makanan? Bagaimana bisa?" Y/n
"Ey bahkan yang menyuapiku makan adalah pria kaku seperti yujin, bagaimana bisa selimut dan pakaianku akan tetap bersih y/n-ah?"
Y/n terkekeh mendengar penuturan hyunjin, hal itu tentu membuat hyunjin juga mengukir senyum di bibirnya. Ia senang melihat y/n tersenyum di depan nya, seakan ia melupakan segala yang telah terjadi.
"Cantik, mengapa Tuhan menciptakanmu dengan wujud seperti ini y/n-ah?"
"Jangan puji aku seperti itu, bahkan bunga mawar saja akan memberimu luka saat kau memegang durinya."
Hyunjin menggerakan tangan nya, ia mengambil sesuatu dari balik bantalnya lalu memberikannya pada y/n.
"Aku meminta yujin membawanya kemarin malam, sudah lama aku menyimpan nya untuk mu"
Y/n menatap jepit rambut cantik itu dengan tatapan yang sulit diartikan, namun kemudian ia tersenyum lalu memberikannya lagi pada hyunjin.
"Pakaikan kalau begitu"
Ucapan y/n membuat hyunjin tersenyum. Dengan segera ia memakaikan jepit rambut itu pada y/n. Seperti dugaan nya, y/n terlihat sangat cantik sekarang.
"Terimakasih"
Hyunjin mengangguk lalu dengan tiba-tiba ia membawa y/n kedalam pelukan nya
"Aku sangat mencintaimu y/n-ah, aku sangat ingin memilikimu. Bolehkah aku egois seperti ini?"
Y/n membalas pelukan itu, tidak seperti dulu y/n tak pernah menerima pelukan yang di beri hyunjin.
"Jika egois membuatmu bahagia namun melukai banyak orang maka kau adalah seorang pengecut hyunjin-ah, aku banyak membebani mu bukan?"
Hyunjin menggeleng, ia makin mengeratkan pelukan nya
"Tak apa jika menjadi seorang pengecut aku bisa memilikimu"
"Tapi kau tidak bisa menentang takdir hyunjin-ah"
Y/n melepaskan pelukan nya lalu telapak tangan nya mengelus lembut pipi hyunjin.
"Bisakah kita berdamai? Aku menyayangimu sebagai teman ku, aku mencintaimu juga sebagai teman ku hyunjin-ah. Bisakah kau menerima itu, aku berjanji jika kita memang di takdirkan bersama maka aku akan menjadi milik mu. Untuk sekarang bisakah kau merelakan ku dan berdamai dengan takdir?"
"Kau meminta ini dari hatimu y/n-ah?"
Y/n mengangguk, tak terasa air mata di kedua pelupuk mata mereka kini sudah menggenang.
"Jika itu yang kau pinta, maka akan ku wujudkan. Namun jika takdir memang memilihku sebagai pasanganmu maka saat itu pula kau harus berlari kepadaku tanpa ragu"
Untuk kedua kalinya y/n mengangguk, hyunjin tersenyum lalu menghapus air mata dari wanita yang sangat ia cintai itu.
"Baiklah, ini hari terakhirku memilikimu sebagi mimpiku y/n-ah."
Hyunjin mengikis jarak di antara mereka, ia mencium kening y/n lalu kemudia pipi dan yang terakhir bibir ranum y/n.
"Selamat tinggal Kim y/n"
___________________________________
"Oppa, kau baik-baik saja?"
Tanya y/n saat mereka berpapasan di lobi rumah sakit, jaehyun hanya mengangguk pelan sedangkan itu y/n menatap mingyu dengan tatapan tak sukanya.
"Kau yang melakukan nya oppa?"
Mingyu hanya tersenyum
"Ah tunggu, kau habis menangis y/n-ah?"
Perkataan mingyu membuat jaehyun juga menatap mata y/n yang terlihat sembab.
"Aku telah menyelesaikan semuanya oppadeul, aku bisa melanjutkan hidupku sekarang. Hyunjin merelakan ku untuk bersama jaehyun oppa"
"Benarkah?"
"Em"
Jaehyun dengan segera memperlihatkan senyum senangnya lalu membawa y/n kedalam pelukan nya.
"Ah terimakasih tuhan"
"Kalau begitu ayo kita lanjutkan liburan kita y/n-ah"
"Ey dasar, kalau begitu pergilah berdua aku akan mengunjungi hyunjin sebentar"
Mereka berdua mengangguk lalu dengan segera memasuki mobil jaehyun.
"Aish dasar anak muda"
Sedangkan itu di ruangan hyunjin, ia sedang mengotak ngatik handponenya untuk menghubungi seseorang dan tak lama kemudian ia sudah tersambung dengan seseorang yang entah siapa itu.
"Lakukanlah sekarang, ingat pesanku jangan sampai gadisku mati"
Sambungan telpon pun terputus lalu senyum jahat terlihat jelas di wajahnya.
"Siapa yang bisa mengatur hidupku? Aku sendirilah yang menentukan alur hidupku y/n-ah"
"Kau adalah milik ku sampai mati."
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine Till Death
RandomGa pandai buat deskripsi yang penting baca aja dari awal biar ngerti okee...