Part 11

282 59 0
                                    

Pagi ini, y/n masih terbaring di tempatnya. Bahkan dokter mengatakan seharusnya y/n sudah bangun dari koma nya, namun seolah menolak untuk bangun. Mata indah itu tetap terpejam dengan tenang.

Setiap malam jaehyun berharap untuk kesembuhan y/n, dan pada pagi hari harapan nya di patahkan saat melihat y/n tetap dalam kondisinya yang sama.

"Kau tidak merindukan ku heum? Bahkan bekas luka itu sudah tidak terlihat sekarang."

Jaehyun mengecup bibir y/n pelan, di dalam hatinya ia menggumamkan doa agar y/n terbangun. Mungkin bukan hari ini atau esok, tapi setidaknya y/n harus bangun. Ia akan tetap menunggu y/n.

"Tuan ku rasa kau harus ke kantor hari ini, sudah hampir satu bulan kau tidak datang"

Ucap seorang pria yang berstatus sebagai sekretarisnya itu, jaehyun mengangguk malas lalu pergi masuk ke dalam kamarnya. Ia menghempaskan tubuhnya ke ranjang, lalu memejamkan matanya. Ia melihat y/n saat ia terpejam, senyum yang selalu y/n berikan bahkan masih terlihat jelas. Takdir memang kejam bagi jaehyun, ia di pisahkan dan sekarang ia bersama y/n namun ia tak bisa merasakan kebahagiaan.

______________________

Keadaan yang lebih buruk di alami hyujin , pria itu semakin kurus belakangan ini. Tak pernah ada senyum di wajahnya, bahkan kalimat tajam dan cacian tidak pernah ia ucapkan sekarang. Mungkin ini yang di sebut sebagai hidup tapi mati.

"Cahaya pagi bagus untuk mu tuan, tidak kah indah di luar sana? Apa kau mau ikut denganku keluar untuk berbelanja? Aku rasa itu akan menyenangkan."

Ucap Yoona sambil membuka gorden di kamar hyunjin dengan senyum yang ia berikan. Namun reaksi hyunjin masih sama saja, bahkan ia seperti kehilangan minat untuk hidup.

"Nona y/n masih belum sadarkan diri." Yoona

Hyunjin langsung menatap yoona, ia berdiri dari tempatnya dan menghampiri Yoona. Ia meraih tangan Yoona lalu menggenggam nya erat

"Beri tau aku semua yang kau ketahui tentang y/n yoona-ssi!"

Mata hyunjin menujukan kesedihan yang mendalam, bahkan sekarang air mata itu siap meluncur di pipi pria bermarga Hwang itu. Ada rasa marah di hati yoona saat hyunjin yang tidak henti hentinya memperdulikan y/n.

"Dokter bahkan sudah menyerah, nona seharusnya sudah terbangun namun ia tak pernah membuka matanya. Jaehyun juga sama dengan mu tuan, ia memiliki nona di dekatnya namun tak mendapatkan kebahagian yang ia mimpikan."

Hyunjin melepaskan tangan Yoona lalu menatap jendela besar itu dengan tatapan sedih

"Ia selalu memimpikan tentang hidup bebas di luar sana, seharusnya ia bangun dan menikmati hidupnya" hyunjin

Yoona tertegun dengan perkataan hyunjin

"Aku harus menemuinya Yoona."

Perkataan hyunjin membuat Yoona kaget, ia menggeleng lalu memegang tangan hyunjin

"Bahkan kau tidak bisa membawanya kembali, untuk apa kau mau menemuinya tuan? Mungkin nona akan mati, jadi tolong lupakan ia dan hiduplah dengan bahagia!"

Hyunjin menghempaskan tangan Yoona lalu mendorongnya ke arah tembok, tatapan membunuh itu kini hyunjin perlihatkan. Ia mendekati Yoona dan tangannya mengepal erat

"Y/n tak akan pernah mati sebelum ia mendapatkan kebahagiaan nya kau tau? Sebaiknya kau dulu yang mati yoona-ssi, aku bahkan sudah muak melihat mu!"

Ucap hyunjin sambil hendak mencekik Yoona namun aksinya di hentikan yujin yang tiba tiba datang.

"Hentikan tuan, maafkan Yoona dan dengarkan perkataan ku!"

Hyunjin beralih melihat yujin, seolah bertanya apa maksud dari perkataan yujin

"Kondisi nona memburuk, dan tuan jaehyun memintamu untuk datang. Tapi sebelum itu, aku mohon padamu tuan, lupakan semua obsesi mu, dendam mu. Untuk nona!"

Hyunjin mengangguk setuju.

"Sebaiknya kau tidak ikut yoona-ah, kau percayakan semuanya padaku."

Tak ada jawaban dari Yoona, ia masih terdiam dan menatap yujin dengan tatapan kosong. Setelah itu yujin pergi menyusul hyunjin yang sudah berada di mobilnya.

_________________

Dengan langkah besarnya seoarang pria dengan perwakan tinggi itu memasuki kediaman jaehyun. Mata nya terlihat menunjukan kemarahan.
Tanpa menghiraukan sapaan dari para pegawai jaehyun, ia membuka pintu kamar y/n dengan kasar.
Nafasnya memburu saat ia berada di ambang pintu. Jaehyun tersenyum hangat menyambut pria yang berstatus sebagai kakak dari gadisnya itu.

"Lama tidak bertemu mingyu-ah"

Mingyu berjalan dengan pelan menghampiri ranjang adiknya itu, tatapan itu melembut saat melihat adiknya terbaring lemah.

"Y/n-ah, oppa datang!"

Mingyu meraih tangan y/n lalu menciumnya lembut, air matanya tak tertahankan lagi. Bahkan ia hanya mendapatkan kabar dari jaehyun yang sama sama tertipu oleh hyunjin.
Sehingga rasa bersalah dan kecewa kini memuncak di hati keduanya.

"Tinggalkan aku bersama y/n!"

Jaehyun tak mengatakan apapun, ia pergi dengan segera.

"Tuan, dia sudah datang"

Ucap seorang pelayan saat jaehyun baru keluar dari kamar itu

"Pastikan mingyu tak keluar saat hyunjin masih di sini!"

"Y/n-ah? Y/n-ah aku datang!"

Jaehyun dengan segera berlari menuruni tangga dan menghampiri hyunjin bersama yujin yang berusaha menenangkan nya.

"Tuan"

Yujin membungkuk memberi hormat

"Sebaiknya kau tunggu dulu sebentar, mingyu sedang berada di kamar y/n hyunjin-ah. Jika kau menemui y/n sekarang maka semuanya akan kacau"

Belum beberapa detik jaehyun bicara, Mingyu datang dan meninju hyunjin hingga tersungkur. Yujin membelalakan matanya kaget dan bergegas membantu hyunjin

"Masih berani kau menampakan diri hah? Itu belum cukup hyunjin-ah, kau harus merasakan apa yang y/n rasakan!"

Saat mingyu siap melayangkan pukulan lagi pada hyunjin tiba-tiba pelayan yang menjaga y/n berteriak dari atas.

"Nona!"











Tbc..

You Are Mine Till Death Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang