Part 22

155 33 0
                                    

"saat kau bertemu dengan hyunjin, apa yang akan kau lakukan y/n-ah?"

"Aku, aku akan memeluknya dan pergi bersamanya oppa."

Perkataan y/n membuat nafas jaehyun tercekat, lalu ia menarik kembali y/n kedalam pelukan nya.

"Jangan tinggalkan aku, ku mohon. Saat ia menghilang aku sudah melupakan semuanya dan menganggap hyunjin tak pernah ada dalam cerita kita. Tolong jangan ragu denganku y/n-ah"

Kini jaehyun menitikan air matanya, ia mempererat pelukan nya. Jaehyun sangat-sangat mencintai y/n, sesaat dia memilih untuk merelakan y/n namun sekarang ia sangat tak ingin kehilangan y/n barang sedetikpun.

"Oppa, aku hanya bercanda kenapa kau seperti ini?"

Y/n mengurai pelukan mereka, ia menatap wajah jaehyun yang kini sudah basah oleh air mata.

"Ah mian oppa, aku tak bermaksud membuatmu menangis"

Y/n mengusap pipi jaehyun pelan. Lalu kemudian kakinya berjinjit guna menyamakan tinggi mereka.

"Aku tak akan pernah meninggalkan mu oppa, aku juga tak pernah ragu padamu, sedikitpun tidak pernah terpikirkan olehku untuk pergi bersama hyunjin"

Jaehyun menunduk, dengan pelan y/n mendekatkan wajah mereka lalu menempelkan kening mereka. Hingga tak ada jarak lagi di antara mereka.

"Sampai mati, aku adalah milikmu. I'am your mine till death Mr. Jung"

Y/n mencium bibir jaehyun lembut hingga mereka berdua terhanyut. Tanpa di sadari hyunjin juga Yuri menyaksikan semuanya.

"Ini sebabnya aku membenci cinta, cinta hanya bisa membunuh mu secara perlahan. Entah itu karena rasa bahagia ataupun rasa sedih."

Ucap Yuri yang memandang geram pada y/n dan jaehyun. Karena ia tau bagaimana keadaan hyunjin sekarang, mungkin hatinya hancur berkeping-keping. Yuri takut hyunjin akan melakukan hal yang buruk.

"Bukan salah cinta, tapi salah dirimu sendiri yang terlalu mendambakan cinta." Hyunjin

Kini jam menunjukan tepat pada pukul sebelas malam, hyunjin masih termenung di ruang kerjanya. Di temani dengan segelas wine ia sesekali menyeka air mata yang keluar.

"Aku milikmu sampai mati? Tidak y/n-ah, kau lah yang milik ku sampai mati. Walaupun aku tak bisa memilikimu namun kau tetap menjadi milik ku."

"Hyunjin-ah"

Yuri membuka pintu ruangan itu dengan kasar, hyunjin hanya mendelikan matanya malas lalu kembali meneguk wine itu.

"Aku ingin sendiri, ku rasa kau harus pulang ke rumah mu sendiri Yuri-ah"

"Tidak aku tidak akan pulang, jika aku pulang bisa saja besok kau sudah menjadi mayat"

Hyunjin tertawa mendengar penuturan Yuri

"Bahkan seseorang mati karena ingin mendapatkanku, kau tidak tau seberapa berharganya diriku ini?"

Yuri terdiam, entah karena pengaruh alkohol atau memang inilah sifat asli dari Hwang hyunjin. Tatapan mematikan dan aura yang dingin.

"Pulang sebelum aku membuatmu menyesal"

"Kau tidak akan pernah membuatku menyesal hyunjin-ah, aku tau kau adalah orang baik."

Hyunjin mengangguk lalu menidurkan wajahnya di meja kerjanya itu.

"Terserah, tapi bisakah kau membawakan y/n padaku? Sungguh aku makin merindukan nya saat melihat y/n tepat di depanku"

"Ah Jung jaehyun memang selalu memenangkan semuanya. Harta, kepercayaan, kasih sayang bahkan memenangkan cinta y/n ku. Aku bersumpah di kehidupan selanjutnya akulah yang akan memiliki y/n"

_____________________

Jaehyun, ia sedang memijat pelipisnya sendiri. Bayangan hyunjin yang berdiri tepat di depannya sambil memandang y/n dengan tatapan yang ia tak suka kini terus membayangi pikiran nya. Sudah kesekian kali jaehyun menghela nafasnya kasar karena hal itu. Niat berlibur ingin membuat momen yang membahagiakan kini berubah menjadi ancaman yang sangat menakutkan untuk nya. Jaehyun pikir y/n kini mulai melihat ke arah hyunjin, ia takut y/n sepenuhnya tertarik dengan adik tirinya itu.

"Dulu saat aku mulai merelakan dan menyerahkan semuanya pada takdir kau menghilang, tapi di saat aku mulai kembali percaya bahwa y/n adalah milik ku, kau kembali dengan wajah yang sangat jelas menyiratkan keinginanmu untuk memiliki y/n.

Jaehyun tersenyum sinis lalu melihat ke arah ranjang tempat y/n tertidur pulas.

"Sekarang, jika kau ingin mengambilnya maka kau harus membunuhku dulu Hwang hyunjin"

Kini perasaan mereka kembali di uji, pertemuan setelah setahun berlalu rupanya menjadi bom waktu untuk mereka. Hanya y/n yang bisa menghentikan semuanya.

Ke esokan paginya jaehyun bersiap dengan pakaian formal nya, tidak seperti seseorang sedang berlibur. Semuanya hampir terlihat sempurna di tubuhnya, dan jangan lupakan senyum yang kini merekah di bibirnya seolah-olah tidak ada yang terjadi kemarin.

"Hey putri tidur, bangunlah!"

Jaehyun terkekeh saat melihat y/n yang menutup kepalanya dengan bantal.

"Ini sudah jam sembilan pagi sayang, ayo cepat bersiap."

Ocehan jaehyun membuat y/n melemparkan bantalnya dan menghempaskan selimut dengan kasar . Ia menatap jaehyun dari atas sampai bawah, kening nya mengerut tanda bingung.

"Kau mau mengunjungi kolega mu di sini oppa? Kenapa pakaian mu begitu rapih?"

Jaehyun tersenyum lalu mengacak rambut y/n

"Rahasia, sekarang ganti pakaian mu dengan pakaian yang ku siapkan di kamar mandi. Waktumu hanya tiga puluh menit nona"

Y/n membulatkan matanya lalu bangun dari tidurnya, ia melewati jaehyun dan dengan sengaja menginjak kakinya.

"Ah sakit y/n-ah"

"Rasakan itu, siapa suruh kau selalu membuat perjalanan dadakan. Dasar pak tua"

Ucap y/n sambil memasuki kamar mandi, sedangkan jaehyun masih meringis kesakitan.

"Ah dasar, jika dia terus berbuat semaunya aku pastikan akan kabur dari sini!"

Gumam y/n sambil mengedarkan pandangan mencari pakaian yang jaehyun maksud. Hingga ia menemukan satu gaun berwarna biru muda yang tergantung. Gaun itu terkesan sederhana, namun sangat cantik.

"Apa oppa akan melamar ku?"





























Tbc...

You Are Mine Till Death Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang