Kini jaehyun dan y/n benar-benar berada di Eropa, tempat tujuan pertama mereka adalah kediaman keluarga Jung. Kekayaan mereka sudah tidak di ragukan lagi bukan? Bahkan jaehyun tidak memberi tau apapun pada y/n tentang ini. Pikirnya itu tidak penting. Karena ia tau y/n bukanlah tipe perempuan yang gila akan harta.
"Jadi kau berniat memamerkan istana mewahmu ini Jung?"
Tanya y/n sambil melihat ke sekeliling isi rumah mewah itu.
"Hey kau memanggilku dengan bahasa yang tidak sopan y/n"
Jaehyun menuntun y/n ke arah kamar utama, kamar yang sangat luas hampir tidak bisa di sebut sebagai hanya sekedar kamar.
"Ini kamar kita nona, ah maksudku kamar kita jika nanti sudah menikah" jaehyun
"Memang siapa yang mau menikah denganmu heum?" Y/n
Jaehyun menaikan satu alisnya lalu berjalan mendekati y/n.
"Ey kau menggodaku ya?"
Jaehyun membuat y/n memundurkan tubuhnya hingga pembatas ranjang besar itu. Y/n di buat gugup akan tingkah jaehyun yang aneh ini. Ia mencoba kabur namun gagal karna jaehyun membuatnya sekarang terbaring di kasur.
"Yakk! Kau tidak bermaksud jahat kan? Ayolah oppa aku hanya bercanda"
Jaehyun tak menghiraukan y/n, ia menaiki ranjang itu lalu mengungkung y/n di bawahnya. Dengan jelas jaehyun bisa melihat wajah cantik y/n yang kini ketakutan itu. Ia tak bisa menahan nya lagi, lalu dengan keras ia tertawa sambil menidurkan dirinya di samping y/n.
"Ahahhah, lihatlah wajah mu itu y/n-ah. Kau sangat lucu!"
Y/n bangun dari tidurnya lalu merapikan tatanan rambut yang kini sudah berantakan itu. saat ia hendak akan pergi, jaehyun menarinya lagi. Kini berganti, posisi y/n ada di atas tubuhnya.
"Tapi mengenai menjadikanmu istriku itu serius, bisakah kita menikah secepatnya?"
Y/n tertunduk malu di buatnya, ia bahkan tak bisa menjawab pertanyaan jaehyun sekarang.
"Aku sangat mencintaimu, sungguh"
Jaehyun mencium kening y/n lalu memeluknya erat, hari ini mereka hanya akan bermalas malasan di tempat tidur. Biarkan saja toh mereka berencana untuk berlibur dengan waktu yang lama di sini.
______________________
"Lama tidak bertemu yoona-ah"
Ucap yujin saat pertama kali melihat tempat tinggal abadi Seo Yoona sekarang. Terhitung setahun sepeninggalan Yoona, yujin masih menyimpan rasa cintanya untuk Yoona. Walaupun mungkin jika Yoona masih hidup, ia tak akan pernah menerima perasaan yujin. Bahkan sampai nafas terakhirnya, Yoona hanya mencintai Hwang hyunjin.
"Mungkin mereka akan kembali bertemu nanti, aku harap semuanya akan berjalan dengan baik. Tuan hyunjin sudah banyak berubah sekarang yoona-ah, tidak kah kau menyesal karena meninggalkannya?"
Yujin menghela nafasnya lalu tersenyum sambil meletakan buket bunga mawar di pusara Yoona.
"Bisa saja tuan menerima cintamu"
"Aku harap kau bahagia di sana, tetaplah awasi kami dari sana yoona-ah"
Tidak jauh berbeda dengan yujin, hyunjin yang tak bisa mendatangi langsung tempat Yoona kini sedang memejamkan matanya untuk berdoa akan kebaikan Yoona. Ia masih merasa sangat bersalah atas kepergian Yoona. Hyunjin masih tetap menyalahkan dirinya sendiri.
"Maafkan aku yoona-ah"
Hyunjin melempar setangkai bunga mawar putih ke pantai di depannya. Berharap semua pesannya akan tersampaikan pada Yoona yang mungkin sudah bahagia di sana.
"Jadi tepat pada hari ini ia memutuskan untuk pergi?"
Hyunjin mengangguk, Yuri yang berdiri di samping hyunjin menatapnya lekat. Hyunjin seperti kembali merasakan luka yang sebelumnya ia dapat.
"Ia pergi pasti dengan harapan untuk kebahagiaanmu hyunjin-ah, jangan terus menyalahkan dirimu. Aku yakin ia sudah memaafkan mu jauh sebelum ia mengambil keputusan untuk pergi"
Hyunjin mengarahkan tubuhnya ke hadapan Yuri
"Tapi aku berharap ia tak akan pernah memaafkan ku, dengan begitu aku akan menerima hukuman ku kelak"
"Hyunjin-ah"
_____________________
"Kenapa Eropa menjadi tempat impian mu dulu y/n-ah?"
"Em hanya ingin saja, aku tak punya alasan khusu oppa. Bahkan dulu aku tidak punya impian apapun, namun saat beranjak dewasa dan memperhatikan manusia lainnya aku mulai menyusun mimpiku"
"Sebutkan apa mimpimu dan oppa akan mewujudkan nya"
Y/n menatap lekat mata jaehyun yang penuh akan ketulusan, mata indahnya terlihat sangat cantik dengan bayangan senja yang kini muncul di hadapan mereka.
"Mimpiku adalah bahagia, membahagiakan dan di bahagiakan. Aku tidak ingin membuat sengsara orang lain tapi aku juga tidak ingin orang lain membuatku sengsara. Aku rasa oppa tak bisa mewujudkan mimpiku bukan?"
"Kenapa?"
"Karena bahagia itu berasal dari dirimu sendiri oppa, jika kau menginginkan bahagia maka bahagiakan lah dirimu sendiri dengan begitu kau akan bisa membahagiakan orang lain di sekitarmu"
"Jadi maksudmu aku belum bahagia y/n-ah?"
Pertanyaan jaehyun membuat y/n terdiam namun beberapa saat kemudian y/n mengangguk.
"Banyak luka yang kau pendam, aku tau itu. Kau ingat dengan kata-kata mu dulu? Untuk bersama malaikat kau tidak bisa menjadi seorang iblis. Tapi di sisi lain kau masih jahat dengan dirimu sendiri oppa. Kau merelakan semuanya demi orang lain terutama untuk ku dan-"
"Hyunjin"
Tepat setelah perkataan itu, air mata jaehyun jatuh begitu saja. Ia mengaku kalah atas pernyataan y/n kali ini. Semua yang di katakan nya benar. Namu jaehyun melakukan semuanya karena atas dasar cinta dan menyayangi.
"Kau memang terlalu pintar y/n-ah. Tapi jangan kahwatir, aku melakukan nya justru untuk kebahagiaanku. Dan kau adalah kebahagiaan terbesarku y/n-ah"
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine Till Death
De TodoGa pandai buat deskripsi yang penting baca aja dari awal biar ngerti okee...