"y/n-ah, y/n-ah!"
Hyunjin mengetuk pintu dengan tidak sabaran, lalu seseorang keluar dari rumah itu dengan menatap hyunjin bingung.
"Maaf anda siapa?"
Tanya seorang wanita berseragam pelayan itu
"Dimana y/n, dan siapa kau?"
"Ah kau mencari nona? Nona tidak ada di rumah, sudah lama ia tidak tinggal di sini dan aku dengar ia sedang berada di kediaman tuan jaehyun"
Perkataan pelayan itu membuat hyunjin menggamang, ia mengerjapkan matanya beberapa kali.
"Ah benar, mengapa aku bisa lupa? Bahkan aku sendiri yang membuat y/n meninggalkan rumahnya"
"Hyunjin-ah?"
Tanya seorang pria yang baru saja tiba, dan ia adalah mingyu.
"Ada apa?" Mingyu
"Lelaki ini menanyakan keberadaan nona y/n tuan"
Mingyu menatap hyunjin yang sedang menunduk itu, ia merasa iba pada hyunjin sekarang. Bahkan hyunjin harus menanggung perasaan bersalah atas kematian Yoona.
"Kau baik baik saja hyunjin-ah?"
Pertanyaan mingyu di jawab dengan senyuman tipis darinya, lalu mengangguk.
"Aku sangat bahagia saat mendengar y/n sadar, dan yang aku ingat adalah rumah ini. Aku lupa y/n sekarang sedang bersama jaehyun" hyunjin
"Kau tidak salah hyunjin-ah, dimanapun y/n berada di sini lah rumahnya. Ah benar, aku ke sini untuk mempersiapkan kamar y/n. Nanti malam ia akan tiba" mingyu
"Benarkah?"
Mingyu mengangguk
"Jadi kau bisa menunggunya di sini, hilangkan semua rasa bersalah mu itu hyunjin-ah. Aku yakin semua akan baik baik saja, yang harus kau lakukan hanyalah berdamai dengan takdir."
_____________________
"Oppa, apa hyunjin baik baik saja?"
Jaehyun menghentikan kegiatan nya yang sedang menyisir rambut y/n.
"Em dia baik baik saja"
Y/n tersenyum lalu mengusap pergelangan tangan nya yang menyisakan sedikit bekas luka sayatan itu
"Apa aku menyakiti kalian oppa?"
Pertanyaan y/n membuat jaehyun terdiam. ia lalu memeluk y/n dari belakang dan mencium pundak y/n lembut.
"Justru kami lah yang menyakitimu, aku dan hyunjin membuatmu dalam posisi yang sulit. Kau adalah wanita dengan hati lembut, mana mungkin kau menyakiti kami?"
Y/n membalikan tubuhnya lalu membelai pipi jaehyun
"Bagaimana kalau akhirnya aku memilih untuk bersama hyunjin oppa?"
Jaehyun memejamkan matanya, membiarkan tangan halus y/n terus berada di wajahnya
"Kalau begitu kau jahat, aku bahkan lebih lama mencintaimu dan menyayangimu. Bahkan selangkah lagi kita akan menjadi suami dan istri. Bukankah itu mimpi yang sangat indah y/n-ah?"
Y/n terdiam
"Namun jika kau memang terlahir untuk hyunjin, akan ku relakan semuanya. Aku tak akan pernah menuntut tuhan untuk menyatukan kita. Bahkan setiap langkah yang kita ambil adalah berkat rencananya. Dan itulah yang terbaik y/n-ah"
Jaehyun membuka matanya dan menatap mata y/n yang berair, ia mencium kening y/n lalu menggenggam tangan y/n
"Aku bersumpah untuk kebahagiaanmu, aku akan melakukan apapun yang membuatmu terbebas dari segala rasa sakit."
Jaehyun tersenyum saat melihat y/n yang sudah menangis itu, ia memeluknya dan mengusap punggung gadis muda itu.
"Mengapa kau harus sebaik ini oppa? Tidak bisakah kau menjadi jahat?"
Jaehyun menggeleng
"Untuk bersama dengan malaikat, aku tidak bisa menjadi seorang iblis y/n-ah"
___________________
Kini mobil hitam milik jaehyun sudah terparkir di depan kediaman keluarga Kim, mingyu dengan senyumnya berdiri di depan pintu menyambut adik kesayangannya itu. Dengan segera ia membukakan pintu mobil.
"Eh kau tidak boleh berjalan sendiri sayang, oppa akan memperlakukan mu seperti ratu hari ini"
Y/n mengernyit bingung di buatnya, namun kemudian ia sudah berada di gendongan mingyu. Sedangkan jaehyun hanya tersenyum melihat tingkah kakak adik itu.
"Siap untuk masuk ke istana, ratu?"
Y/n mengangguk semangat, dengan langkah pasti mingyu memasuki rumahnya. Hyunjin sudah berdiri di ambang pintu kamar y/n. Jantungnya berdegup kencang saat melihat y/n yang sekarang sedang memejamkan matanya. Mungkin karena masa pemulihan menjadikan ia sedikit lemah sekarang.
Jaehyun memilih untuk berhenti di ruang tamu, ia ingin memberi waktu untuk hyunjin bersama y/n yang masih belum menyadari akan kehadiran hyunjin.
Mingyu memberi kode pada hyunjin untuk ikut masuk kedalam kamar, dengan ragu hyunjin melangkah. Ketidak percayadirian nya kini muncul . Ia takut y/n tak akan menerimanya kembali.
Dengan pelan mingyu membaringkan y/n di ranjangnya lalu menepuk bahu hyunjin dan pergi. Y/n bergerak tak nyaman, lalu ia membuka matanya. Melihat ke sekeliling kamar dan pandangannya terhenti pada sosok yang kini sedang menatapnya dalam.
"Hyunjin-ah?"
Y/n lalu mendudukan dirinya
"Kemarilah" y/n
Y/n lalu tertawa kecil saat melihat ekspresi hyunjin yang begitu canggung itu, bahkan y/n sedikit tak mengenali hyunjin sekarang.
"Aku tak akan memakan mu, mengapa kau terlihat tertekan seperti itu?"
Hyunjin tersenyum, seolah mengerti apa yang di pikirkan hyunjin y/n berusaha membuat hyunjin nyaman dan lupa akan semua kesalahan nya.
"Mianhae, karena membuatmu terluka oleh sikapku hyunjin-ah"
Hyunjin menggeleng lalu mendekati y/n
"Aku yang menyakitimu, aku yang membuatmu terluka. Jangan meminta maaf karena itu akan membuatku semakin merasa bersalah y/n-ah"
Y/n bergerak memeluk hyunjin, ia menepuk nepuk punggung hyunjin pelan.
"Kesalahan di buat untuk sebuah pelajaran, saat kau menyadari kesalahanmu maka saat itu pula kau menang. Kau tetap hyunjin bagiku, jangan pernah merasa takut untuk mendekat kepadaku hyunjin-ah"
Hyunjin mengeratkan pelukan nya pada y/n, entah mengapa perkataan y/n membuatnya tenang. Beban nya kini berkurang, dan ia berjanji pada dirinya sendiri. Apapun yang akan terjadi nanti, ia akan menerima semua itu.
"Apa y/n akan memilih hyunjin mingyu-ah?" Jaehyun
Mingyu mengendikan bahunya
"Siapapun yang mendapatkan adik ku, dia akan menjadi yang terbaik untuk y/n dan y/n akan menjadi miliknya sampai mati. Jadi aku harap kau tidak akan pernah berhenti berjuang sebelum y/n menentukan dengan siapa ia akan tinggal."
Tbccc
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine Till Death
De TodoGa pandai buat deskripsi yang penting baca aja dari awal biar ngerti okee...