Hyunjin melangkah mendekat, ada keraguan dalam hatinya namun ia tetap melangkah.
"Maafkan aku, sungguh aku menyesali semuanya."
Hyunjin membawa y/n kedalam pelukannya, y/n hanya diam tak membalas pelukan itu. Namun hyunjin cukup tau diri, y/n tidak menolak pelukannya saja itu sudah lebih dari cukup.
"Jika ada kehidupan selanjutnya, datanglah kepadaku terlebih dahulu agar kau menjadi milik ku y/n-ah"
Hyunjin melepas pelukan itu lalu tersenyum tipis.
"Selamat tinggal"
__________________
Berbulan bulan berlalu, semuanya berjalan dengan lancar bahkan nyaris tanpa halangan. Y/n yang sukses dengan toko bunganya, jaehyun yang mendapatkan tender besar lalu hyunjin yang menghilang tanpa kabar. Di mansion hanya tinggal yujin dan beberapa pegawai lain nya. Saat jaehyun bertanya kemana hyunjin, yujin hanya menjawabnya dengan senyuman lalu pergi menghindar.
"Ayolah bahkan kau sudah mengucapkan nya sebanyak dua puluh kali hari ini"
Mingyu kesal dengan tingkah jaehyun yang terus mendesaknya untuk membawa y/n berlibur ke eropa. Alasannya adalah untuk merayakan tender nya, namun mingyu tetap menolak karena y/n tidak boleh pergi jika bukan dengan nya.
"Ah kau ini, apa kau tidak ingin membuat y/n bahagia? Mingyu-ah bukankah eropa adalah impian y/n sejak kecil?"
Mingyu memijat pelipisnya, ia bosan dengan ocehan jaehyun. Pikirnya memang jaehyun saja yang bisa membawa y/n berlibur. Bahkan jika ingin, mingyu bisa membawa y/n keliling duni hari ini juga.
"Begini saja .Berikan aku alasan kenapa kau begitu mencintai y/n, jika jawabanmu memuaskan maka aku akan mengijinkan mu membawa y/n ke eropa"
Jaehyun tersenyum lebar di buatnya, baginya itu adalah pertanyaan yang terlampau mudah mungkin.
"Y/n adalah cahaya untuk ku, dulu saat aku belum menemukan nya bagiku semuanya buram. Aku hanya bisa meraba tanpa bisa merasakan, y/n adalah wanita pertama yang memberiku semua rasa. Rasa sakit, rasa bahagia, rasa pahit bahkan rasa penantian. Cintaku tak pernah luntur walaupun hanya setitik, dan alasannya hanya karena y/n lah orangnya"
Jaehyun menjawabnya dengan tulus, ada sirat yang tak bisa di jelaskan di wajahnya. Mingyu ingin menyangkalnya namun jaehyun membuktikan bahwa ia pantas untuk y/n. Mungkin sudah waktunya mingyu memberikan tanggung jawabnya pada jaehyun sebagai pengganti ayah mereka.
"Kalian membicarakan ku?"
Tanya y/n yang kini ikut bergabung dengan mingyu dan jaehyun di halaman belakang rumahnya itu. Dengan membawa nampan berisi dua gelas teh dan biskuit untuk pelengkap sore ini.
"Memangnya hanya kau yang harus kami bicarakan? Dasar anak kecil"
Celetuk mingyu membuat y/n memanyunkan bibirnya.
"Oppa, kau baik-baik saja? Kenapa kau tersenyum seperti itu?"
Jaehyun tersenyum lalu duduk di kursi yang bersebrangan dengan mingyu.
"Mingyu baru saja memberikan ijin untuk ku, kita akan berlibur ke eropa besok y/n-ah"
Mingyu membelalakan matanya hendak melancarkan protesnya namun urung karena y/n yang lebih dulu berbicara.
"Besok? Aku bahkan belum menyiapkan apapun, lalu siapa yang akan menjaga toko bunga selagi aku pergi? Siapa yang memberi makan kucingku? Lalu siapa yang mengurus oppa mingyu?"
Mingyu tertawa penuh kemenangan saat mendengar rentetan pertanyaan yang hampir sama dengan omelan itu.
"Semuanya sudah siap nona, toko bunga dan kucing juga sudah selesai. Aman. Kalau urusan mingyu, dia kan sudah tua jadi biarkan dia mengurus dirinya sendiri y/n-ah"
Mingyu bangun dari duduknya lalu menghampiri jaehyun, ia menendang kaki jaehyun lalu melenggang pergi tanpa rasa bersalah.
"Aish dasar pak tua, y/n-ah sakiit"
Jaehyun menunjukan raut wajah yang menyebalkan menurut y/n ia juga memilih pergi menyusul kakaknya.
"Yak Jung y/n!"
Belum menikah sudah mengganti marga se-enaknya, pasti jaehyun akan mendapatkan pukulan lagi dari mingyu nantinya.
__________________
"Masih memikirkan gadis itu hyunjin-ah?"
Tanya seorang wanita yang kini ikut bergabung dengan hyunjin yang sedang memandang lepas danau di depan nya.
"Kau tau jika bukan karena aku di bagian benua lain, aku mungkin sudah lari dan memeluknya. Rinduku padanya sungguh sudah sangat menumpuk Yuri-ah"
Ya wanita itu bernama Yuri, dia bisa di sebut sebagai teman baru hyunjin sekarang. Semua cerita tentang y/n Yuri ketahui dengan sangat detail karena hyunjin yang terus menceritakan y/n setiap kali mereka bertemu.
"Tidak ingin menemuinya?"
Hyunjin menggeleng lalu tersenyum
"Jika kami di takdirkan bersama, maka aku yakin suatu hari nanti kita akan bertemu lagi."
Yuri ikut tersenyum saat mendengar ucapan manis itu, ia lalu menepuk bahu hyunjin.
"Aku jadi tidak percaya dengan ceritamu, cerita tentang bagaimana kejamnya kau kepada y/n. Bahkan aku melihat kejujuran, ketulusan dan kehangatan di setiap kata-kata dan tatapanmu itu"
Hyunjin terkekeh mendengar perkataan yuri
"Kalau begitu kau beruntung karena menemuiku saat aku telah menjadi hyunjin yang lain. Seseorang pernah berkata seperti ini kepadaku, takdir memang selalu berbuat sesukanya namun aku percaya bahwa semuanya adalah yang terbaik untuk ku dan saat kau menyadari kesalahan mu lalu menjadi lebih baik maka saat itu pula kau menjadi pemenang." Hyunjin
"Sebab itu kau menjadi dirimu yang sekarang?" Yuri
Hyunjin mengangguk
"Aku tak ingin menjadi seorang pecundang yang memaksa takdir, aku tak ingin lagi membuat luka untuk siapapun itu."
Tbc....
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine Till Death
DiversosGa pandai buat deskripsi yang penting baca aja dari awal biar ngerti okee...