Part 31

157 33 7
                                    

"kalah? Bahkan aku jauh lebih unggul darimu, kita lihat nanti siapa yang sebenarnya kalah"

Hyunjin mengalihkan pandangan nya ke arah y/n yang sedang memegang tangan jaehyun erat

"Gapai tanganku sekarang dan semuanya akan berakhir, tidak akan ada yang terluka lagi jika kau bersama ku"

Hyunjin mengulurkan tangan nya dengan tatapan lembut kepada y/n. Namun y/n tak bergeming, ia hanya terdiam tanpa mau menerimanya.

"Kau tau bukan bahwa aku hanya mencintai jaehyun, mengapa kau harus bertindak sejauh ini hyunjin-ah?"

"Karena mu lah aku begini, jadi semua ini salah mu y/n-ah. Kematian Yoona, kecelakaan yang aku alami, kegilaan yang aku tampakan itu semua adalah karena mu!"

Jaehyun hendak menghampiri hyunjin namun y/n menahan nya.

"Biarkan ia meluapkan segalanya oppa"

"Jika kau tidak ingin bersama ku maka kau harus mati y/n-ah"

Hyunjin menodongkan pistol kearah jaemin, dengan kejamnya ia memberikan senyum mengerikan kepada y/n.

"Mendekat padaku atau ia akan mati"

Jaemin menggeleng, kebersamaan mereka yang singkat membuat jaemin juga menyayangi y/n sebagai teman nya. Ia tau yang mana yang terbaik untuk y/n maka oleh itu ia tak ingin y/n mendekat dan kembali pada hyunjin.

"Hwang hyunjin!"

Jaehyun melangkahkan kakinya namun kembali terhenti saat suara pistol yang di tembakan ke sembarang arah.

"Kau kira aku bercanda?"

Semua orang terdiam, Baekhyun memilih menundukan wajahnya karena ia tak tau harus melakukan apa. Sedangkan jaehyun, ia melihat ke arah y/n yang melangkahkan kakinya

"Y/n-ah?"

Hyunjin tersenyum, ia tau bahwa y/n tak akan bisa mengabaikan keselamatan orang-orang di sekitarnya.

"Oppa kau tau?, ada kisah indah yang tak harus bersama. Tuhan punya banyak rencana untuk umatnya. Aku yakin oppa jika kita berjodoh, mungkin tidak di kehidupan sekarang. Di kehidupan selanjutnya mari kita bertemu lagi dan bersama sampai akhir hayat."

Air mata lolos begitu saja di pipi keduanya, jaehyun terdiam saat y/n mengatakan hal itu dan terus melangkah mundur mendekati hyunjin.

"Aku tau kau akan terluka, namun inilah yang terbaik. Semoga kau menemukan kebahagiaanmu oppa. Aku mencintaimu Jung jaehyun"

Tepat saat y/n berada di depan hyunjin, ia membawa y/n ke belakang tubuhnya lalu tertawa keras.

"Ku akui jiwa kemanusiaan kalian sangatlah hebat, tapi jaehyun-ah lihatlah aku memenangkan segalanya. Hiduplah dengan baik dan jangan pernah ganggu aku dan y/n"

Hyunjin menarik y/n masuk kedalam mobilnya, menyisakan jaehyun, Baekhyun dan jaemin dengan tatapan nanar mereka. Yujin yang juga masih berada di sana membungkuk hormat lalu pergi.

"Y/n-ah"

Jaehyun meremat dadanya yang terasa begitu sesak dan nyeri. Ia tak mampu lagi berdiri, air mata kini membasahi pipinya. Separuh dari hidupnya telah hilang.

"Hyung"

Baekhyun mengerjapkan matanya lalu menghampiri jaehyun.

"Maafkan aku yang tak bisa membantu kalian"

Baekhyun menepuk pundak jaehyun, ia tau bahwa sekarang jaehyun sedang sangat hancur.

__________________________________

Beberapa tahun kemudian, Mingyu masih dengan setia menjalankan dua perusahaan besar miliknya dan juga jaehyun. Kabar tentang apa yang terjadi pada jaehyun dan y/n sudah ia ketahui. Sampai sekarang mingyu belum mendapatkan kabar apapun tentang y/n dan jaehyun atau bahkan hyunjin sekalipun.

"Kau memenangkan tender besar kembali tuan, selamat"

Mingyu hanya tersenyum tipis, baginya semua itu tidak berarti apapun. Ia merasa begitu kesepian, uang yang ia dapat tak semata-mata membuatnya bahagia.

"Em, aku akan berlibur selama beberapa hari di Busan. Aku harap kalian bisa menangani perusahaan saat aku pergi dengan baik."

Semuanya mengangguk patuh, lalu dengan segera Mingyu meninggalkan kantor. Tujuan nya satu, ia hanya ingin menenangkan pikiran nya yang begitu rumit belakangan ini.

Saat ia sampai di rumah besarnya, mingyu menghentikan langkahnya saat melihat ada seorang anak kecil yang sedang bermain mobil-mobilan kecil di depan rumahnya itu.

"Aku bahkan tidak pernah berkencan selama tujuh tahun terakhir, apa aku melupakan sesuatu?"

Gumamnya lalu menghampiri anak itu, ia berjongkok di depan nya lalu tersenyum.

"Hallo, boleh aku ikut bermain?"

Anak itu menatap mingyu dengan tatapan yang sulit di artikan membuat mingyu kembali memberikan senyum nya.

"Siapa namamu?"

"Jiyoon"

Ucapnya sambil terkekeh, mingyu mengusap kepala anak itu lembut.

"Kau seperti seseorang yang sangat aku kenali nak"

"Ah jiyoon-ah"

Ucap seorang wanita muda yang keluar dari rumah mingyu, sontak mingyu makin bingung di buatnya. Ia denga polosnya mengedarkan padangan ke sekeliling rumah guna meyakinkan bahwa ia tak mendatangi rumah yang salah.

"Bibi, apakah ia yang bernama paman mingyu?"

Pertanyaan anak itu membuat wanita itu tersenyum lalu mengangguk.

"Seperti yang dikatakan eoma mu aku yakin iya"

Anak itu tertawa lalu memeluk kaki mingyu erat.

"Paman aku merindukan mu"

"Aku paman nya?"

Wanita itu mengangguk

"Ia Hwang Jiyoon, dia adalah anak dari tuan Hwang hyunjin dan nona Kim y/n"

Perkataan wanita itu membuat mingyu sedikit limbung namun dengan segera ia menyeimbangkan tubuhnya agar tidak terjatuh bersama Jiyoon.

"Y/n?"

"Eoh oppa, aku disini"





























Tbc...

You Are Mine Till Death Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang