Niat Caibing buat ngapel hari ini gagal total, bukannya dapetin hati, malah dapet makian.
"Lagian, gila ya mau ngapel langsung kerumahnya, sabar anjir waktu Lo 3 bulan bukan 3 hari." Cibir Xiaoting.
Ya, emang dia juga kesel sendiri dengernya, pengen dapetin hati anak orang gini banget.
Padahal cuma mainan. "Bodo."
TIN!!
Mereka berdua sontak terkejut saat mendengar bunyi klakson yang suaranya seindah Lucinta Luna.
"Kampret, ngagetin Lo anjing!"
Ruiqi hanya tersenyum kikuk tanpa dosa. "Lagian, serius amat ngomongnya, bahas apaan nih? Bokep ya?"
TAK!
"Mulut Lo pengen gue nyes pake strikaan?!" Omel Xiaoting.
Pasalnya, tebakan itu jauh dari kenyataan, dan dekat dengan dosa. "Bercanda asu."
Karena muak dengan pertengkaran itu, Caibing justru bangun dan ngerebut kunci motor Ruiqi tanpa izin sama pemiliknya. "HEH MOTOR GUA ITU!!"
"Pinjem bentar."
Mungkin kalo itu motor orang lain, Caibing udah masuk sel penjara sekarang. "Kelakuannya makin gak bener..."
"Lo yang bikin dare gituan o'on."
***
BIB! BIB!!
Cklek...
"DUH APAAN LAGI SI—
"Caibing?"
Yujin melihat ke arah kanan dan kiri, memastikan orang yang menganggunya tadi tidak melihat mereka.
Setelah merasa aman, ia langsung menarik Caibing ke dalam kamar kosnya dan mengunci pintu.
"Lo—"
"Shuutt..."
Omongan Caibing berhenti karena bibirnya di cubit, semacem ngebungkem, tapi versi lucunya.
Setelah mastiin gak ada siapa siapa lagi diluar, Yujin segera ngelepasin tangannya. "Lo ngapain kesini?!"
"Nyari siapa?" Tanya Caibing ikut melihat kearah luar melalui jendela.
Yujin menggeleng. "Bukan urusan Lo, tudep, mau apa?"
Karena gak mau ngebuang banyak waktu, Caibing langsung ngebuka tas yang dia bawa dan ngeluarin beberapa buku rumus.
"Ini, buat apaan?"
"Ayo belajar bareng."
***
"Jadi, kalo pengen dapetin hasil dari ini, kita harus kaliin dulu sebagian, terus kalo udah, dibagi, sama tambahin Y nya yang tadi, faham?"
"Bing, gue lagi ngomong."
Sadar kalo dirinya ngelamun, Caibing ngerjain matanya berkali kali. "Hah? Gimana?"
"Jancok Lo ya."
"Hah?"
"LEMOT!!"
Dengan kesalnya Yujin langsung menghempaskan buku yang semula ada di pahanya, kini sudah mendarat ke tempat lain.
"Sorry, gua gak fokus."
"Mikirin apaan sih, yang ngajak belajar siapa, yang gak fokus siapa, pinter pinter bego, mana lemot lagi."
Sumpah serapah dan kata kata mutiara perlahan keluar dari mulut Yujin satu persatu, efek kesel mungkin. "Maaf, tapi tadi Lo.."
"Lo cantik banget, jadi gak fokus.."
"Hah?"
"Gak jadi, lanjutin aja."
"Gua gak tuli."
Tangan Caibing yang awalnya sedang menulis rumus seketika terhenti.
Saat menoleh, mata mereka sempat bertemu sesaat. "Secantik itu ya gue? Sampe ngeliatinnya tanpa kedip."
"Matanya liatin kemana? Hapalin rumusnya masih banyak!"
Dengan geramnya, Yujin memegang kedua pipi Caibing dan menolehkan wajahnya ke buku rumus yang udah dia tulis.
"Jin,"
"Lo udah ngajarin gua pelajaran matematika, gimana kalo sekarang kita umpan balik?"
Yujin sempet bingung. "Umpan balik?"
"Iya, giliran gua yang ngajarin Lo, gimana rasanya suka sama seseorang."
Yubing
KAMU SEDANG MEMBACA
Polaroid | Caijin✓
Fanfictionlove? cringe. -GL -Angst -Harsh words [ Homophobic do close this page, ty ]