Caibing ambruk seketika, dia gak pingsan, tapi kakinya terlalu lemah buat jadi tempat bertumpu.
"Maaf."
"Aku bosen denger kata itu, gak ada makna juga kan?"
"Maafin aku.."
Seakan tuli, Yujin justru menarik tangan Doyoung untuk segera pergi dari sana, meninggalkan Xiaoting yang tengah berusaha menenangkan Caibing sebisa mungkin.
"Tolongin dia..."
Xiaoting menggeleng. "Jangan gila, gue gamau biarin Lo mati disini."
Dengan kuat, Caibing mendorong pundak temannya itu. "Tolongin Yujin, please.."
Sempat ragu, tapi pada akhirnya Xiaoting pergi berlari dan menyewa sepeda motor untuk mengejar mobil Doyoung yang baru saja pergi.
Sedangkan Caibing? Dia cuma senyum miris sambil natap sunset yang perlahan mulai menghilang.
Dia nyesel, nyesel banget jadi orang bodoh, gak seharusnya dia sejahat ini sama Yujin, jangankan Yujin, sama siapapun dia gak boleh ngelakuin itu.
Pada akhirnya, dia kembali ke dalam mobil dan memutuskan untuk memotong jalan agar Yujin bisa diamanin.
"Buktiin, ayo Caibing kamu bisa!"
Setelah mengsemangati diri sendiri, dia langsung menyalakan mobil dan mencari jalan agar dapat memustus akses pergi dari mobil Doyoung.
***
Disisi lain, Xiaoting dengan kecepatan diatas rata rata berusaha untuk mengejar namun selalu terhalang karena jalan yang berbeda.
Gak kehabisan akal, dia mutusin buat nekat lewat pedalaman supaya bisa lebih Deket dari mobil Doyoung yang lagi diikutinya.
Sampai di pertigaan, jalanan keliatan rame, bener bener rame, padahal udah mau menjelang malam.
Saat ingin menyebrang, bersamaan dengan itu, Xiaoting membulatkan matanya saat mobil Caibing hendak memotong jalan sedangkan ada truk bermuatan yang melaju kencang dari jalan sebelah kanan.
Begitupun dengan Caibing sendiri, dia gak kalah kaget waktu ngedenger suara klakson kuat dari truk itu.
BRAKK!!
Xiaoting menggelengkan kepalanya tidak percaya dengan kejadian barusan, dirinya langsung berlari ke tempat dimana mobil Caibing terguling.
Doyoung dan Yujin juga tidak kalah kaget, terutama Yujin, dia sampai terdiam beberapa detik saat melihat kecelakaan yang terjadi persis didepan matanya.
Di dalam mobil, Caibing belum sepenuhnya tidak sadarkan diri, kesadarannya tersisa sedikit namun hal itu ia gunakan untuk menggenggam satu foto polaroid yang berlumuran darah.
Foto itu diambil Minggu lalu, saat mereka berdua menghabiskan hari Sabtu Minggu diatas gunung dan menikmati pemandangan yang amat indah.
Namun semuanya seakan sirna saat melihat foto itu berlumuran dengan darah.
Dengan panik, Xiaoting segera menelfon 119 agar sahabatnya dapat segera di selamatnya. "Hallo? Dengan 119? Tolong baru aja ada kecelakaan di pertigaan, mobilnya hampir rusak dan temen saya masih disana."
"Bawa tim medis secepatnya.." Suara Xiaoting perlahan bergetar, dia gak kuasa ngeliat apa yang ada didepannya sekarang.
Persetan dengan polisi, itu akan lama, Xiaoting langsung membuka paksa pintu dan mengeluarkan Caibing yang penuh dengan darah dari dalam mobil.
"Bertahan, buat Yujin."
Yubing
KAMU SEDANG MEMBACA
Polaroid | Caijin✓
Fanfictionlove? cringe. -GL -Angst -Harsh words [ Homophobic do close this page, ty ]