"Eh Bing, geser dong, pengen duduk juga gua." Perintah Xiaoting.
Pasalnya, mereka sekarang lagi nungguin Yujin sama Yurina beli Boba yang antriannya sepanjang cacing.
Tanpa ngerespon, Cai Bing geserin duduknya ke sebelah kiri supaya Xiaoting dapet space.
Pas lagi asik asiknya nunggu sambil nyumbat telinga, Xiaoting malah mukulin pundaknya berkali kali. "Ck apaan sih?!"
"Heh heh! Anjir, liat, liat!" Tunjuk Xiaoting.
Jujur aja, Caibing sendiri bingung dia nunjuk kemana, masalahnya orang banyak banget disini, jadi bisa aja salah.
"Apaan?" Tanya Caibing. "Yang bener aja, Lo nunjukin laler?"
Plak!
"Itu anjing!" Xiaoting langsung narik kerah samping Caibing dan memperjelas apa yang dia tunjuk. "Buta mata Lo!"
"Loufei?" Tanya Caibing mastiin. "Dia ngapain di Korea?"
"Makanya itu, kalo gak penting ogah juga gue gangguin Lo."
Gak heran mereka kaget, karena Loufei sendiri itu pernah dikejar sama Caibing, bilang aja mantan gebetan.
"Liatin apa?"
"Hah?"
Yujin sama Yurina natap dua orang itu dengan tatapan aneh. "Liatin cewe seksi ya berdua?!" Tuduh Yujin.
"Enak aja! Asal ngomong ketelen nyamuk tau rasa." Bantah Xiaoting tegas.
Disamping itu semua, Caibing udah berdiri dari duduknya lalu ngerebut satu Boba yang ada di tangan kiri Yujin. "Udah? Ayo."
***
"Gitu doang bisa ketauan?! Gila!"
Ruiqi natap gak terima ke arah laki laki yang ngeremehin dia barusan. "Lo jangan gila, kalo mau masuk penjara sendirian aja dong!" Balasnya.
Doyoung sontak balikin badannya. "Inget, Lo punya utang nyawa sama gua."
"Ya, terus? Gue juga gak minta buat di selametin, emang tujuannya bunuh diri kan?" Ucap Ruiqi enteng, dia maju satu langkah lalu donggakin dagunya Doyoung. "Gw bisa aja berkhianat, tapi gatau kapan."
Denger itu, emosi Doyoung semakin meluap, gak segan segan dia ngedorong Ruiqi ke dinding sambil ngecekik leher perempuan itu.
"Jangan berani beraninya Lo ngelakuin itu!!"
Walau keadaannya udah skalatul maut, Ruiqi masih bisa senyum. "Guee, gak, akan, takut!"
Bruk!!
Setelah badannya di lempar cukup kuat, Ruiqi ngerasain kalo tangannya sakit, mungkin karena efek berantem habis habisan tadi.
"Sok keras, Di giniin aja udah patah tangan."
***
"Minta!"
"Gak,"
"Ihh, bagi sedikitt aja, kok pelit?"
Bukannya ngalah, Caibing justru ngangkat stick kentang tornadonya tinggi tinggi, tujuannya supaya gak diambil sama Yujin.
"Tau ah."
Xiaoting sama Yurina cuma natap aneh dua pastutri yang rebutan kentang barusan. "Jin, punya Lo mana?" Tanya Yurina.
Dengan santainya, Yujin malah jawab. "Habis."
"Rakus.." Gumam Xiaoting pelan, tapi tetep kedengeran suara semut sama Yujin.
"Matinya pengen di mutilasi atau langsung kremasi?"
"Gak tertarik." Balas Xiaoting.
Kalo boleh jujur, ini Double date ter absurt sepanjang sejarah, gak ada mesra mesranya sama sekali, Yurina sama Xiaoting juga PDKT-an tai bebek.
Niat gak niat.
"Yur, mendingan kita berdua aja yang pacaran." Usul Yujin.
"Loh-ANJING SAKIT!!"
Bukannya kasih ampun, Yujin justru narik ikatan rambut Yurina biar temennya itu ngedeket, setelah jarak mereka tipis, dengan gak ragu langsung dia rangkul.
"Tukeran pasangan."
Caibing dari tadi diam bukan berarti dia gak merhatiin.
Karena bosen, Caibing milih buat pergi diem diem mumpung mereka bertiga masih asik ngobrol.
"Yaudah, ayo lanjut." Ajaknya setelah balik ke perkumpulan tadi.
"Loh? Bing? Cewe siapa yang Lo gandol?"
Yubing
KAMU SEDANG MEMBACA
Polaroid | Caijin✓
Fanfictionlove? cringe. -GL -Angst -Harsh words [ Homophobic do close this page, ty ]