[ 15 ] - Rumah sakit

307 59 6
                                    

Udah lima hari Yujin sakit sakitan, padahal biasanya dia gak kaya gini pas demam, karena takut kenapa napa, Yurina sama Mashiro mutusin buat bawa temennya itu ke dokter.

Kalo penyakit yang engga engga, mereka juga yang repot.

"Demam berdarah kan Lo, makanya gausa mainan nyamuk."

Yujin lengkungin bibirnya kebawah, dia juga gak expect bakal kena DBD kaya gini, secara juga gak mainan nyamuk, dari mana itu virus dateng.

"Berarti harus nginep disini? Ihh gamau, ntar kalo gue di infus gimana? Sakit dong.."

"Alay, cuma disuntik juga, biar cepet sembuh." Sambung Mashiro yang baru dateng sambil bawa satu kantong kresek warna hitam.

Dia langsung ngeletakin kantong itu diatas meja.

Anyway, sekarang mereka lagi ada di kantin rumah sakit, karena Yujin pengen makan dulu sebelum di infus.

"Belinya dimana?" Tanya Yurina.

"Warung mang Cecep."

"Jin, gak mau?"

Bukannya ngejawab, Yujin malah ngedopang kepalanya diatas lengan, pusingnya dateng lagi.

"Lemes, ngantuk, pusing, cape."

"Mau pulang.."

Yurina natap ke arah Mashiro, lalu gelengin kepalanya, mereka bingung harus bujuk gimana supaya Yujin mau makan.

"Kalo nanti lemes, disuntiknya makin sakit, jadi makan dulu ya."

"Kok baik?" Tanya Yujin heran. "Gak biasanya Lo berdua kaya gini."

Mendengar itu, Mashiro memutar bola matanya kesal, di diemin diem beneran, di benerin malah bener sendiri.

"Terserah deh, yang penting makan, kesukaan Lo nih, bubur ayam spesial."

Yujin meneguk salivanya waktu ngeliat bubur favorite yang selalu dia damba dambain sekarang muncul di hadapannya sendiri. "Di traktir kan?"

"Bacot ah, buruan makan, dokter cuma kasih waktu setengah jam."

Dengan sedikit senyum, Yurina merhatiin sahabatnya yang keliatan banget sakit, walau gitu dia juga heran kenapa Caibing gak Dateng buat jengukin Yujin.

Sedikitpun engga, nanyain kabar juga gak ada.

Ting!

"Aelah, siapa sih— Loh?!"

"Aelah, siapa sih— Loh?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Awshh, sakit banget huhu.." Yujin hampir menangis saat ini.

Pasalnya, waktu jarum infus di suntikan itu bener bener sakit, dia sampai nyengkram jaket tebelnya Yurina karena takut.

"Jin, yakali Lo gini doang mau nangis? Gak malu sama sepupu gue? Diinfus setiap bulan aja mampu."

Dengan kesalnya, Yujin justru menggeram, namun pandangannya teralih pada sang dokter yang baru aja selesai ngatur infusnya.

"Gak ada suntik suntikan lagi kan dok?"

Dokter itu menggeleng. "Enggak kok, tapi tergantung kondisinya ya, makanya sembuh, supaya gak disuntik lagi."

"Noh, denger!" Ledek Yurina.

Jujur saja, rasa geram ingin membunuh Yurina sudah diatas umbun umbun, tapi tetap dia tahan karena temennya cuma dua.

"Tapi, kira kira sembuhnya kapan?"

Lagi lagi, dokter itu hampir ketawa. "Udah saya bilang tergantung imun tubuh kamu, makanya jangan banyak tingkah, nanti kecapean."

"Masih ada pasien lain yang harus saya urus, permisi ya..."

Setelah menatap kepergian dokter tadi, Yujin reflex melempar cardigan yang dia pake tadi ke muka Yurina.

"Pfftt..." Tawa Mashiro hampir pecah. "Dendamnya Kebales."

Cklek...

"Yujin, gimana keadaan Lo?"

Yubing

Polaroid | Caijin✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang