Seorang gadis dengan tubuh yang gak terlalu tinggi berdiri di depan satu makam bersama sahabatnya.
Jika dilihat lihat, orang itu ada Yujin, dan juga Xiaoting.
Setiap Minggu Yujin akan menyempatkan waktunya agar dapat menjenguk Caibing agar menghilangkan rasa rindu yang selama ini ia rasakan.
Caibing, namanya bagus kan? Indah juga, saking indahnya sampe susah buat di lupain, padahal orangnya udah jadi abu.
Banyak request sama orang mati.
"Udah?" Yujin mengangguk.
Xiaoting langsung menggandeng tangan Yujin kemudian keduanya memejamkan mata dan berdoa didalam hati.
"Udah 3 tahun, Yujin aman aman aja, tapi dia gak bisa ngelupain Lo, makin kesini makin lucu, jangan marah ya kalo gue suka sama dia."
"I miss u, kalo kamu cuma ghosting mendingan jangan masuk ke mimpi ya, aku capek nginget terus.."
Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Caibing sempat sadar dan meminta Xiaotiing untuk menjaga Yujin jika dirinya tidak baik baik saja.
Dan hal itu benar benar terjadi, selama 3 tahun setelah kematian, Yujin dijaga dengan baik, bener bener Xiaoting bakal marah kalo semisal Yujin lecet sedikit aja.
Untuk Yurina? Gak tau kabarnya gimana, setelah balik ke Jepang bareng Mashiro, mereka udah gak kontakan sama sekali.
Setelah keluar dari pemakaman, mereka masuk ke dalam mobil dan hendak pergi dari sana. "Mau makan?" Tawar Xiaoting.
Yujin mengangguk. "Boleh, asal ga ceker aja."
Xiaoting sedikit mengulas senyum, sudah menjadi kebiasaan bahwa Yujin selalu mengingatkan pasal 'jangan makan ceker ayam'.
"Okey, kita jalan jalan sekalian cari makan."
***
"Pelan pelan makannya." Tegur Xiaoting, dia mengambil tissue kemudian mengelap sisa sisa saos yang menempel di sudut bibir Yujin.
"Cape tau gasi, gila tadi udah berangkat pagi buat ngelarin skripsi yang kurang, malah disuruh reka ulang, dosen sialan sih."
"Iya, makanya cepet lulus biar gak ketemu dosen lagi."
"Gak kerasa ya.."
Xiaoting mendonggak. "Gak kerasa apanya?"
"Udah 3 tahun Caibing ninggalin kita semua, pertemanan juga renggang karena Yurina sama Mashiro balik ke Jepang, Ruiqi gada, terus juga Yaning balik ke China."
Mendengar ucapan barusan, Xiaoting sedikit merasa sedih, dia merindukan seasik apa circle mereka dulu.
Mungkin kalo tangan kotor Doyoung tak nyentuh Ruiqi sampai meninggal, semuanya gak akan seburuk ini.
Sirna, dan cuma tersisa mereka berdua.
"Iya, kalo di inget Inget, kangen masa SMA, hidup kaya gak ada beban, pas kuliah malah beban semua."
"Kalo itumah, gue setuju! Sekarang pengen kerja aja, yang penting ada ktp, walau mukanya butek banget pas foto KTP."
Xiaoting meneguk segelas air lalu balik ngomong. "Lo cantik gimana aja."
"Ngaco, sifat buayanya keluar."
"Banyak cecan tuh, godain coba."
"Gamau.." Balas Xiaoting geli.
Pada akhirnya, semua itu gak berjalan mulus, hidup ada lika liku, kalo gak ada, tandanya kalian bukan hidup.
Sampai pada akhir yang belum bener bener akhir, Yujin ngerasain kebahagiaan lain, walau bukan yang dia pengen.
"Kalo ada orang lain yang gantiin kamu, tapi gak akan ada yang bisa nyalip sampe no.1, karena itu tempatnya khusus buat kamu, Caibing."
THE END
cape juga ya push end malem ini, makasih udah ngikutin ceritanya dari awal hingga akhir, srry kalo gapuas sama end, namanya angst kalo happy end dunia sdg tidak baik baik saja
KAMU SEDANG MEMBACA
Polaroid | Caijin✓
Fanfictionlove? cringe. -GL -Angst -Harsh words [ Homophobic do close this page, ty ]