[ 02 ] - Taruhan

386 77 0
                                    

"Siapa yang mengizinkan kalian berdebat di kantin?"

Caibing dan Yujin saling menatap satu sama lain, namun tatapan itu seperti...

Tatapan kebencian.

"Maaf pak, saya gak akan mulai kalo dia gak mulai duluan."

Mendengar itu, Yujin merasa tak terima. "Dia bohong pak! Lo jangan playvictim deh!"

"Sudah sudah, saya tidak ingin mendengarkan perdebatan kalian lagi." Potong guru BK.

"Sebagai hukuman, pergi ke halaman sekolah dan bersih bersih disana sampai jam istirahat kedua, guru olahraga akan memantau kalian."

Dengan sebalnya, mereka berdua langsung menghela nafas malas.

Terutama Caibing, dia tak membuat masalah namun harus ikut terkena imbas karena Yujin. "Baik bu."

***

Setelah keluar dari ruangan BK, Caibing dan Yujin berjalan ke arah lapangan dengan kesal.

Tak lupa juga, perdebatan terus terjadi. "Gara gara Lo sih!"

Karena tak ingin terkena masalah lebih lanjut, Caibing memilih tetap diam, menurutnya diam adalah hal terbaik.

Selain untuk menghindari masalah, itu juga akan berguna agar tidak terlihat seperti orang yang banyak tingkah.

"Yaelah masih aja diem, serah deh, buruan ambil sapunya, awas Lo kabur."

Tanpa menjawab, Caibing mengambil sapu dan membersihkan beberapa dedauan yang kering yang jatuh kemudian memasukan sampah sampah itu kedalam tempat sampah.

Berbeda dengan Yujin, gadis itu terlihat sangat malas dan tidak niat sama sekali mengerjakan hukuman ini. "Woi, bantuin dong."

"Diem."

Hanya kata itu yang keluar dari mhlur Caibing.

Menurutnya, Yujin terlalu banyak omong, sehingga ia menjadi tidak fokus.

"Ck."

***

"Bing, Lo habis dari mana aja anjir?! Kenapa gak masuk kelas?"

Caibing yang baru keluar dari toilet menatap ketiga temannya sekilas. "Dihukum."

Mendengar itu, sontak Xiaoting, Ruiqi, dan Yaning menggeram kecewa. "Yah, kirain kaga ketauan."

"Cacat Lo ah, masa gitu doang dihukum."

Karena kesal, Caibing memasukan satu pisang goreng utuh kedalam mulut Ruiqi untuk membungkam agar temannya tidak bacot.

"Kegedean bangsat!" Geram Ruiqi, ia langsung mengunyah sisa pisang goreng yang ada di mulutnya hingga habis.

Melihat kelakuan itu, Xiaoting hanya dapat menggeleng tidak habis fikir.

"Dihukum sama Yujin?"

Caibing hanya menganggukan kepalanya. "Siapa lagi."

Secara tidak sengaja, Ruiqi mendapatkan satu ide cemerlang dari kepalanya.

Dengan segera, ia membisikan sesuatu kepada Yaning, dan membuat perasaan Caibing begitu juga dengan Xiaoting merasa janggal. 

"Bing, kita taruhan gimana?"

Caibing mengercitkan dahinya. "Taruhan? Males."

"Yahh, masa cupu banget sih Lo, takut ya?"

Brak!

Yaning memukul meja kemudian berdiri dari kursi yang ia duduki. "Cemen ah, ditantang Taruhan doang gak berani."

Xiaoting langsung meminta agar Yaning kembali duduk. "Jangan malu maluin."

"Lagain, kalian ngerencanain apaan lagi anjir?"

"Gak jadi dah, males nantangin orang cup—"

"Ok."

Potongan satu kata itu sontak membuat Ruiqi tersenyum miring.

"Tantangannya, kalo Lo berhasil naklukin hatinya Yujin, kalo bisa bawa sampe pacaran, gua pastiin, masalah kuliah di Kanada bakal batal."

Karena tertarik dengan taruhan barusan, Caibing mengangkat satu alisnya. "Bikin Yujin suka sama Gua?"

Ruiqi mengangguk. "Dalam waktu 3 bulan."

"Soal fair atau engga, jangan khawtir, Lo gak akan jadi kuliah di Kanada."

"Deal."

Yubing

Polaroid | Caijin✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang